HUBUNGAN DERAJAT RASA HAUS DENGAN FRAKSI EJEKSI DAN KADAR NATRIUM PLASMA PADA GAGAL JANTUNG KRONIS USIA LANJUT
dr. Sri Lestari, dr. I Dewa Putu Pramantara, SpPD-KGer
2013 | Tesis | S2 Ilmu Penyakit DalamHaus merupakan simptom yang umum dan mengganggu bagi pasien gagal jantung. Banyak pasien gagal jantung usia lanjut mengeluh rasa haus berlebihan. Perjalanan alamiah gagal jantung, terapi farmakologi dan non farmakologi dapat meningkatkan haus. Cardiac output yang rendah dan peningkatan aktivasi sistem neurohormonal seperti sistem renin-angiotensin-aldosteron akan merangsang pusat haus di hipotalamus. Hubungan antara rasa haus dengan fraksi ejeksi dan kadar natrium plasma pada pasien gagal jantung kronis usia lanjut belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat rasa haus dengan fraksi ejeksi dan kadar natrium plasma pada gagal jantung kronis usia lanjut. Penelitian menggunakan metode potong lintang, dilakukan di Bagian Penyakit Dalam dan Bagian Kardiologi RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Subyek penelitian adalah pasien usia lanjut penderita gagal jantung klas fungsional III-IV sesuai dengan kriteria NYHA, usia ≥ 60 tahun. Pengukuran rasa haus dilakukan dengan menggunakan VAS skor. Pemeriksaan fraksi ejeksi dilakukan dengan ekokardiografi. Karakteristik subyek penelitian disajikan dalam bentuk rerata dan simpangan baku. Hubungan antara derajat rasa haus dengan fraksi ejeksi dan kadar natrim plasma dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Nilai p <0,05 dianggap signifikan. Didapatkan 30 subyek dengan 63,3% laki-laki, median usia 69,5 tahun. Diperoleh rerata rasa haus 63,67±17,5 mm dan rerata fraksi ejeksi sebesar 41,93±15,5%. Rerata hasil pemeriksaan kadar natrium adalah 139,7±4,1 mmol/l sedangkan rerata osmolalitas plasma 296,4±10,1 mOsm/kg. Pada uji korelasi Pearson didapatkan korelasi antara rasa haus dengan fraksi ejeksi adalah korelasi negatif lemah namun tidak signifikan secara statistic (r=-0,314,p=0,091). Tidak didapatkan korelasi antara rasa haus dengan kadar natrium plasma (r=-0,04 p=0,833).
Thirst is a common symptom and disturbing for patient with heart failure. Many elderly patients with heart failure get severe thirst. Natural history of heart failure, pharmacologycal and non-pharmacologycal therapies could increase the thirst level. Low cardiac output and activation of neuro-hormonal system e.g. renin-angiotensin-aldosteron system, would stimulate the thirst center in hypothalamus. Correlations of thirst with ejection fraction and plasma sodium level in elderly with chronic heart failure have not been known yet. The aims of this study are to investigate the correlations of thirst with ejection fraction and plasma sodium level in elderly with chronic heart failure. Cross sectional design has been conducted on elderly patients (age of ≥ 60 years) with heart failure of functional class of III-IV (based on NYHA criteria) in Department of Internal Medicine and Department of Cardiology, Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta. Measurement of thirst was done using VAS score, while the investigation of ejection fraction was performed using echocardiography. Characteristics of subjects were presented in the average and standard deviation values. Correlations between thirst with ejection fraction and plasma sodium level were analyzed by using Pearson correlation test with p < 0.05 considered to be significant. There were 30 subjects, 63.3% male, median of age of 69.5 years. The average of thirst value was 63.67±17.5 mm and the ejection fraction was 41.93±15.5%. The average of plasma sodium level and plasma osmolality were respectively 139.7±4.1 mmol/l and 296.4±10.1 mOsm/kg. Pearson correlation test has revealed weak negative correlation of thirst and ejection fraction (r=-0.314, p=0.091). On the other hand, there was no correlation between thirst and plasma sodium level (r=-0.04 p=0.833).
Kata Kunci : usia lanjut, rasa haus, gagal jantung kronis, fraksi ejeksi, natrium plasma