PERBANDINGAN ANTARA MISOPROSTOL DAN KURETASE DALAM PENATALAKSANAAN ABO RTUS INKOMPLET

Muhammad Javedh Iqbal, dr. H. Risanto Siswosudarmo, SpOG(K)

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Latar belakang: Abortus inkomplet memiliki kontribusi dalam morbiditas dan mortalitas maternal. Misoprostol dapat digunakan sebagai alternatif penatalaksaan abortus inkomplet disamping tindakan bedah. Kuretase merupakan tindakan bedah yang menjadi prosedur standar dalam penatalaksanaan abortus inkomplet di RS Sardjito. Penelitian menunjukkan misoprostol 600 μg secara oral memiliki keberhasilan yang tinggi dalam penatalaksanaan abortus inkomplet. Tujuan penelitian: Membandingkan keberhasilan dosis tunggal misoprostol 600 μg oral dengan prosedur kuretase dalam penatalaksanaan abortus inkomplet umur kehamilan ≤ 12 minggu. Rancangan penelitian: Uji klinik secara random Metode penelitian: Subyek yang layak mengikuti penelitian ini dirandomisasi menjadi kelompok misoprostol atau kuretase. Luaran primer yang dinilai adalah keberhasilan tindakan, sedangkan luaran sekundernya adalah kejadian infeksi dan perdarahan. Evaluasi pasien dilakukan 1 minggu setelah intervensi. Pasien yang mengalami kegagalan hasil tindakan disarankan untuk dilakukan kuretase. Hasil penelitian: Keberhasilan tindakan dicapai pada 48 orang (84,2%) kelompok misoprostol dan 54 orang (100%) kelompok kuretase. Risiko relatif keberhasilan misoprostol sebesar 0,84 (95%CI 0,75-0,94). Kejadian infeksi tidak ditemukan pada kedua kelompok perlakuan. Kejadian perdarahan sebanyak 1 orang (1,8%) kelompok misoprostol, sedangkan pada kelompok kuretase tidak didapatkan kejadian perdarahan setelah intervensi. Kesimpulan: Pemberian dosis tunggal misoprostol 600 μg oral memberikan keberhasilan tindakan yang lebih rendah dibandingkan kuretase dalam penatalaksanaan abortus inkomplet ≤ 12 minggu, perbedaannya bermakna secara statistik. Prosedur kuretase menjadi pilihan utama pada penatalaksanaan abortus inkomplet.

Background: Incomplete abortion has contributed to maternal morbidity and mortality. Misoprostol can be used as an alternative management of incomplete abortion beside surgical procedure. Curettage is a surgical management that became standard procedure in incomplete abortion at Sardjito hospital. Studies showed that a single dose 600 μg oral misoprostol has a highly success rate in the management of incomplete abortion. Objective: Comparing the success rate of a single dose 600 μg oral misoprostol to curettage in the management of incomplete abortion which gestational age less than 12 weeks. Design of study: Randomized controlled trial Material and method: The eligible subjects of this study were randomized to misoprostol management or to curettage management. The primary outcome was success rate of the intervention, while the secondary outcome was the incidence of infection and bleeding. Follow-up of patients was performed 1 week after the intervention. Patients, who failed to achieve success of treatment, were offered to get curettage. Results: The success of treatment was achieved in 48 patients (84,2%) of misoprostol group and 54 patients (100%) of curettage group. The relative risk success rate of misoprostol was 0,84 (95%CI 0,75-0,94). The incidence of infection was not found in both treatment groups. Incidence of bleeding was 1 patient (1.8%) of misoprostol group, whereas in the curettage group not found the incidence of bleeding after the intervention. Conclusion: Single dose of oral misoprostol 600 μg has success rate lower than curettage in the management of incomplete abortion less than 12 weeks of gestational age, the difference was statistically significant. Curettage procedure is the first choice for management of incomplete abortion.

Kata Kunci : Abortus inkomplet, misoprostol, kuretase