PERBANDINGAN KINERJA INVESTASI PADA REKSADANA SAHAM YANG DIKELOLA OLEH MANAJER INVESTASI LOKAL DAN ASING DI INDONESIA
Desy Tri Cakrie, Prof. Dr. Marwan Asri., MBA., Ph.D.
2013 | Tesis | S2 Magister ManajemenSeiring dengan peringkat investasi Indonesia yang mengalami peningkatan beberapa menjadi negara layak investasi (investment grade), menjadikan kondisi perekonomian Indonesia semakin membaik. Hal ini tentunya memperbesar peluang untuk bisa meningkatkan kegiatan investasi di Indonesia dan menjadikan investasi yang paling menjanjikan saat ini adalah pasar modal. Ketika tingkat suku bunga bank yang terus menurun membuat sebagian besar investor mencari alternatif investasi lain yang dapat memberikan return yang lebih besar. Kondisi tersebut diperkirakan akan berpengaruh terhadap bursa saham Indonesia yang masih akan terus mengalami tren positif secara jangka panjang. Dilihat dari return dan risiko yang harus ditanggung oleh investor, reksadana saham menjadi salah satu pilihan investasi menarik bagi investor. Selama kurun waktu 2009-2011 NAB reksadana saham merupakan jenis reksadana yang paling memberikan kontribusi paling besar dari total NAB reksadana yang ada di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya reksadana saham, dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah reksadana saham dan perusahaan manajemen investasi yang mengelolanya dalam pasar modal Indonesia, menjadikan reputasi pengelola reksadana atau Manajer Investasi menjadi faktor yang sangat penting. Perusahaan-perusahaan manajemen investasi harus mampu menitikberatkan investasinya pada sektor-sektor yang strategis untuk bisa mendapatkan return yang maksimal. Untuk itu peneliti melakukan pengujian terhadap tingkat return yang diterima antara reksadana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi lokal dibandingkan dengan Manajer Investasi asing, untuk mengetahui reksadana mana yang menghasilkan kinerja yang lebih baik. Pengukuran kinerja reksadana saham dengan dengan metode Risk Adjusted Return (return yang memperhitungkan risiko) pada 14 sampel reksadana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi lokal dan 14 sampel reksadana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi asing menggunakan metode Indeks Sharpe, Treynor, Jensen dan IHSG sebagai benchmark. Berdasarkan hasil dari perhitungan kinerja reksadana saham kemudian diberikan ranking dari nilai indeks yang terbesar sampai nilai indeks terkecil dan melakukan analisa terhadap produk reksadana yang memiliki kinerja terbaik (Top Performance) dan yang terburuk (Worst Performance). Dari hasil pengukuran terhadap 48 reksadana saham, menunjukkan hasil bahwa secara keseluruhan reksadana saham yang memiliki kinerja yang baik (nilai positif) pada ketiga indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen didominasi oleh reksadana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi lokal. Sedangkan pada Indeks Sharpe dan Treynor terdapat 20 reksadana saham atau sekitar 71% yang memiliki peringkat yang sama atau nyaris sama. Suatu portfolio dikatakan optimal apabila menghasilkan urutan hasil kinerja yang sama, sehingga dapat dikatakan bahwa reksadanareksadana saham pada Indeks Sharpe dan Treynor memiliki portfolio yang terdiversifikasi dengan baik. Namun berdasarkan persentase yang dihasilkan dari ketiga Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen, dapat disimpulkan secara keseluruhan kinerja reksadana saham yang dihasilkan dinilai masing kurang baik karena sebagian besar memiliki kinerja dibawah kinerja pasar. Produk reksadana saham yang layak menjadi pilihan investasi adalah reksadana yang memiliki peringkat kinerja tertinggi yang menunjukkan bahwa portfolio yang dimiliki oleh reksadana saham tersebut menghasilkan kinerja terbaik diatas benchmark pasar. Reksadana saham yang memiliki kinerja positif dan melebihi kinerja pasar, serta konsisten mampu berada pada peringkat 10 teratas dan memiliki portfolio yang terdiversifikasi dengan baik dari ketiga Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen adalah reksadana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi lokal, yaitu : Panin Dana Prima dikelola oleh Manajer Investasi Panin Asset Management yang merupakan peringkat kinerja tertinggi dan Syailendra Equity Opportunity Fund dikelola oleh Manajer Investasi PT Syailendra Capital. Jadi kesimpulannya, dari hasil pengukuran pada ketiga Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen menunjukkan bahwa reksadana saham yang dikelola oleh Manajer Investasi lokal lebih baik daripada yang dikelola oleh Manajer Investasi asing.
Along with the increase Indonesia’s grade becomes an investment grade country, make the economic condition in Indonesia is getting better. It also a chance to increase the number of investment in Indonesia and it make the capital market as a good choice for investment. When bank’s interest rate decreased, most all of investor are looking for other alternatives which have higher return. This condition will have good influence in long term for stock market in Indonesia. Based on return and risk of the investment, equity mutual fund is an attractive choice for investor. During the period 2009-2011, Net Asset Value of equity mutual funds have the biggest contribution from the total Net Asset Value of mutual funds in Indonesia. Along with the increase of equity mutual funds investment, which indicated from higher numbers in every year and including the increase of investment managers who managed it in Indonesia’s capital market, make the investment manager’s reputation become a very important factor. Investment companies need to allocate the portfolio on potential or strategic sectors to optimizing the return. Based on the background, the purpose of this research is to compare the return of equity mutual funds which managed by domestic and foreign investment managers, hence the investor know which one of investment manager type (domestic or foreign) which have the best result or highest return. Performance measurement by calculating 14 samples of equity mutual funds which managed by domestic investment manager and 14 samples of equity mutual funds which managed by foreign investment manager by using methods of Sharpe, Treynor, Jensen and IHSG as a benchmark. From the performance measurement, it will rank from the highest scores to the lowest score of index and make analysis for Top and Worst performance of equity mutual funds. Based on the measurement from 48 samples of equity mutual funds, the result showed good performances (positive index) from all methods of Sharpe, Treynor, Jensen and it dominated by domestic investment managers. From Sharpe and Treynor measurements, there are 20 equity mutual funds or about 71% which have similar rank. A portfolio can be an optimal portfolio if they have similar result, hence it can be concluded that equity mutual funds performance from Sharpe and Treynor measurements are well diversified. But based on percentage from all measurement of Sharpe, Treynor, Jensen, the performance of equity mutual funds overall are underperformed of the market. The best equity mutual fund is the one which have best performance or outperformed of the market. Equity mutual funds which have positive result and in top 10 rank consistently, also well diversified from all of Sharpe, Treynor, Jensen measurements, are from domestic investment managers: Panin Dana Maksima which managed by Panin Asset Management (as the best performance or higher result) and Syailendra Equity Opportunity which managed by PT Syailendra Capital. From the result, we can conclude that the best performance or highest return of equity mutual funds is from domestic investment manager.
Kata Kunci : Reksadana saham, Manajer Investasi lokal dan asing, Risk Adjusted Return (Indeks Sharpe, Treynor, Jensen), peringkat kinerja reksadana saham