PENERAPAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PROYEK PENGEBORAN SUMUR BOR DI PT CHEVRON GEOTHERMAL INDONESIA

Tommy Souvanir, Dr. Kuncoro Hartowidodo, M.Eng.

2013 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengimplementasian dari teori proses pengambilan keputusan yang dipaparkan oleh Gibson (2009) dengan proses aktual pengambilan keputusan di sebuah perusahaan. Proses aktual pengambilan keputusan di sebuah perusahaan yang diteliti pada penelitian ini adalah proses pengambilan keputusan pada sebuah proyek pengeboran di Chevron Geothermal Indoensia. Drilling and Completion (D&C) Departemen Chevron memformulasikan sebuah model pengambilan keputusan Single well Chevron Project Development and Execution Process (SW-CPDEP) dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas dalam proses pengambilan keputusan, serta dapat menghasilkan value serta mendeliver value yang dihasilkan. Dari 5 fasa SW-CPDEP, fasa ke 2 adalah fasa terpenting dikarenakan pada fasa inilah proses pengambilan keputusan dilakukan. Pada fasa 2 SW-CPDEP, Well Decision Team (WDT) mulai dipimpin oleh Drilling Engineer (DE), dimana WDT harus menyiapkan final Value Base Well Objective (VBWO) sebagai tahapan penetapan tujuan yang spesifik dan terukur, Menyiapkan Bridging Document (BD) dan Uncertainty Management Plan (UMP) sebagai tahapan mengidentifikasi semua permasalahan, menyiapkan alternatif potensial, Risk Assessment of Alternatives (RAA), Develop Strategy Table (DST), Recommend Well Design Concept (RWDC) sebagai tahapan mengembangkan semua alternatif dan mengevaluasi semua alternatif, menyiapkan Subsurface Hazard Assessment (SHA), Formation Evaluation Program (FEP), Surface Facility Plan (SFP), Update Project Economic (UPE) sebagai tahapan memilih sebuah alternatif, mengimplementasikan keputusan, menyiapkan Peer Review (PR) dan Decision Quality Assessment (DQA) sebagai tahapan mengontrol serta mengevalusai dari pelaksanaan keputusan. Semua aktivitas dan informasi yang ada di fasa 2 dituangkan kedalam Decision Support Package (DSP), fasa 2 DSP sebelum difinalisasi akan dievaluasi dan diukur kualitasnya oleh WDT melalui Decision Quality Assessment (DQA), untuk selanjutnya DSP di presentasikan di depan Decision Review Board (DRB) dan Decision Executive (DEX) untuk mendapatkan persetujuan dari manajemen terhadap rekomendasi pilihan proyek pengeboran yang akan dipilih. Fasa 2 berakhir setelah DRB dan DEX menyetujui fasa 2 DSP dan memberikan penilaian melalui DQA.

This study aims to evaluate the implementation of the decision-making process theory described by Gibson (2009) with the actual process of decision-making in a company. The actual process of decision-making in a company under investigation in this research is the process of decision-making on a drilling project at Chevron Geothermal Indonesia. Chevron Drilling and Completion (D & C) Department formulate a decision making model named Single Well Chevron Project Development and Execution Process (SW-CPDEP) in order to maintain the quality of the decision making process and deliver the generated value. Among five SW-CPDEP phases, the second phase is the most important phase because in this phase the decision making process is done. In phase 2 SW-CPDEP, Well Decision Team (WDT) began led by Drilling Engineer (DE), which shall prepare the final WDT Value Base Well Objective (VBWO) as a step to set specific and measurable goals; Bridging Document (BD) and Uncertainty Management Plan (UMP) which enable team to identifying problems and setting up potential alternatives; Risk Assessment of Alternatives (RAA); Develop Strategy Table (DST); Recommend Well Design Concept (RWDC) as a step to develop all the alternatives and evaluate all alternatives; Subsurface Hazard Assessment (SHA); Formation Evaluation Program (FEP); Surface Facility Plan (SFP); Economic Update Project (UPE) as a step to choose an alternative and implementing decisions; Peer Review (PR) and Decision Quality Assessment (DQA) as stage control and evaluate the implementation of the decision. All activities and information in phase 2 are poured into a Decision Support Package (DSP) before the finalized phase 2 . The quality of the DSP will be evaluated and measured by WDT through Decision Quality Assessment (DQA). Then, DSP are presented in front of the Decision Review Board (DRB) and Decision Executive (DEX) to seek the management approval of recommendations on particular drilling projects. Phase 2 was completed after the DRB and DEX approve phase 2 DSP and provide assessment through DQA.

Kata Kunci : Model pengambilan keputusan pada proyek pengobaran sumur