STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR & PENGOLAHAN SAMPAH MENJADIENERGILISTRIK DI KOTA TANGERANG SELATAN STUDI KASUS PT BANTEN GLOBAL DEVELOPMENT

Marisa Indira, Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.

2013 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Meningkatnya produksi timbulan sampah merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya pemanasan global. Dampak dari pemanasan global sudah dapat dirasakan diseluruh belahan dunia. Produksi sampah tumbuh seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Masalah sampah ini sudah mencapai titik mengkhawatirkan karena mulai mengganggu ekosistem baik di darat maupun laut. Kurangnya solusi pengelolaan yang terpadu, mengakibatkan nama Indonesia tercemar di mata dunia. PT Banten Global Development (PT BGD) merupakan Badan Usaha Milik Daerah Banten ingin ikut berpartisipasi dalam menangani masalah sampah di Tangerang Selatan. Dengan mesin berteknologi canggih buatan Jerman yang menggunakan metode Concord Blue Tower (CBT), mesin ini dapat mengolah sampah menjadi energi listrik. Tidak hanya memberikan solusi dalam masalah sampah, tapi juga memberikan manfaat lain yaitu suplai listrik. Investasi ini membutuhkan dana yang cukup besar, Rp 196.333.500.000,-. Untuk itu perlu dilakukan analisa kelayakan guna mempersiapkan rencana yang lebih matang terpadu. Sumber pendanaan akan menggunakan sistem kombinasi modal sendiri dan kredit investasi dari bank persero. Dalam menguji kelayakan, menggunakan lima metode discounted cash flow yaitu ; (1) Return on Investment (ROI), (2) Payback Period (PP), (3) Net Present Value (NPV), (4) Internal Rate of Return (IRR), dan (5) Profitability Index (PI). Pengamatan akan dilakukan mulai dari tahap pembangunan, pertengahan 2013, dan dua puluh tahun masa operasi, yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2035. Berdasarkan perhitungan proyeksi timbulan sampah di Kota Tangerang Selatan, periode sepuluh tahun pertama PT BGD menggunakan tiga mesin berkapasitas maksimal 750 ton per hari dan mampu memproduksi listrik sebanyak 9,4 MW untuk dijual. Pada periode berikutnya, tahun 2025, PT BGD berencana menambah satu mesin berkapasitas 250 ton untuk mengantisipasi kenaikan timbulan sampah. Dalam pelaksanaan investasi, diperkirakan kemungkinan pasokan bahan baku sampah hanya 50% dari kapasitas maksimal mesin yang berakibat menurunnya jumlah produksi listrik. Selain itu, rencana penambahan mesin juga membawa risiko kenaikan harga mesin yang dapat berpengaruh terhadap arus kas. Analisa kelayakan dalam asumsi kondisi normal, diperoleh hasil bulat positif. Dengan menggunakan discounted rate 12,32 %, Perhitungan sensifitas terhadap penurunan suplai bahan baku dan kenaikan harga mesin juga diperoleh hasil yang positif. Hasil dari uji kelayakan dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini. Dari hasil tersebut di atas, dapat disimpulkan usulan investasi bisnis dapat diterima. Tidak hanya menguntungkan, investasi bisnis ini banyak membawa manfaat bagi warga Tangerang Selatan pada khususnya, dan masyarakat yang hidup disekitar Tangerang Selatan pada umumnya.

Increased production of waste is one of the factors causing global warming. The impact of global warming can be felt throughout the world. Waste production grows in line with population growth. The waste problem has reached an alarming point as it begins to disrupt ecosystems both on land and sea. Lack of integrated management solutions, result in the Indonesian name to be tainted in the eyes of the world. PT Banten Global Development (PT BGD) is the Banten provincial enterprise, that wants to participate in addressing the garbage problem in South Tangerang. With high-tech German-made machine that uses Concord Blue Tower (CBT) technology, it plans to process waste into electrical energy. Not only provides this a solution to the waste problem, but it also provides another benefit namely electricity supply. This investment require substantial funds, Rp. 196.333.500.000, -. Therefore it is necessary to prepare a feasibility analysis for a more mature integrated plan. Funding source will use a combination of capital system and investment loans from state banks. In the feasibility test, five discounted cash flow methods were used, namely: (1) Return on Investment (ROI), (2) Payback Period (PP), (3) Net Present Value (NPV), (4) Internal Rate of Return (IRR), and (5) Profitability Index (PI). The observations will be carried out starting from the stage of development, in mid-2013 until end of 2015, and twenty years of operation, namely the year 2013 until the year 2035. Based on the calculation of the projected waste generation in South Tangerang City, the first ten-year period, PT BGD uses three engines with a capacity of up to 750 tons per day and is able to produce as much electricity as 9.4 MW for sale. In the next period, starting in 2025, PT BGD plans to add engine capacity of 250 tons for the anticipated increase in waste generation. At the implementation of the investment, estimated waste feedstock supply is only 50% of the maximum plant capacity, resulting a limited amount of electricity production. In addition, the plan to increase the number of machines also carries the risk of price increases that could affect the machine cash flow. Feasibility analysis assuming normal conditions, results in positive integers. By using the discounted rate of 12.32%, sensitivity calculations to decrease supply and increase in price of the machine also obtained positive results. From the results mentioned above, it can be concluded that the business investment proposal is acceptable. Not only profitable, this business investment brings many benefits to the citizens of South Tangerang in particular, and the people who live around South Tangerang in general.

Kata Kunci : studi kelayakan, pengolahan sampah, discounted cash flow, discounted rate, Return on Investment, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index