Laporkan Masalah

LARUTAN FESES KUDA SEBAGAI PENGGANTI CAIRAN RUMEN DALAM ANALISIS KECERNAAN IN VITRO PADA PAKAN BERSERAT TINGGI

ASRIE HARDIANING I K, Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, SU

2013 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan larutan feses kuda, larutan feses sapi, dan cairan rumen sapi sebagai sumber mikrobia pengganti cairan rumen dalam analisis kecernaan in vitro pada pakan berserat tinggi dan untuk menghindari penggunaan fistula pada hewan. Pada penelitian ini menggunakan tujuh sampel pakan berserat tinggi yaitu lamtoro, kaliandra, rumput raja, rumput gajah, jerami padi, jerami jagung, dan pangola. Pengukuran kecernaan pakan secara in vitro menggunakan metode Tilley and Terry 1963 dua tahap yang telah dimodifikasi Utomo 2010. Sampel pakan diuji kecernaannya dengan menggunakan sumber mikrobia dari cairan rumen, larutan feses sapi dan larutan feses kuda. Masing-masing sampel dalam setiap sumber mikrobia dilakukan tiga kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dilanjutkan dengan uji Duncan’s new multiple range test (DMRT).Variabel yang diamati yaitu kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik pada tahap 1 dan tahap 2 berbeda nyata diantara masing-masing perlakuan (p<0,05). Nilai kecernaan untuk cairan rumen, larutan feses sapi, dan larutan feses kuda berturut-turut pada tahap 1 adalah 46,38%; 25,36%; 33,46% untuk bahan kering dan 47,34%; 24,63%; 34,48% untuk bahan organik, sedangkan untuk nilai kecernaan pada tahap 2 adalah 54,55%; 35,88%; 42,72% untuk bahan kering dan 51,60%; 39,99%; 44,19% untuk bahan organik. Penggunaan larutan feses kuda sebagai pengganti cairan rumen lebih baik dari pada larutan feses sapi, tetapi masih rendah jika dibandingkan dengan cairan rumen.

This study aimed to determine the use of horse and cattle faeces as microbial sources to substitution of rumen fluid in vitro digestibility analysis of forages and roughages and reduce usage fistula in animal. The forages and roughages which used in this study were leucaena leaf, caliandra leaf, king grass, elephant grass, rice straw, corn stover, and pangola grass. In vitro two stages method modified by Utomo (2010) was used in this study. Sample were tested on in vitro digestibility using different microbial sources, rumen fluid, horse and cattle faeces fluid. Every feed sample was tested 3 times as replication. Randomized Complete Block Design (RCBD) was used in this study and was continued Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). Variable was observed were dry matter and organic digestibility. The result showed average of dry matter and organic in vitro digestibility for the first stage and second stage were significantly different between each treatment (p < 0,05). Digestibility value for rumen fluid, beef cattle feces, and feces of horse in order for first stage were 46,38%; 25,36%; 33,46% for dry matter and 47,34%; 24,63%; 34,48% for organic matter, while digestibility value in order for second stage were 54,55%; 35,88%; 42,72% for dry matter and 51,60%; 39,99%; 44,19% for organic matter. Usage of feces of horse as microbia source substitution is better than beef cattle feces, but stay lower than rumen fluid

Kata Kunci : Larutan Feses kuda, Cairan rumen, Kecernaan in vitro, Pakan berserat tinggi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.