Laporkan Masalah

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PATOGENESITAS JAMUR PENYEBAB PENYAKIT KARAT TUMOR PADA SENGON GUNUNG (Paraserianthes lophantha)

DIPTA SUMERU R, Dr. Ir. Sri Rahayu, M. P.

2013 | Skripsi | BUDIDAYA HUTAN

Paraserianthes lophantha Willd I. C. Nielsen (sengon gunung) merupakan salah satu anggota dari Famili Fabaceae yang tumbuh di pegunungan di pulau Jawa. Berdasarkan pengamatan di lapangan, tumbuhan tersebut menunjukkan gejala karat tumor yang mirip dengan karat tumor pada Paraserianthes falcataria L. I. C. Nielsen (sengon) dan tumbuhan dari Famili Fabaceae. Penyakit tersebut berpotensi menyebar hingga mencapai tanaman sengon di hutan rakyat. Karakter gejala, morfologi serta patogenesitas dari patogen penyebab karat tumor pada sengon gunung belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter gejala, morfologi patogen, patogenesis serta patogenesitas dari patogen penyebab karat tumor dari sengon gunung. Karakteristik morfologi kemunculan gejala karat tumor di lapangan diamati dengan metode survei. Morfologi patogen diamati secara mikroskopis dengan mendeskripsikan warna massa spora, ukuran, dan bentuk. Pengamatan persen kecambah, penetrasi dan infeksi menggunakan 2 perlakuan yaitu menginokulasikan patogen penyebab karat tumor dari sengon gunung, pada semai sengon gunung dan sengon. Tiga semai sebagai sampel terbuang dibuat irisan bebas sejumlah 10 unit pengamatan perhari untuk setiap perlakuan. Penelitian mengenai kemunculan gejala menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan sumber inokulum patogen penyebab karat tumor pada sengon gunung dan jamur Uromycladium tepperianum pada sengon yang diinokulasikan pada semai sengon. Masing-masing perlakuan menggunakan 4 ulangan dengan setiap ulangan terdapat 5 unit sampel, sehingga terdapat 40 semai sebagai sampel uji. Gejala karat tumor pada sengon gunung di lapangan terdapat di batang, cabang, ranting, daun, bunga dan buah. Gejala berupa helaian anak daun yang mengeriting, tulang anak daun dan tulang daun yang membengkok serta adanya organ yang berubah menjadi tumor dengan ukuran <1-15 cm. Spora berbentuk bulat dengan ukuran panjang 20-28 μm, lebar 15-25 μm serta memiliki ornamen berupa alur pada dinding teliospora dan diidentifikasi sebagai jamur Uromycladium tepperianum. Spora jamur yang menempel di inang berkecambah menjadi basidiospora, diikuti dengan penetrasi langsung maupun melewati lubang alami. Setelah penetrasi menembus epidermis, jamur menginfeksi dan berkembang pada jaringan inang dibawahnya. Jamur U. tepperianum dari sengon gunung mampu menimbulkan gejala dengan intensitas penyakit yang hampir sama mulai hari ke-3 sampai ke 30 setelah inokulasi, yaitu 16,2-29,2% pada sengon dan 17,1-29,9% pada sengon gunung.

Paraserianthes lophantha Willd I. C. Nielsen (cape wattle) is one of member of the Fabaceae Family growing in the Java Mountains. Based on field observation, this plant showed the symptoms of gall rust disease similar to the gall rust disease on Paraserianthes falcataria L. I. C. Nielsen (sengon) and plants from Fabaceae Family. This disease potentially spread out to sengon plantation in community forest. Characteristic of the symptom, morphology and pathogenicity of the rust pathogen causing the gall rust disease on the cape wattle have been unidentified yet. This study aims to identify the characteristic of the symptoms, pathogen morphology, pathogenesis and pathogenicity of the gall rust pathogen on the cape wattle. The characteristic of morphology of the gall rust disease is observed using survey method. The morphology of pathogen is microscopically observed by describing the color, size, and shape of spore. The observation of germination percentage, penetration, and infection is conducted by two treatments which are pathogen inoculation of gall rust disease on the cape wattle to cape wattle and sengon seedlings. Three seedlings as disposable sampling are performed by slicing the seedling with 10 observation units per day for each treatment. The observation of disease incidence is done by Completely Randomized Design (CRD) using inoculums from the gall rust pathogen of cape wattle and Uromycladium tepperianum of sengon inoculated to the sengon seedlings. Each treatment has four replications with 5 sampling units per replication, 40 seedlings in total. The symptoms of the gall rust disease of cape wattle were found in the trunk, branches, twigs, leaves, flowers, and fruits. The symptoms were crimped-foliolum, bent-petiololus, bent-leaves bone and organ-changes-into tumor sized < 1-1,5 cm. A spore was spherical sized 20-28 μm in length and 15-25 μm in width and with ornament in the teliospore wall identified as Uromycladium tepperianum. The spore adhered to the host germinated to basidiospore and then was followed with penetration both directly and through natural orifices. After the penetration penetrated epidermis, the fungus infected and developed in the below of host tissue. U. tepperianum of cape wattle was able to cause the symptom of disease with approximately same intensity of the disease started from day 3 until 30 after inoculation which were 16.2 to 29.2% in sengon and 17.1 to 29.9% in cape wattle.

Kata Kunci : Karat tumor, Paraserianthes lophantha, Patogenesitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.