Laporkan Masalah

KARAKTERISTIK TEMPAT BERKEMBANGBIAK NYAMUK DAN STATUS RESISTENSI LARVA Aedes TERHADAP INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT DI DESA PANGGUNGHARJO DAN BANGUNHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DEFRIANA LUTFI CHUSNAIFAH, Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes.

2013 | Skripsi | BIOLOGI

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), disebarkan oleh nyamuk betina dari genus Aedes yang tersebar hampir diseluruh dunia. Nyamuk Aedes hidup kosmopolitan dan berkembang biak di lingkungan dengan sumber air melimpah. Desa Panggungharjo dan Bangunharjo merupakan daerah endemik dan nonendemik DBD. Pengendalian populasi Aedes yang merupakan vektor DB/DBD menggunakan insektisida organofosfat yang dapat mengakibatkan terjadinya resistensi pada nyamuk Aedes, sehingga penggunaanya harus selalu dipantau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana karakteristik tempat berkembang biak nyamuk Aedes, jenis nyamuk apa saja yang dijumpai, dan bagaimana status resistensi larva nyamuk Aedes terhadap insektisida organofosfat yang berkaitan dengan aktivitas enzim esterase di Desa Panggungharjo dan Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei jentik di 200 rumah warga Desa Panggungharjo dan Bangunharjo. Identifikasi dengan pengamatan morfologi dan komparasi. Uji resistensi larva menggunakan metode biokimia. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik tempat berkembang biak nyamuk secara umum berupa kontainer terbuka, tergenang air jernih, tenang, dan dalam waktu lama, permukaan dinding kasar dan gelap, permukaan dasar tidak berhubungan langsung dengan tanah, suhu air 25-29°C, pH air 6-8, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Jenis nyamuk yang ditemukan adalah Aedes aegypti. Uji resistensi larva Aedes menunjukkan bahwa status larva Aedes di Desa Panggungharjo adalah rentan dan Desa Bangunharjo adalah resisten sedang.

Dengue Haemorragic Fever, transmitted by Aedes mosquito (female) that spread almost in around the world. Aedes lived cosmopolite and it is breed in wet environment. Panggungharjo and Bangunharjo Village are an endemic and nonendemic area of DBD. To control the mosquito population is using insecticides which can result in the occurrence of organofosfat resistance in Aedes mosquitoes so it should be constantly monitored. The purpose of this research is to study how is the characteristic of the mosquito Aedes breeding place, what species that can be founded and how is the status of the mosquito Aedes larvae resistance against insecticides organofosfat associated with esterase enzyme activity in the Panggungharjo and Bangunharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta. The methods used in this research is a survey that conducted at 200 houses in Panggungharjo and Bangunharjo. Larvae resistance test using the biochemics method. Characteristics of mosquito’s breeding place are an open-aired container, filled with clear and calm water, dark and rough wall suface, the bottom surface is undirectly contact with soil, water’s temperature are 25-29 ° C, pH 6-8, and not exposed directly by the sunlight. Only one species of mosquito was found, the Aedes aegypti. Aedes larvae resistance test shows that the status of the larvae of Aedes in Panggungharjo Village are susceptible and Bangunharjo Village are resistance.

Kata Kunci : Karakteristik, tempat berkembang biak, Aedes, status resistensi,


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.