PENGARUH SUMUR RESAPAN DAN KOLAM RETENSI DI SISTEM DRAINASE UGM (Studi Kasus: Kampus Ugm Wilayah Timur)

TRI NUGRAHA, Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dip.HE, DEA,

2013 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Perkembangan infrastruktur di kampus Universitas Gadjah Mada menimbulkan permasalahan mengenai sumber daya air yaitu meningkatnya debit limpasan air. UGM sebagai kampus yang berwawasan lingkungan sebaiknya memberikan contoh sebuah penataan sistem drainase yang berkelanjutan yang untuk mengurangi banjir yang terjadi di daerah perkotaan Yogyakarta. Hal ini berkaitan dengan hulu Kali Belik yang berada di utara kampus UGM dan melewati wilayah kampus. Kampus UGM termasuk Daerah Aliran Kali belik sehingga mempengaruhi debit aliran yang melimpas ke Kali Belik. Jika tampang saluran tidak mampu menampung debit air yang melewati Kali Belik maka akan terjadi luapan air dan menggenangi beberapa wilayah di kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data, baik primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan survey di lingkungan kampus UGM. Data sekunder dikumpulkan dari Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM (DPP UGM) dan Direktorat Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset UGM (DPPA UGM). Data tersebut dianalisis dan dimodelkan dengan metode rasional dan penelusuan aliran sehingga diperoleh debit limpasan, hidrograf banjir kolam retensi dengan kala ulang 2, 5, 10 tahun dan kondisi eksisting kolam retensi. Penerapan teknik konservasi air di UGM yaitu sumur resapan yang ada di Wilayah-1 (Fakultas Pertanian, Kehutanan, Teknologi Pertanian), 2 (Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Politik), 3 (Fakultas Psikologi dan Perumahan UGM), dan 5 (Fakultas Kedokteran Hewan) berturut-turut sebanyak 7,15,12 dan 3 buah. Jumlah sumur resapan tersebut di tiap Wilayah mampu meresapkan debit air berturut-turut sebesar 0,02 m3/s; 0,04 m3/s; 0,03 m3/s; dan 0,01 m3/s yang menurunkan debit limpasan tiap Wilayah berturut-turut sebesar 5%, 11%, 9%, dan 1%. Sedangkan Wilayah-4 (Lingkungan Masjid Kampus) dan Wilayah-6 (Lembah UGM) tidak terdapat sumur resapan. Dengan kata lain jika jumlah sumur peresapan diperbanyak maka penurunan debit limpasan menjadi semakin besar. Kolam retensi lembah ugm untuk kala ulang 2,5,dan 10 tahun mampu menurunkan debit puncak berturut-turut sebesar 0,6 m3/s, 0,2 m3/s, 0,24 m3/ s. Kolam retensi lembah ugm saat ini mampu menurunkan debit sebesar 0,1 m3/s untuk kala ulang 2 tahun.

Infrastructure development on University of Gadjah Mada raises issues regarding water resources which is the increasing of runoff discharge. UGM as an environmentally awareness campus should provide an example of a sustainable drainage system to reduce floods that occur in urban areas of Yogyakarta. This relates to the upstream of Kali Belik at the north of UGM that pass through the campus. UGM campus is inside of Kali Belik watershed thus affecting the runoff discharge flow to Kali Belik. If the dimension of the channel can’t accommodate the flow of water passing through Kali Belik, overflow will happen and some areas of the city will be flooded. This research was conducted by collecting both primary and secondary data. Primary data were obtained from direct observations and surveys in the UGM campus environment. Secondary data were collected from the Directorate of Planning and Development UGM (DPP UGM) and the Directorate of Asset Maintenance and Management UGM (DPPA UGM). The data was analyzed and modeled using rational methods and flow routing to obtain runoff discharge, flood hydrograph for a retention pond with return period of 2, 5, 10 years and the condition of existing retention pond . Implementation of water conservation techniques in UGM is the existing infiltration wells in Region-1 (Faculty of Agriculture, Faculty of Forestry, Faculty of Agricultural Technology), 2 (Faculty of Social Political Science), 3 (Faculty of Psychology and UGM residence area), and 5 (Faculty of Animal Science) each has 7, 15, 12, and 3 wells . The number of wells in each catchment area can absorb water discharge for 0,02 m3/second; 0,04 m3/second; 0,03 m3/second; and 0,01 m3/second that reduce runoff discharge in each successive region by 5%, 11%, 9%, and 1%, While Region-4 (Masjid Kampus UGM) and Region-6 (Lembah UGM)don’t have any infiltration wells. In other words, if the amount of infiltration wells were added the decrease of runoff discharge becomes larger. UGM valley’s retention pond for return period of 2, 5, and 10 years can reduce peak flows for 0,6 m3/second; 0,2 m3/second; and 0,24 m3/second respectively. Recently, UGM valley’s retention pond can reduce 0,1 m3/second discharge for 2 years return period.

Kata Kunci : debit limpasan, hidrograf, kolam retensi, tataguna lahan