Laporkan Masalah

Pengepul Dan Pembeli Barang Bekas (Studi Mengenai hubungan pengepul, pembeli barang bekas dan pemulung di tempat pengepulan barang bekas dusun ngepringan, desa tamanagung, kecamatan muntilan , kabupaten magelang jawa tengah)

ANA MARTIANA, Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi, MA

2013 | Skripsi | Sosiologi

xiii Industri daur ulang merupakan industri yang mengolah kembali barang bekas jenis rongsokan yang sudah tidak terpakai menjadi barang jadi dan setengah jadi yang memiliki nilai ekonomi kembali. Tata rantai usaha daur ulang melibatkan pemulung, pembeli barang bekas, pengepul, bandar dan pabrik daur ulang. Fokus penelitian dibatasi pada pola hubungan yang terjalin antara pemulung, pembeli barang bekas dan pengepul dalam menjalankan usaha barang bekas di tempat pengepulan Dusun Ngepringan, Tamanagung, Muntilan. Penulis menggunakan teori sektor informal dan pola relasi sosial untuk menganalisis pola hubungan yang terjalin di antara pembeli barang bekas dan pengepul. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen. Informan penelitan adalah pemulung (1), pembeli barang bekas (4), sopir rombongan pembeli barang bekas (2), pengepul besar (1), pengepul sedang (1), pengepul kecil (1), karyawan tempat pengepulan (3), pejabat dan perangkat desa (2) dan masyarakat sekitar tempat pengepulan (2). Pengepul dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu pengepul kecil, sedang dan besar. Pencari barang bekas juga dibedakan menjadi pemulung gresek, pembeli barang bekas pengguna sepeda motor dan rombongan mobil. Hubungan yang terjalin antara pengepul dan pembeli barang bekas terbentuk atas dasar kepentingan ekonomi. Hubungan ketergantungan terwujud karena usaha pengepulan memperoleh komoditas barang yang diperjualbelikan dari pemulung dan pembeli barang bekas. Sebaliknya, pemulung dan pembeli barang bekas memperoleh dorongan usaha dan penghasilan dari mencari barang bekas dan menjualnya di tempat pengepulan. Strategi usaha digunakan pengepul untuk menjaga eksistensi, relasi dengan pembeli barang bekas dan mengembangkan usaha pengepulan. Strategi tersebut berkaitan dengan kebutuhan pembeli barang bekas yaitu informasi harga barang dan peminjaman modal. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang terjalin antara pemulung, pembeli barang bekas dengan pengepul berpola asosiatif. Tercipta hubungan timbal balik (reciprocal) yang saling menguntungkan. Strategi yang dijalankan berfungsi untuk memperkuat dan mendukung usaha satu sama lain. Pola patron client menggambarkan hubungan yang terjalin antara pengepul, pembeli barang bekas dan pemulung di tempat pengepulan Dusun Ngepringan, Tamanagung. Selaku patron, pengepul mengayomi dan memberikan dorongan bagi pembeli barang bekas selaku anak buah. Kebutuhan seperti modal dan informasi harga barang diberikan oleh pengepul kepada pembeli barang bekas yang setia bekerja sama dengannya. Sedangkan pemulung tidak memerlukan informasi harga barang. Relasi memberikan indikasi di bidang ekonomi berupa keuntungan terhadap pengepul dengan terbukanya jalan bagi perkembangan usaha pengepulan. Pembeli barang bekas keliling memperoleh keuntungan dari barang bekas yang disetorkan dan beberapa strategi pengepul yang mendukung pekerjaan mencari barang bekas. Keakraban antaraktor sebagai dampak sosial yang berfungsi untuk memperkuat relasi kerja.

-

Kata Kunci : pemulung, pembeli barang bekas, pengepul, barang bekas, hubungan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.