PENGARUH PENGGUNAAN METAMFETAMIN TERHADAP CURAH SALIVA PADA WARGA BINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA YOGYAKARTA
HANTARI RAHMAWATI, drg. Sri Budiarti, M. S.,
2013 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGICurah saliva adalah parameter untuk mengetahui produksi saliva per menit, baik terstimulasi maupun tidak terstimulasi. Curah saliva diklasifikasikan menjadi normal sekitar 0,25-1 ml/menit, rendah sekitar 0,1-0,24 ml/menit, dan hiposalivasi kurang dari 0,1 ml/menit. Metamfetamin yang dikenal sebagai shabushabu adalah psikotropika golongan II yang berefek menstimulasi sistem saraf pusat, dan mempengaruhi curah saliva. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan metamfetamin terhadap curah saliva pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Yogyakarta sejumlah 51 subyek, terdiri dari 44 lakilaki dan 7 perempuan, yang diambil dengan teknik consecutive sampling, dengan rentang usia 16 sampai dengan 54 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, menggunakan metode cross sectional. Pengambilan saliva tanpa stimulasi menggunakan metode spitting. Saliva ditimbang menggunakan timbangan digital dan dikonversikan dalam satuan ml/menit, setara dengan g/menit. Data hasil penelitian disajikan berupa persentase dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukan penggunaan metamfetamin mengakibatkan penurunan curah saliva, diperoleh hasil untuk curah saliva kategori normal 14 subyek (27,5%), rendah 18 subyek (35,2%) dan hiposalivasi 19 subyek (37,3%). Bertambahnya usia dan penggunaan metamfetamin dalam jangka waktu lama, menyebabkan curah saliva yang semakin menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metamfetamin pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Yogyakarta mempengaruhi curah saliva, berupa penurunan curah saliva. Penurunan curah saliva dipengaruhi pula oleh usia dan lama pemakaian metamfetamin.
Salivary flow is parametric which is used to know production saliva per minute, stimulated salivary flow and unstimulated salivary flow, is classified by normal is 0.25-1 ml/minute, low is 0.1-0.24 ml/minute, and hiposalivation is low than 0.1 ml/minute. Methamphetamine, known as shabu-shabu is a kind of psychotropic drug class II which has stimulating effect to the central nervous system, and can affect salivary flow. The aim of this study to determine the effect of methamphetamine abused towards salivary flow on methamphetamine abusers in Yogyakarta’s narcotics prison. Subject in this study was conducted in 51 methamphetamine abusers in Yogyakarta’s Narcotics Prison, selected by using consecutive sample technique, consists of 44 men, and 7 women, with a range of 16-54 years. This study was descriptive observational study by using a cross sectional methode. Saliva was collected without stimulation by using the spitting method. Saliva was weighed by using a digital scale, and converted in units of ml/min, which is equivalent to g/min. The data was presented as a percentage in the form of tables and graphs. The result showed that methamphetamine abused affected the decreasing of salivary flow, with the result obtained normal category 14 subjects (27.5%), low 18 subjects (35.2%) and hyposalivation 19 subjects (37.3%). Increasing of age and long term use methamphetamine, lead to decreased salivary flow. The conclusion of this study was methamphetamine abused in Yogyakarta’s Narcotics Prison, influenced salivary flow that was decreasing of salivary flow. Decreasing of salivary flow also influenced by age and long term use of methamphetamine.
Kata Kunci : curah saliva, hiposalivasi, metamfetamin