PERILAKU MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis)

RYAN ADI SATRIA, Dr. Muhammad Ali Imron, S.Hut, M.Sc

2013 | Skripsi | KONSERV. SUMBER DAYA HUTAN

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) merupakan spesies primata paling suksesif dan tersebar luas di Asia Tenggara, namun masih kurang diketahui ekologi dan biologinya, khususnya yang hidup secara liar. Sebagian besar penelitian menitikberatkan pada monyet yang hidup di habitat yang sudah terganggu manusia. Keberadaan monyet sebagai salah satu komponen ekosistem menjadi sangat penting pada kondisi habitat yang terbatas seperti ekosistem hutan tropis kering Pulau Rinca. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui ukuran dan komposisi kelompok monyet ekor panjang, (2) mengetahui keanekaragaman jenis pakan monyet ekor panjang, serta (3) mengetahui budget waktu dan pemanfaatan ruang pada perilaku makan monyet ekor panjang di ekosistem hutan tropis kering Pulau Rinca. Pengamatan selama 6 hari dengan metode concentration count di sekitar lokasi tidur monyet dilakukan untuk menaksir ukuran dan komposisi kelompok monyet. Pengambilan data jenis pakan dilakukan dengan frequency method. Keanekaragaman jenis pakan dianalisis dengan Indeks Diversitas Shannon- Wiener. Metode focal animal one-zero time sampling digunakan untuk mengamati perilaku makan monyet. Durasi waktu dan posisi setiap unit perilaku dicatat untuk mengetahui budget waktu dan pemanfaatan ruang pada perilaku makan M. fascicularis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. fascicularis di hutan tropis kering Pulau Rinca memiliki ukuran kelompok yang besar yaitu 40 individu/kelompok. Komposisi kelompok monyet terdiri atas kelas umur adult male 11 individu, adult female 13 individu, juvenile 12 individu, dan infant 4 individu. ID Shannon- Wiener jenis pakan vegetatif sebesar 2,12 dan ID Shannon-Wiener untuk jenis pakan total sebesar 2,23. Budget waktu perilaku makan monyet adalah sebagai berikut: adult female (32,58%), adult male (26,27%), dan juvenile (20,14%); sedangkan rerata ketiga kelas umur adalah 26,33%. Secara horizontal ketiga kelas umur banyak memanfaatkan bagian terluar tajuk, sedangkan secara vertikal banyak memanfaatkan lantai hutan untuk perilaku makan.

Long-tailed Macaque (Macaca fascicularis Raffles, 1821) is the most successive primate and widely distributed throughout Southeast Asia, but still inadequately knowledged on its ecology as well as biology, particularly for the wild population. Most of studies are focusing on the macaques that live in disturbed habitats. The presence of macaques as a component of the ecosystem becomes very important in limited habitats such as tropical dry forest ecosystem of Rinca Island. This research aimed to (1) identify the troop size and composition of long-tailed macaque, (2) to identify the diet diversity of long-tailed macaque, and (3) to identify the time budget and spatial use on feeding behavior of longtailed macaque in tropical dry forest ecosystem of Rinca Island. Six days observation with concentration count method around macaque's sleeping site was conducted to estimate the troop size and composition. The diet data collection was carried out by frequency method. The diet type diversity was analyzed with Shannon-Wiener Diversity Index. Focal animal one-zero time sampling method was used to observe the macaque feeding behavior. Time duration and position of each behavior unit was recorded to identify the time budget and spatial use on feeding behavior of M. fascicularis. The results showed that M. fascicularis in tropical dry forest of Rinca Island has large troop size which is 40 individuals/troop. The macaque's troop composition consist of 11 individuals of adult male, 13 individuals of adult female, 12 individuals of juvenile, and 4 individuals of infant. ID Shannon- Wiener of vegetative food is 2.12 and ID Shannon-Wiener of total food is 2.23. The feeding behavior time budget of adult female, adult male, and juvenile are 32.58%; 26.27%; and 20.14% respectively; while the average time of the three age classes is 26.33%. Horizontally, the three age classes mostly use the outer part of the crown, while vertically, they mostly use the forest floor for feeding behavior.

Kata Kunci : monyet ekor panjang, perilaku makan, hutan tropis kering