Laporkan Masalah

GAMBARAN KEPATUHAN PENGOBATAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU SETELAH MENGIKUTI PEER GROUP THERAPY DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU RESPIRA UPKPM YOGYAKARTA

PIPIT MUTIA SARI, Akhmadi, S.Kp., M.Kes., M.Kep., Sp. Kom,

2013 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai kedaruratan global. Keberhasilan pengobatan TB salah satunya dipengaruhi oleh faktor kepatuhan penderita TB dalam menjalani pengobatan. Salah satu terapi yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan penderita TB paru adalah dengan peer group therapy. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan pengobatan pada penderita TB paru setelah mengikuti peer group therapy di Rumah Sakit Khusus Paru Respira Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam setelah dilakukan peer group therapy. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta. Instrumen yang digunakan Kuesioner Kepatuhan Pengobatan dan peneliti sendiri sebagai instrumen. Analisa data menggunakan analisa data kualitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 6 orang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita TB paru sudah patuh baik sebelum maupun setelah dilakukan peer group therapy. Kesimpulan: Gambaran kepatuhan pengobatan pada penderita TB paru di Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta setelah peer group therapy menunjukkan bahwa responden sudah patuh dalam menjalani pengobatannya.

Background: World Health Organization (WHO) has declared tuberculosis as a global emergency. The success TB treatment is influenced by factors of patient compliance in the treatment of TB. Peer group therapy is expected to increase the compliance of the tuberculosis treatment. Objective: This study was to describe patient adherence to tuberculosis treatment after following peer group therapy at Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta. Method: Qualitative with in-depth interviews was used after the peer group therapy. This study is implemented at Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta. The instrument used is adherence questionnaire and the researcher as an instrument. We conducted a qualitative study using face to face deep interview among 6 patient. Result: The majority patient adherence to tuberculosis treatment before and after peer group therapy are adherent. Conclusion: The majority patient adherence to tuberculosis treatment before and after peer group therapy are adherent at Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta.

Kata Kunci : Tuberkulosis, Peer Group Therapy, Kepatuhan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.