SERAPAN FOSFOR PADA PADI SAWAH SRI (System of Rice Intensification) DAN SISTEM KONVENSIONAL PADA JARAK TANAM YANG BERBEDA
RINANDA INNEKE PUTRI, Dr. Ir. Benito Heru Purwanto, M.Agr.Sc.,
2013 | Skripsi | ILMU TANAHPerbedaan jarak tanam pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serapan hara Fosfor , pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman pada dua metode budidaya yang berbeda yaitu SRI dan Konvensional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Maret 2013 yang berupa penelitian lapangan di petakan lahan sawah Desa Ngestiharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Perlakuan yang diberikan terdiri dari dua metode budidaya tanaman padi dengan perlakuan jarak tanam yang berbeda, umur pindah tanam dan pemupukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan hara P tertinggi pada perlakuan metode SRI. Pertumbuhan padi sawah budidaya SRI (panjang malai, berat gabah isi, berat basah dan kering tanaman, berat basah dan kering akar tanaman) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan padi budidaya Konvensional. Dari perlakuan didapat nilai serapan P tertinggi yaitu 2,64 mg/rumpun pada perlakuan J2U2P2. Hasil gabah kering panen padi sawah berdasarkan kesetaraan jumlah tanaman per petak pada metode SRI lebih tinggi dibandingkan budidaya konvensional yaitu sebesar 22,45 Kg/petak dengan perlakuan J2U2P2.
Differences in the plant spacing of this study aims to determine the phosphorus nutrient uptake, plant growth and crop production on two different methods of cultivation, they are SRI and Conventional. The research was conducted in December 2012 until March 2013 in the form of field research on longland area of Ngestiharjo village, Wates district, Kulonprogo Regency, Daerah Istimewa Yogyakarta. Treatments consisted of two methods of rice cultivation with different plant spacing treatments, transplanting age and fertilization. Results of this study showed that the highest availability of P is in the treatment of SRI. The growth of paddy rice with SRI cultivation method (panicle length, filled grains weight, wet and dry weight of plants, wet and dry weight of root crops ) is higher than conventional rice cultivation method. Based on the research data, the highest P uptake is 2.64 mg/clump on J2U2P2 treatment. Harvested dry grain by equal number of plants per plot at SRI method is higher than conventional farming in the amount of 22.45 kg/Plot on J2U2P2 treatment.
Kata Kunci : SRI, serapan unsur hara P, pertumbuhan padi sawah, gabah kering panen