ANALISIS HIDRAULIKA SISTEM POLDER MINI UNTUK PENANGANAN BANJIR DI BENGAWAN SOLO (Studi Kasus Wilayah Rawan Banjir Desa Sumbangtimun dan Desa Kandangan, Bojonegoro)

Hanggar Ganara Mawandha, Dr. Ir. Rachmad Jayadi, M. Eng.

2013 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Desa Sumbangtimun dan Kandangan di Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang paling sering terkena dampak banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Kerugian akibat banjir ini diperkirakan hingga mencapai milyaran rupiah dengan kerugian paling besar yaitu di sektor pertanian. Berdasarkan rekomendasi oleh BBWS Bengawan Solo tahun 2011, perlu dibuat suatu tanggul yang mengelilingi kawasan rawan banjir atau dengan sistem polder untuk menghindari terjadinya banjir limpasan. Sistem polder yang dikaji merupakan sistem polder mini dimana wilayah yang dilindungi merupakan sub daerah rawan banjir dengan luas area yang kecil. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan pemodelan hidraulika aliran di sekitar lokasi rawan banjir, menentukan desain sistem polder mini, mengkaji pola tata air di dalam area polder mini dan menetapkan prosedur operasional sistem polder mini yang sesuai. Instrumen pemodelan hidraulika menggunakan software HEC-RAS dan Pondpack. HEC-RAS digunakan untuk menganalisis hidraulika aliran di ruas Sungai Bengawan Solo dan Pondpack digunakan untuk menganalisis pengaruh beban hujan lokal terhadap banjir yang terjadi di lokasi penelitian. Menurut hasil kajian banjir di daerah lokasi penelitian, desain tanggul polder mini ditentukan berdasarkan banjir rencana 2 tahunan dengan elevasi tanggul +18,5 m. Desain tanggul berdasarkan banjir 2 tahunan digunakan karena pertimbangan biaya konstruksi agar lebih ekonomis. Selain itu, desain polder mini harus memberikan efek paling minimal terhadap perubahan karakteristik hidraulik aliran di bagian hilir lokasi penelitian. Untuk mengantisipasi banjir rencana yang lebih besar, sistem pengaman tanggul dilengkapi dengan pintu skot balok. Pintu skot balok yang berfungsi sebagai pengendali banjir ini dibuka saat muka air banjir mencapai elevasi +18,2 m (elevasi mercu pintu skot balok) atau dibuka saat air banjir diperlukan untuk pencucian lahan pertanian. Untuk mengantisipasi banjir akibat beban hujan lokal diperlukan suatu kolam tampungan (retensi) dan sistem pompa. Kebutuhan tampungan kolam retensi tanpa menggunakan sistem pompa adalah seluas 32.092 m2 dengan dasar kolam di elevasi +7,5 m sedangkan dengan sistem pompa berkapasitas 6 m3/det kebutuhan tampungan kolam retensi adalah seluas 32.322 m2 dengan dasar kolam di elevasi +10 m. Jika kapasitas kolam retensi tetap pada kondisi eksisting maka diperlukan pompa dengan kapasitas lebih besar dari 12 m3/det. Lokasi penelitian dengan adanya sistem polder mini dapat menyelamatkan kerugian yang diakibatkan oleh banjir 2 tahunan.

Sumbangtimun and Kandangan villages in Bojonegoro district are the area that the most affected by flooding due to overflow of Bengawan Solo River. Losses due to flood were estimated to reach billion rupiah with the greatest losses from the agricultural sector. Based on the recommendation of BBWS Bengawan Solo in 2011, an embankment surrounding the flood prone area is required to prevent water overflowing from Bengawan Solo River which is known as polder system. Polder system that developed is a mini polder system where it covers small flood prone area. The research is aimed to develop a hydraulic flow modelling around the flood prone area, to determine the mini polder system design, to study water management in the mini polder area and to establish operational procedures of mini polder system accordingly. The hydraulic flow characteristics are modelled by HEC-RAS and Pondpack software. HEC-RAS is used to analyze the hydraulic flow along Bengawan Solo River while Pondpack is used to analyze the influence of local rainfall that causes flooding in the research area. According to the result of hydraulic modelling along the research area, the embankment of mini polder system is designed by the 2-yearly flood return period with its crest elevation at +18.5 m. The 2-yearly flood return period is used as basis to design the embankment because of low construction cost. Furthermore, the embankment design of mini polder system has to give the minimal impact of hydraulic alteration for the downstream area. To anticipate a greater flood design, the mini polder system is equipped with such a skotbalk that used as flood control gates. The flood control gates are opened when the water level reaches elevation at +18.2 m (crest elevation of flood control gates) or opened for leaching the farming land. In anticipation of flooding due to local rainfall, both retention pond and pumping system can be used. The retention pond without using pumping system needs the storage area of 32,092 m2 with the bottom elevation at +7.5 m, while using pumping system with the capacity of 6 m3/s the storage area becomes 32,322 m2 with the bottom elevation at +10 m. If the storage capacity is maintained in the existing condition then the required pumping capacity is larger than 12 m3/s. The flood-prone area is effectively saved by using mini polder system and losses due to 2-yearly flood return period could be avoided.

Kata Kunci : banjir, sistem polder mini, software HEC-RAS, software Pondpack, tanggul, kolam retensi, sistem pompa