SRAWUNG: STRATEGI ADVOKASI MASYARAKAT SEDULUR SIKEP TERHADAP RENCANA PENDIRIAN PABRIK SEMEN
LUTFI UNTUNG ANGGA LAKSANA, Drs. Hadriyanus Suharyanto, M.Si
2013 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)Pegunungan Kendeng di Kabupaten Pati, menyimpan banyak sekali kekayaan alam, salah satunya adalah batu gamping yang menjadi primadona bagi perusahan semen. Pada tahun 2005, PT. Semen Gresik menawarkan investasi modal sebesar Rp. 3,5 triliun untuk rencana pendirian pabrik semen. Dengan tawaran tersebut Pemerintah Kabupaten Pati tidak bisa mengelak dengan alasan, kemajuan ekonomi bagi pendapatan asli daerah. Berbeda dengan masyarakat Sedulur Sikep yang telah mendiami Pegunungan Kendeng selama puluhan tahun, adanya pabrik semen akan mengancam keseimbangan ekologi. Dari perbedaan perspektif inilah kemudian melahirkan polemik rencana pendirian pabrik semen sampai tahun 2010. Sebagai masyarakat adat, masyarakat Sedulur Sikep memiliki nilai kebudayaan kearifan lokal yang khas untuk menyelesaikan permasalahan publik. Salah satu kearifan lokal tersebut adalah srawung. Namun, adanya rencana pendirian pabrik semen, srawung mengalami transformasi. Transformasi srawung inilah yang kemudian menjadi strategi advokasi terhadap rencana pendirian pabrik semen. Dengan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses terjadinya polemik rencana pendirian pabrik semen dan menggali kearifan lokal yang berupa transformasi srawung sebagai strategi advokasi kebijakan publik masyarakat Sedulur Sikep terhadap rencana pendirian pabrik semen. Tipe penelitian yang dipilih adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif dan analisis isi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Logika teoritik yang dibangun dalam penelitian ini berpijak pada Teori Etika Lingkungan (Antroposentrisme, Ekosentrisme, dan Ekofeminisme) dan Teori Advokasi Kebijakan Publik. Temuan hasil penelitian menunjukkan, polemik antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pati, PT. Semen Gresik, dan masyarakat Sedulur Sikep terjadi karena adanya dua cara pandang yang berbeda, cara pandang berbasis kepentingan dan cara pandang berbasis nilai. Dengan perbedaan cara pandang inilah masyarakat Sedulur Sikep melakukan advokasi kebijakan publik dengan strategi transformasi srawung. Transformasi srawung tersebut antara lain; Pembentukan organisasi lokal untuk wadah pergerakan dan memperkuat posisi tawar; Menciptakan jaringan sosial untuk memperkuat basis gerakan dan mengumpulkan data advokasi; dan Mengadakan ruang publik/wungon rebo pon untuk mempererat ikatan esoterik dan diskursus/grenengan. Rekomendasi dari hasil penelitian adalah pemerintah harusnya mengakui dan mengakomodasi hak-hak masyarakat Sedulur Sikep, sehingga dapat menciptakan kebijakan yang aspiratif dan demokratis.
Kendeng mountains in Pati Regency, has lots of natural resources, one of which is limestone that are excellent for cement companies. In 2005, PT. Semen Gresik offering capital investment of Rp. 3.5 trillion for the plan to build a cement factory. With the offer of the Government of Pati Regency can’t avoid for reasons, economic progress to revenue. Different from that Sikep Sedulur community that populated Kendeng Mountains for a dozen years, cement manufacturing presence would threaten the ecological balance. From this difference perspective then gave birth polemic factory establishment plan cement to year 2010. As indigenous peoples, communities Sedulur Sikep have cultural values typical of local wisdom to solve public problems. One such local wisdom is srawung. However, the plan to build a cement factory, srawung undergone a transformation. Srawung transformation is then a strategy of advocacy against the plan to build a cement factory. With this background, the aim of this study was to determine the occurrence of polemic plan to build a cement factory and explore the local wisdom that a transformation srawung as public policy advocacy strategies Sikep Sedulur society against the plan to build a cement factory. Type of selected research is a qualitative study using a descriptive case study and content analysis. Data collection techniques using in-depth interview techniques and study documentation. Theoretical logic is constructed in this study based on the Theory of Environmental Ethics (Anthropocentrism, Ecosentrisme, and Ecofeminism) and Theory of Public Policy Advocacy. The findings of the research showed, polemics between Pati District Government, PT. Semen Gresik, and community Sedulur Sikep occurs because of the two different perspectives, interest-based perspective and value-based perspective. With this perspective the difference Sedulur Sikep public policy advocate with srawung transformation strategy. Srawung transformation include; Establishment of a local organization for container movement and strengthen the bargaining position; Creating social networks to strengthen the movement and gather data base advocacy, and Conduct public shpere/wungon rebo pon to strengthen the bond of esoteric and discourse/grenengan. Recommendations from the research is that the government should recognize and accommodate the rights of community Sedulur Sikep, so as to create an aspirational and democratic policies.
Kata Kunci : Polemik Rencana Pendirian Pabrik Semen, Masyarakat Sedulur Sikep, Transformasi Srawung, Advokasi Kebijakan Publik