PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK HDPE SEBAGAI AGREGAT KASAR PENGGANTI PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC)

ANISSA NOOR TAJUDIN, Dr. Ir. Latief Budi Suparma, M.Sc.

2013 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Pola pikir masyarakat mengenai sampah perlu diubah: sampah sesungguhnya merupakan kumpulan “bahan baku dan produk”. Dengan pola pikir seperti ini, tentunya akan berkembang inovasi-inovasi dalam hal pemanfaatan sampah. Hal pertama yang mungkin untuk dilakukan adalah memperkaya jenis penggunaan setiap bahan baku yang tersedia dalam komposit sampah, misalnya sampah jenis plastik yang merupakan jenis bahan dalam komposit sampah yang paling tidak biodegradable, sehingga pemanfaatannya dapat berdampak nyata terhadap kelestarian lingkungan. HDPE (High Density Polyethylene) adalah salah satu jenis plastik yang sulit didaur ulang dan jumlah pemakaiannya cukup besar seperti untuk botol kemasan kosmetik, sabun, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan potensi penggunaan biji limbah plastik HDPE sebagai agregat kasar pengganti pada campuran Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) sehingga didapat solusi pemanfaatan limbah. Biji limbah plastik yang digunakan adalah yang lolos saringan no. 4 dan tertahan saringan no. 8 dengan variasi kadar plastik sebesar 0%, 25%, dan 50% terhadap volume agregat kasar yang lolos saringan no. 4 dan tertahan saringan no. 8. Penelitian diawali dengan membuat rancangan gradasi campuran. Pencampuran biji limbah plastik dilakukan setelah seluruh agregat kasar, halus, dan filler tercampur pada saat pencampuran di atas kompor. Pengujian Marshall dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai Marshall properties dengan Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Edisi 2010 (revisi 1) Divisi 6 untuk campuran AC-BC. Selain itu ketahanan perkerasan terhadap air diukur dengan nilai Retained Marshall Stability (RMS) pada setiap variasi melalui perendaman standar dan 24 jam untuk benda uji pada kadar aspal optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji limbah plastik HDPE dapat digunakan sebagai agregat kasar pengganti untuk agregat gradasi lolos saringan no. 4 dan tertahan saringan no. 8 karena nilai volumetrik, Marshall, dan RMS memenuhi spesifikasi yang disyaratkan pada semua variasi kadar plastik yang diuji yaitu 0%, 25%, dan 50%. Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk variasi kadar plastik 0%, 25%, dan 50% secara berturut-turut adalah 6%, 6,3%, dan 7,1%. Ditinjau dari seluruh kriteria, variasi biji limbah plastik HDPE 50% memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan variasi lainnya, kecuali untuk nilai MQ dari kadar plastik 25% memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan variasi lainnya. Nilai void semua variasi memenuhi Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Edisi 2010 (revisi 1) Divisi 6 untuk campuran AC-BC.

People’s mindset regarding to waste needs to be changed: Waste materials are actually a collection of “raw materials and products”. With this mindset, the new inovations of waste utilization will be developed. The first thing that is possible to do is to enrich the types of raw materials from waste composite, like plastic waste which is less biodegradable, so that the utilization can have significant impact on environmental sustainability. HDPE (High Density Polyethylen) is one kind of plastic that is difficult to be recycled and the use of it is quite a large amount as for cosmetic packaging bottles, soaps, and others. This research was conducted to determine the characteristics and also potentials of the use of HDPE plastic waste seeds as a substitute for the coarse aggregate in Asphalt Concrete-Binder Course (AC - BC) in order to get the solution of waste utilization . Seeds of waste plastic which are used in this research are those that through sieve No. 4 and retained on the sieve No. 8 with the variations of plastic content are 0%, 25%, and 50% of the coarse aggregate volume through sieve no. No. 4 sieve and retained on the sieve No. 8. The research began with planning mix design. The plastics were mixed after all of coarse aggregates, fine aggregates, and filler had already mixed on the stove. Marshall testing was done by comparing the values of properties with Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Edisi 2010 (Revisi 1). The durability of pavement was also measured by the value of Retained Marshall Stability ( RMS ) at each variations through standart and 24 hours immersion for the test object at each optimum bitumen content. The results showed that the seeds of HDPE plastic waste can be used as a substitute for coarse aggregate through sieve No. 4 sieve and retained on the sieve No. 8 because the values of volumetric, Marshall, and RMS were qualified the specifications in all plastic content variations (0%, 25%, and 50%). Optimum bitumen content for the variation of the plastic content of 0%, 25%, and 50% respectively were 6%, 6.3%, and 7.1%. From all of the criterias, 50 % HDPE plastic waste has the highest value compared to the other variations, except for the MQ value that 25% plastic content has the highest value compared to the other variations. Void values of all variations were qualified the spesifications from Bina Marga for AC-BC mix.

Kata Kunci : -