PENGARUH JUMLAH ASUPAN BISKUIT COKELAT TERHADAP AKUMULASI PLAK GIGI PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN (Kajian pada Sekolah Dasar Negeri Bangirejo 1)

SUKRON TAJUDIN, drg. Rinaldi Budi U., MS., Sp. KGA (K).,

2013 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Biskuit merupakan makanan ringan kering yang digemari anak-anak dan tepat untuk dijadikan bekal dalam menjalani aktivitas di sekolah. Jajanan ini memiliki komposisi utama berupa karbohidrat, terutama sukrosa, yang berperan sebagai pemanis. Cokelat merupakan bahan perasa biskuit yang paling sering digunakan karena digemari anak-anak. Adanya sisa-sisa makanan setelah mengonsumsi biskuit cokelat dapat melekat pada permukaan gigi dan berperan penting dalam proses pembentukan plak gigi. Proses pembentukan plak gigi dapat diperparah dengan adanya sifat coklat yang lengket. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jumlah asupan biskuit cokelat terhadap akumulasi plak gigi pada anak usia 9-11 tahun. Penelitian eksperimental semu dilakukan pada 30 orang subjek yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan mengonsumsi biskuit cokelat sebanyak 29,4 gram dan kelompok 2 diberi perlakuan mengonsumsi biskuit cokelat sebanyak 58,8 gram. Penghitungan skor plak gigi dilakukan dua jam setelah subjek mengonsumsi biskuit cokelat dengan metode PHP-M indeks menurut Martens dan Meskin. Data skor plak gigi dari masing-masing kelompok perlakuan dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor plak gigi kelompok yang mengonsumsi biskuit cokelat 58,8 gram (0,822 ± 0,152) lebih tinggi dari kelompok yang mengonsumsi 29,4 gram biskuit cokelat (0,609 ± 0,084). Hasil independent t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata skor plak gigi 2 kelompok perlakuan (t = -6,689; p = 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah semakin banyak jumlah asupan biskuit cokelat akan menyebabkan semakin banyak plak gigi yang akan terbentuk pada anak usia 9-11 tahun.

Biscuit was an appropriate kind of dry snacks which most wanted to be served for the lunch of children to do some activities in school. Carbohydrate, especially sucrose, was a main component of ingredients of biscuit which played role as sweetener. Chocolate was the most used filling for biscuit because of the taste that is loved most by the children. The food debris that was left after consuming biscuit of chocolate had important role in dental plaque formation process. This process can be worst because of the high sticky property of chocolate. This research aimed to know the effect of the amount of consumption of biscuit toward the changes of dental plaque formation on children ages 9-11 years old. Quasi Experimental research on 30 subjects was divided into two groups. Group 1 was given preferential treatment to consume 29.4 gram of biscuit and the group 2 was given favorable treatment to consume 58.8 gram of biscuit. Calculation of dental plaque score carried out two hours after consuming biscuit by using Personal Hygiene Performance Modified (PHP-M) by Martens and Meskin. Dental plaque score data from each group measurements were analyzed with independent t-test. The results showed that the average of dental plaque score after consuming 58.8 gram of biscuit (0,822 ± 0,152) was greater than after consuming 29.4 gram of biscuit (0,609 ± 0,084). Independent t-test result showed that there was a significant statistically difference of average of dental plaque score between two groups (t = -6,689; p = 0,000). The conclusion of the study was that more consumption of biscuit can increase dental plaque accumulation of children ages 9-11 years old.

Kata Kunci : plak gigi, biskuit, anak usia 9-11 tahun