Laporkan Masalah

Strategi pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) berdasar analisis SWOT :: Studi kasus daerah rawa pasang surut rantau rasau-Simpang puding Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi

SURANTO, Eddy, Dr.Ir. H. Darmanto, Dip.HE.,MSc

2001 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Pemerintah menempatkan pembangunan infiastruktur irigasi-rawa sebagai salah satu fokus Pembangunan Nasional. Perkembangan pembangunan irhastruktur itu membaw konsekwensi menjngkatnya kegiatan pengelolaan jaringan tersebut. Memperhatikan kondisi dan perkembangan mendatang serta mengingat pentingnya masalah pengelolaan jaringan irigasi-rawa, maka Pemerintah kembali mengeluarkan kebijaksanaan melalui Inpres No. 3 Tahun 1999 tentang Pembaharuan Kebijaksanaan Pengelolaan Irigasi. Kebijaksanaan itu mengandung tujuan bahwa pengelolaan jaringan irigasi-rawa dilakukan oleh para petani secara mandiri melalui suatu organisasi P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberdayaan P3A dalam menyambut kebijakan dimaksud dan memantapkan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam memberdayaan P3A (agar mandiri). Pada kajian ini dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dinilai mempengaruhi keberdayaan P3A dalam pengelolaan jaringan irigasirawa, 16 faktor internal dan 16 faktor eksternal. Kuesioner disebarkan kepada seluruh Organisasi P3A yang ada di daerah penelitian, hasil kuesioner dikuantitatifkan sebagai bahan masukan untuk analisis. Menggunakan Metode SWOT dilakukan identifkasi dengan cara menuangkan ke Matrik Internal Strategic Factor Analysis Summary (ISFAS) dan External Strategic Factor Analysis Summary (ESFAS), diperoleh jumlahhelisih nilai tertimbang (.INTENT) faktor internal dan eksternal. Selanjutnya dengan menggunakan Matrik SWOT dan Matrik Grand Strategy dihasilkan strategi-strategi serta isu-isu strategis yang tepat untuk diambil sebagai kebijaksanaan. Untuk mengetahui tingkat kestrategisan setiap isu itu dilakukan Tes Litmus yang berguna menentukan prioritas dalam implementasinya. Sesuai analisis yang telah dilakukan, berdasarkan tinjauan kuantitatif diperoleh hasil SNT internal = 0,067 dan SNT eksternal = -0,448, lebih kecil dari 2,OO (SNT syarat minimum kemapanan). Bila ke dua nilai tersebut diplotkan pada gambar Matrik Grand Strategy terjadi perpotongan garis dititik P, terletak di kuadran 2 (dua). berarti ketidakberdayaan P3A lebih dipengaruhi oleh faktor ancaman. Demikian halnya berdasarkan tinjauan kualitatif yang mengacu pada enam tolok ukur kemapanan secara operasional, ternyata keberadaan organisasi P3A secara umum masih belum memenuhi kriteria kemapanan dimaksud. Berdasarkan kedua tinjauan itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi P3A secara umum keberadaannya kurang mempunyai kemampuan yang memadai untuk melakukan pengelolaan jaringan rawa yang ada secara mandiri. Guna mewujudkan Organisasi P3A yang berdaya perlu dilakukan langkah-langkah strategis yaitu dengan terlebih dahulu meminimalkad menghilangkan pengaruh faktor-faktor yang berupa ancaman berubah menjadi peluang, diiringi dengan langkah meminimalkan kelemahan internal bergeser menjadi kekuatan dan akhirnya dengan memanfaatkan faktor kekuatan dan peluang untuk memperkokoh keadaan petani menuju kemapanan yang akan lebih memberdayakan Organisasi P3A.

The Government puts the development of irrigation-swamp infrastructure as one of the National Development focuses. The development of irrigation-swamp infrastructure brings the consequence of increasing efforts on the network management activities. Regarding the future condition and development and also the importance of irrigation-swamp network management, the Goverment retakes a policy by issuing Inpres No.3 year 1999 about “ The Renewal of Irrigation-Swamp Management Policy”. As the aim of the policy, the irrigation-swamp network management is hoped can be conducted independently by the farmers through P3A organization (the Water - User Farmers Organization). This research objective is to study the P3A endeavor in embracing the policy and to place on a solid footing the required step to empower the P3A in order to be independent. This study conducts a research towards factors to have effects on P3A endeavor in irrigation-swamp network management, beside the 16 internal and 16 external factors. Questionnaires are distributed to the entire P3A existed in the command area, the questionnaire results are then quantified as the input material of the analysis. Using SWOT Method, the identification is conducted by entering the inputs in to ISFAS and ESFAS, then, a surdmargin of weighted value (JNT/SNT) of the internal and external factors can be defined. Next, using SWOT Matrix and Grand Strategy Matrix, proper strategic issues and strategies to be taken as policies are obtained. To identi@ the strategic level of every issue, Litmus Test is conducted in order to define the implementation priority. Based on quantitative review, the analysis result shows that internal and external SNT are 0.067 and -0.448 cosecutively, which are lower than 2.00 (the SNT stability minimum requirement). If both of the values are plotted into Grand Strategy Matrix, the two lines will be met on P, which is on the second quadrant, it means the condition of incapability is innuenced more by the threat factors. Likewise, based on qualities review referring to the operationally six stability standards, the existing P3A has not reached the stability criteria. Based on both reviews, the P3A existence in general is unqualified enough to conduct the swamp network management independently. To empower the P3A organization, strategic steps are required by mhhkb@eliminating the influence of threat fkctors and changing them into opportunity along with minimizing the weakness fkctors and changing them into strength factors. In the end, the strength and opportunity fkctors will strengthen the fhrmer’s condition that may lead the P3A to be more empowered.

Kata Kunci : Hidrologi,Pengelolaan Irigasi Rawa,P3A


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.