Laporkan Masalah

DISTRIBUSI KARBONDIOKSIDA (CO2) TANAH PADA KAWASAN KARST GUNUNGSEWU (Kasus Profil Tanah Daerah Sekitar Mata Air Ngeleng, Giritirto, Purwosari, Gunungkidul)

DANARDONO, Dr. Eko Haryono, M.Si

2013 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Karbondioksida merupakan salah satu unsur pereaksi utama dalam proses pelarutan batuan karbonat yang diambil dari atmosfer maupun dari dalam tanah. Gas karbondioksida dalam atmosfer yang cenderung kurang variatif dibandingkan gas karbondioksida dalam tanah menyebabkan variasi pelarutan batuan karbonat lebih banyak dipengaruhi pada kandungan dan distribusi karbondioksida dalam tanah terutama saat musim kemarau. Penelitian ini dilakukan pada kawasan Karst Gunungsewu tepatnya pada profil tanah sekitar Mataair Ngeleng, Giritirto, Gunungkidul. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mengukur dan mengidentifikasi besarnya variasi spasial, temporal, dan vertikal karbondioksida dalam profil tanah pada penggunaan lahan hutan dan tegalan; (2) Mengetahui keterkaitan atau hubungan antara kondisi suhu, kelembaban, kadar air dan bahan organik tanah dengan variasi karbondioksida dalam profil tanah. Distribusi karbondioksida tanah diperoleh dari pengukuran langsung dilapangan secara temporal, spasial, dan vertikal pada kedalaman 20 cm, 40 cm, 60 cm, dan 65 cm. Pengukuran temporal dilakukan pada beberapa interval waktu saat terjadi perbedaan intensitas hujan yang dilakukan pada dua penggunaan lahan yaitu hutan dan tegalan. Pengukuran parameter pendukung lain seperti suhu tanah dan kelembaban tanah juga ikut diukur saat pengukuran lapangan. Sementara parameter kadar air tanah dan bahan organik tanah diukur di laboratorium dengan menggunakan sampel tanah yang diambil di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan karbondioksida tanah pada lahan tegalan saat perbedaan musim cenderung lebih fluktuatif dibandingkan pada lahan hutan akibat adanya pengaruh pergiliran tanaman. Secara temporal, karbondioksida tanah mengalami peningkatan dari musim kemarau ke musim penghujan dengan nilai puncak saat masa growing season. Sementara, secara vertikal karbondioksida tanah membentuk dua rezim di permukaan sampai kedalaman 60 cm dimana karbondioksida mengalami peningkatan seiring bertambahnya kedalaman dan kemudian kembali menurun pada kedalaman 65 cm seiring dekatnya tanah dengan batuan dasar. Karbondioksida tanah dipengaruhi oleh suhu tanah dan kelembaban tanah dengan nilai korelasi berturut – turut sebesar -0,521 dan -0,175 pada lahan hutan serta -0,596 dan -0,176 pada lahan tegalan. Sementara nilai korelasi antara karbondioksida tanah dengan bahan organik tanah dan kadar air tanah berturut – turut sebesar +0,734 dan +0,522 pada lahan hutan serta +0,538 dan +0,556 pada lahan tegalan

Carbondioxide is a one of major constituence for dissolution process in carbonate rock which can be taken from atmosphere or soil underground. Carbondioxide gaseous in atmosphere which likely to be less varied than soil carbondioxide causing variation of carbonate rock dissolution is more influenced on the content and distribution of soil carbondioxide, especially during summer season. This research is taken place in Karst Gunungsewu region exactly on soil profiles around Ngeleng Spring, Giritirto, Gunungkidul. The purpose of this research is (1) To assess and identified the value of vertical and temporally carbondioxide variation in soil profiles on forest land and dry land; (2) To know the relationship between soil temperature, soil moisture, soil water content, and soil organic matter with soil carbondioxide variation. Distribution of soil carbondioxide obtained from the field measurement of the temporally, spatial, and vertical at a depth of 20 cm, 40, cm, 60 cm, and 65 cm. Temporally measurement performed at several time intervals when the difference rainfall intensity occurs in forest land and dry land. The others supporting components such soil temperature and soil moisture also measured as field measurement. While the soil water content and soil organic matter were measured in laboratory using soil samples taken in the field. The result of this research shows that soil carbondioxide on dry land when seasonal differences tend to be more volatile than the forest land due to the influence of crop rotation. Temporally, soil carbondioxide increases from dry season to winter season by reaching a peak value of current growing season plant growth. Meanwhile, soil carbondioxide forming two regimes on surface soil to a depth of 60 cm which carbondioxide has increased exponentially with depth and then back down along the nearby soil with bedrock. Soil carbondioxide is influenced to soil temperature and soil moisture with a correlation value of -0,521 and -0,175 on forest land; -0,596 and -0,176 on dry land. While the correlation value between soil carbondioxide to soil organic matter and soil water content is +0,734 and +0,522 on forest land; +0,538 and +0,556 on dry land

Kata Kunci : Karst, Karbondioksida (CO2) tanah, suhu tanah, kelembaban tanah, kadar air tanah, bahan organik tanah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.