Laporkan Masalah

HUBUNGAN TEBAL HUJAN DENGAN INTERSEPSI TAJUK PADA AREAL BEKAS TEBANGAN DAN AREAL TEGAKAN BENIH DI PT. NARKATA RIMBA KALIMANTAN TIMUR

MAYA SARI, Ir. Sri Astuti Soedjoko

2013 | Skripsi | KONSERV. SUMBER DAYA HUTAN

Intersepsi tajuk diakui sebagai proses hidrologi yang cukup penting dalam pengelolaan sumberdaya air. Besarnya nilai dari intersepsi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi vegetasi dan iklim. Kegiatan pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh PT.Narkata Rimba telah merubah struktur hutan dan mempengaruhi besarnya intersepsi tajuk yang ada di hutan hujan tropis khususnya Kalimantan Timur. Berubahnya kondisi vegetasi ditambah dengan tingginya curah hujan di daerah tersebut membuat perlunya dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tebal hujan dengan intersepsi tajuk yang ada di areal bekas tebangan dan areal tegakan benih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai intersepsi pada kawasan non-produksi dan produksi. ) Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi yaitu areal bekas tebangan petak 1404 dan areal tegakan benih dan dilakukan pada bulan Januari-Februari 2013. Nilai intersepsi (Ic didapatkan dari pengurangan tebal hujan (P) dengan aliran tembus (Tf) dan aliran batang (Sf). Data tebal hujan didapat dari ARR sedangkan data aliran tembus dan aliran batang diperoleh dari pengukuran langsung di plot penelitian. Untuk memperoleh hubungan tebal hujan dengan intersepsi tajuk dilakukan analisis statistik menggunakaan SPSS 16.0. X Y 144 , 0 615 , 0   Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa besarnya intersepsi tajuk pada areal tegakan benih adalah 32,29% dari total hujan sedangkan intersepsi tajuk pada areal bekas tebangan lebih kecil yaitu 24,58% dari total hujan. Hubungan antara tebal hujan dengan intersepsi tajuk adalah berbanding lurus dengan persamaan yang dihasilkan sebagai berikut : pada areal tegakan benih sebesar 0,88 dan areal bekas dengan nilai R 2 tebangan X Y 162 , 0 201 , 0   sebesar 0,973. dengan nilai R2

Canopy interception is recognized as a hydrological process of considerable importance in water resource management. The value of this interception is strongly influenced by climatic condition and vegetation. Forest utilization activity conducted by PT.Narkata Rimba has changed forest structure and affect the value of canopy interception in tropical rain forest especially in East Kalimantan. Changes in vegetation condition coupled with high rainfall make important to know the relationship between gross rainfall and canopy interception in logged-over area and seed stands area. This study was conducted to determine the difference in value interception in non-production area and production area. Value This research was conducted at two location (logged-over area and seed stands area) in the month of January to February 2013. interception (Ic) obtained from the reduction of gross rain (P) with a throughfall (Tf) and stemflow (Sf). The gross rainfall obtained from ARR while throughfall and stemflow obtained from direct measurement in research plots. The statistical analysis with SPSS 16.0 was conducted to obtain the relations gross rainfall and canopy interception. The results of this research shows that the value of canopy interception in the seed stands area is 32.29% of the total rainfall, while canopy interception in the logged-over area is 24.58% of the total rainfall. The relationship between the gross rainfall and canopy interception is directly proportional to the resulting equation is as follows : in seed stands area X Y 144 , 0 615 , 0   value 0,88 with R 2 and in logged-over area X Y 162 , 0 201 , 0   value 0 with R 2,973

Kata Kunci : Tebal hujan, intersepsi tajuk, areal tegakan benih, areal bekas tebangan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.