PENGARUH TEKANAN KETEL UAP DAN VOLUME AIR BAK MASAK TERHADAP LAMA PENCAPAIAN SUHU DIDIH DAN EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PADA PROSES PEMASAKAN TAHU

ELISA PERWITASARI, Ir. Sunarto Ciptohadijoyo, SU

2013 | Skripsi | TEKNIK PERTANIAN

Industri UMKM tahu memiliki kapasitas pengolahan kedelai yang bervariasi, yaitu 50 kg/hari, 100 kg/hari, 600 kg/hari, dan 1000 kg/hari. Dalam metode pengolahan tahu secara tradisional, bubur kedelai dimasak langsung di atas tungku. Metode tersebut menyebabkan tahu yang diproduksi mempunyai kualitas yang rendah, seperti berwarna kecoklatan, dan berbau asap. Selain itu, biasanya akan timbul kerak dalam proses pemasakan tersebut. Resiko-resiko tersebut menyebabkan banyak pelaku UMKM tahu yang beralih menggunakan ketel uap untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun, karakteristik ketel uap yang ada belum memberikan efisiensi pada tekanan uap agar waktu yang digunakan untuk memasak bubur kedelai lebih efisien. Penelitian ini menggunakan ketel uap yang dapat diterapkan pada industri skala UMKM, yaitu tipe TPD-80V-13. Ketel uap tersebut dicoba menghasilkan uap panas dengan 4 variasi tekanan sebelum dialirkan ke bak masak dalam 4 variasi volume air. Titik didih air diasumsikan sama dengan titik didih bubur kedelai sehingga dalam penelitian ini akan diketahui pada tekanan berapa yang efisien untuk mencapai suhu didih pada volume tertentu sesuai dengan kapasitas pengolahan. Hasil tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam proses pemasakan tahu. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan lama pencapaian suhu didih tekanan yang disarankan untuk mendidihkan air volume 50 liter (50 kg kedelai/hari) adalah tekanan 0 atm gauge, volume 100 liter (100 kg kedelai/hari) menggunakan tekanan 1 atm gauge, volume 150 liter (600 kg kedelai/hari) menggunakan tekanan 2 atm gauge, dan volume 200 liter (1000 kg kedelai/hari) menggunakan tekanan 3 atm gauge. Efisiensi tertinggi untuk mendidihkan air dengan volume 50 liter, 100 liter, dan 150 liter dicapai pada tekanan 0 atmosfer gauge, sedangkan untuk volume 200 liter dicapai pada tekanan 3 atmosfer gauge.

Small scale industries of tofu production have various capacity of soybeans processing, they are 50 kg/day, 100 kg/day, 600 kg/day, dan 1000 kg/day. In the traditional method of tofu processing, the soybean porridge is cooked with direct heating. That method produces browny tofu coloured with smoky smell. Besides, the cooking of soybean porridge leaving crust. Those risks move the industries to use steam boiler in cooking the soybean porridge. However, the characteristic of steam boiler has not given the efficient steam pressure yet for an optimal cooking time of soybean porridge. This research used steam boiler type TPD-80V-13 which could be applied in small scale industry of tofu. The steam boiler would produce steam in 4 variation of pressure which flowed to cooking vessel with 4 variation of water in it. The boiling point of water is assumed to be similar to the boiling point of soybean porridge, then this research would show about the suitable steam pressure in order to get an efficient cooking time of the various volume of water. The output of this research was aimed to help tofu industry in tofu processing. The result of this research are, based on the duration of boiling water, to boil 50 liter water (50 kg soybeans/day) is suggested to set the steam boiler at 0 atm pressure gauge, 100 liter water (100 kg soybeans/day) at 1 atm pressure gauge, 150 liter water (600 kg soybeans/day) at 2 atm pressure gauge, and 200 liter water (1000 kg soybeans/day) at 3 atm pressure gauge. The highest efficiency for boiling water at volume 50 liter, 100 liter, and 150 liter is reached at 0 atm pressure gauge. While the highest efficiency of 200 liter water is at 3 atm pressure gauge.

Kata Kunci : ketel uap, tekanan, volume, suhu didih