ANALISIS KUALITAS PENCAHAYAAN MENGGUNAKAN PERMODELAN NUMERIS SESUAI SNI PENCAHAYAAN, DATA PENGUKURAN LANGSUNG (ON-SITE), DAN SIMULASI (STUDI KASUS: HOTEL NOVOTEL YOGYAKARTA)
BAYU ARDIYANTO, Sentagi Sesotya Utami, ST., M.Sc., Ph.D.
2013 | Skripsi | FISIKA TEKNIKSektor bangunan menjadi bagian dari beban energi yang besar dalam usaha untuk meningkatkan konservasi dan efisiensi energi nasional. Pada bidang pencahayaan, umumnya sebuah bangunan komersial biasanya menghasilkan beban 20% - 45% dari konsumsi energi total yang dibutuhkan dari gedung tersebut (UNEP, 2006). Dengan beban energi yang sebesar itu, sistem pencahayaan harus memperhatikan faktor performansi dan kenyamanan visual yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis kualitas sistem pencahayaan pada Hotel Novotel Yogyakarta pada ruang pertemuan dan lobi dengan tiga metode, yaitu dengan perhitungan numeris dengan dasar acuan studi Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang pencahayaan, metode pengukuran langsung, dan simulasi komputer dengan menggunakan DiaLux. Dari hasil penelitian, nilai iluminansi rata-rata ruang pertemuan dengan perhitungan numeris 78,1 lux, pengukuran lapangan 72,33 lux, dan simulasi 89 lux dengan nilai baku mutu SNI 300 lux. Nilai iluminansi rata-rata lobi pada malam hari dengan perhitungan numeris yaitu 49,05 lux, pengukuran lapangan 48,02 lux, dan simulasi 70 lux dengan nilai baku mutu SNI 100 lux. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai iluminansi rata-rata ruang pertemuan dan lobi pada malam hari belum berhasil memenuhi standar kenyamanan SNI. Nilai iluminansi rata-rata lobi pada siang hari yaitu dengan perhitungan numeris 151,3 lux, pengukuran lapangan 91,37 lux, dan simulasi 222 lux. Hal ini berarti lobi pada siang hari berhasil mendekati standar kenyamanan SNI. Analisis perbandingan ketiga metode tersebut menunjukkan bahwa perhitungan numeris dengan dasar SNI dilakukan sebagai dasar dari perancangan sistem pencahayaan, simulasi dilakukan untuk memperoleh perhitungan yang optimal, dan evaluasi sistem pencahayaan dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan.
Building sector has been a part of the huge national energy load in order to improve the conservation and energy efficiency. In lighting sector, generally a commercial building produces energy load 20% - 45% of total energy consumption needed (UNEP, 2006). With that huge energy load, lighting system must consider its performance factor and visual comfort produced. This research is to analyze the quality of lighting system at Hotel Novotel Yogyakarta in function room and lobby with three methods which are numerical modelling based on SNI of lighting, on-site measurement, and computer simulation using DiaLux. From the results of this research,it is concluded that the average illuminance in function room by numerical calculation is 78.1 lux, by on-site measurement is 72.33 lux, and by simulation is 89 lux, while the SNI’s value quality is 300 lux. Results of averege illuminance in lobby at night by numerical calculation is 49.05 lux, by on-site measurement 48.02 lux, and by simulation is 70 lux. Based on these results, we know that the average illuminance of function room and lobby at night have not managed to meet the visual comfort’s standards of SNI. Average illuminance in lobby during the day by numerical calculation is 151.3 lux, by onsite measurement is 91.37 lux, and by simulation is 222 lux. With these results, it’s known that lobby during the day have managed to meet the visual comfort’s standards of SNI. Comparative analysis of the three methods shows that numerical calculation based on SNI performed as the basis of a lighting system design while computer simulation performed to obtain an optimal calculation and evaluation is done by on-site measurement.
Kata Kunci : iluminansi, pencahayaan alami, pencahayaan buatan, bangunan, simulasi