PEMETAAN ESTIMASI HARGA LAHAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NINDRA SARI SURYA PUTRI, Prima Widayani, S.Si, M.Si
2014 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SIGPenelitian dengan judul “Pemetaan Estimasi Harga Lahan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta†ini bertujuan untuk mengakaji : (1) kemampuan teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam menentukan estimasi harga lahan dengan beberapa parameter penentu harga lahan, (2) mengetahui perkembangan penggunaan lahan di Kecamatan Sleman, dan (3) memetakan persebaran estimasi harga lahan berdasarkan data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi di Kecamatan Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah integrasi antara teknik Penginderaan Jauh sebagai sumber data primer dan Sistem Informasi Geografi yang digunakan dalam input data, pemrosesan data, analisis data, dan penyajian peta estimasi harga lahan secara digital. Data Penginderaan Jauh yang digunakan berupa Citra Quickbird hasil perekaman pada tahun 2010. Selain itu, data berupa Peta Rupabumi Indonesia (RBI), Peta Jaringan Jalan, Peta Administrasi, Peta Lokasi Fasilitas Umum, dan data sekunder yang berupa data jumlah fasilitas umum di Kecamatan Sleman digunakan dalam penelitian ini. Melalui interpretasi citra Quickbird secara digitasi on screen diperoleh data bentuk penggunaan lahan. Sementara itu, untuk parameter berupa aksesibilitas lahan dilakukan proses buffer untuk mengetahui jarak dari setiap lokasi terhadap obyek yang mempengaruhi. Aksesibilitas lahan positif berkaitan dengan jarak terhadap jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, fasilitas kesehatan, pusat pemerintahan, fasilitas perdagangan, dan fasilitas pendidikan. Sementara itu, aksesibilitas lahan negatif berkaitan dengan jarak terhadap sungai, kuburan, dan sumber polusi (pabrik). Sedangkan data kelengkapan fasilitas umum diperoleh dari data sekunder berupa jumlah fasilitas kesehatan, perdagangan, dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pada daerah penelitian terbagi menjadi empat kelas harga lahan. Kelas I yaitu harga lahan sangat tinggi dengan luas 459,65 Ha atau 14,67% dari luas keseluruhan. Kelas harga lahan sangat tinggi dominan tersebar di pinggir jalan utama (Jalan Magelang) yang didominasi oleh pusat perdagangan dan jasa. Harga lahan sangat tinggi dikarenakan letaknya yang strategis dengan tingkat fasilitas yang lebih lengkap. Kelas II yaitu kelas harga lahan tinggi sebesar 640,46 Ha atau 20,44% dari luas keseluruhan Kecamatan Sleman yang tersebar di sebagian Kelurahan Tridadi dan Triharjo, kelas III yaitu kelas harga lahan sedang sebesar 1.154,61 Ha atau 36,86% dari total keseluruhan luas Kecamatan Sleman. Selanjutnya, kelas IV yaitu harga lahan rendah memiliki luas sebesar 877,28 Ha atau 28,01% dari luas Kecamatan Sleman secara keseluruhan. Pada kelas IV didominasi penggunaan lahan berupa sawah. Sawah masuk pada harga lahan rendah karena apabila digunakan sebagai lahan permukiman atau lainnya masih memerlukan banyak biaya, seperti untuk pengurukannya.
-
Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografi, Citra Quickbird, Harga Lahan, dan Kecamatan Sleman