Laporkan Masalah

STUDI KASUS ERROR DALAM PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RSUD dr.R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Titin Murtiningsih, dr. Tjahjono Kuntjoro,MPH.,DrPH

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Kesalahan dalam memutuskan suatu tindakan, hampir terjadi di setiap proses pelayanan di rumah sakit (RS), tanpa kecuali pelayanan asuhan gizi rawat inap. Dampak dari kesalahan pada asuhan gizi yang ditimbulkan seperti rasa tidak nyaman, berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang dapat menimbulkan resiko berat, yang berdampak memberi ancaman terhadap peningkatan angka kesakitan, memperburuk keadaan, lama sembuh, biaya pengobatan meningkat, bahkan kematian. Faktor petugas (manusia) paling banyak menjadi penyebab langsung terjadinya kesalahan, tetapi bukan merupakan akar masalah, organisasi dan kondisi lingkungan pekerjaan merupakan faktor-faktor yang turut menyumbang terjadinya kesalahan. Tujuan: Mengidentifikasi terjadinya error dan mengidentifikasi faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya error pada asuhan gizi pasien rawat inap di RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data diawali dari observasi tindakan asuhan gizi di ruang rawat inap. Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam,dan diskusi kelompok terarah. Hasil dan pembahasan: Tindakan asuhan gizi yang paling banyak tidak dilakukan, diantaranya adalah penentuan diit awal oleh dokter sebesar 88,7%, tindakan monitoring dan evaluasi sebesar 71,3%, menghitung kebutuhan gizi sebesar 39,3% dan pengukuran antropometri sebesar 35,3%. Sedangkan tindakan pemberian makan ke pasien yang paling banyak tidak dilakukan, diantaranya adalah penandatanganan pemesanan blangko diit oleh perawat sebesar 72%, dan tindakan memberi informasi asupan makan pasien dari pramusaji ke ahli gizi sebesar 58,3%. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya error pada asuhan gizi rawat inap dari faktor petugas terjadi karena ketidaktaatan terhadap SOP yang ada ( melakukan pelanggaran) pada ahli gizi, sedangkan pada petugas pramusaji error terjadi karena ketidakfahaman petugas terhadap SOP yang ada. Pada faktor organisasi tidak adanya penempatan struktur organisasi yang jelas dan minimnya sosialisasi SOP pada petugas pramusaji. Faktor kondisi kerja, pada petugas ahli gizi dan pramusaji adalah lemahnya supervisi terhadap kinerja petugas berimplikasi pada lemahnya penegakan SOP. Kesimpulan dan Saran : Dalam kasus error pada penatalaksanaan asuhan gizi di RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, tindakan asuhan gizi yang paling banyak tidak dilakukan, adalah penentuan diit awal oleh dokter dan monitoring evaluasi asupan makan pasien. Diharapkan manajemen rumah sakit dapat memfasilitasi sistem yang memunculkan pola kerjasama atau kolaborasi antara ahli gizi, dokter, perawat dan tenaga pramusaji ,dalam suatu teamwork misalnya dengan di bentuknya tim Nutrition Support Team (NST), dimana untuk menjamin setiap pasien mendapatkan asuhan gizi yang optimal.

Background: Errors in deciding an action, happening in almost every service process in hospital, no exception inpatient nutrition care services. The impact of the error on nutritional care caused such discomfort, easy or almost no risk of clinically insignificant. But some pretense severe risks which impacts a threat of increasing morbidity, worsen the condition, lengthy recovery, increasing medical costs, and even death. Officer (human) factors mostly cause errors, even though not the root cause, organization and working conditions are all factors that contributed the occurrence of errors. Objective: To identify the occurrence of error and to identify factors which influence the occurrence of errors in the nutritional care of inpatients in dr. R Goeteng Taroenadibrata hospitals Purbalingga. Methods: This study was conducted with case study design. Data collection begins from the observation of the action in the nutritional care of inpatient unit, in-depth interviews, and focus group discussions. Results and discussion: Most of nutritional care are not implemented yet, i.e. determination of early diet by doctors(88.7%), monitoring and evaluation (71.3%), calculating the nutritional needs (39.3%), and measuring anthropometric (35.3%). On the feeding procedure to the patient, most nurses are not signed the diet blank (72%), and transfer information of patient food from waitress to a nutritionist (58.3%). The factors that influence errors in the nutritional care of patient in inpatient ward is because of non-compliance of nutrionist toward operation procedure standard, while at the waitress, it is because they dont’t understand the operation procedure standard. That’s happend because the unclear structure of organization and minimal sozialization od operation procedure standard implemented. Working conditions factors on nutritionist and waitresses is the weakness of supervision of their performances; impact the weakness of operation procedure standard implementation. Conclusions and Recommendations: Most errors in the management of nutritional care in dr. R Goeteng Taroenadibrata hospital, Purbalingga occurs at determination of the initial diet by doctor, and monitoring and evaluation patient’s food. This study suggests to hospital’s management to facilitate system that appear pattern of cooperation or collaboration between nutritionists, doctors, nurses and waitresses, for example building teamwork such as Nutrition Support Team (NST), which ensure each patient receive optimal nutrition care.

Kata Kunci : error, asuhan gizi rawat inap


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.