PENGARUH KAFEIN TERHADAP EFEKTIVITAS TERAPI EPILEPSI DENGAN FENITOIN
Dra. WIDYATI, MClin Pharm, Apt, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.
2013 | Disertasi | S3 Ilmu FarmasiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kafein dapat digunakan sebagai obat add-on pada terapi epilepsi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 sub penelitian: A. Kajian Farmakokinetika dengan disain Pre-post study yang membandingkan kadar, efek farmakologi, kadar fenitoin sebelum dan sesudah penambahan kafein pada subyek sehat. B. Kajian farmakodinamik dan farmakogenetik dengan disain randomized, single blind, active-controlled study. Sampel adalah pasien epilepsi kejang umum yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan secara random. Endpoin klinik yang diukur dan dibandingkan meliputi remisi terminal 6 bulan, reduksi kejang ≥ 50% sebagai parameter efikasi, kadar obat untuk menilai interaksi obat, EEG untuk menilai efikasi maupun interaksi farmakodinamik dan observasi adverse drug reaction untuk menilai tolerabilitas. Subyek diikuti hingga 6 bulan. Hasil penelitian ini adalah: A. Total subyek sehat 22 terlibat. Penambahan kafein tidak menyebabkan interaksi farmakokinetika yang signifikan (F:0.907, P:0.347, CI 95%). Profil farmakokinetika fenitoin dalam sediaan fenitoin-kafein adalah sbb: Clav: 33,367 L/hari ; Vd: 0.56 L/kg; Ke 0.023/jam. Tidak dijumpai perbedaan efek farmakologi sebelum dan sesudah penambahan kafein 2,5mg/kg/hari (t=1;P=0.374, CI=95%). B. Total 50 pasien terlibat penelitian ini. Terdapat 19 (79,2%) pasien dalam kelompok fenitoin yang mengalami remisi terminal dan 20 (83,3%) pasien memiliki reduksi kejang ≥50%. Sementara pada kelompok fenitoin- kafein 24 (92,3%) pasien memiliki remisi terminal dan 26 (100%) menunjukkan reduksi kejang ≥50%. Perbedaan remisi terminal maupun reduksi kejang ≥50%. dinyatakan signifikan menggunakan metode Chi Square ( χ =31,225; p=0,00 CI 95%; χ =66,52; p=0,00, CI 95%). Sediaan fenitoin-kafein menunjukkan profil keamanan seperti fenitoin. Kafein meningkatkan efektivitas fenitoin pada epilepsi dengan kejang umum.
The purpose of this research was to investigate the effectiveness of phenytoin-caffeine combination in general seizure. Two different studies have been assigned: 1. Pre-post study compared serum level and pharmacologic effects before and after caffeine addition to phenytoin in healthy subjects. 2. A randomized, single blind, active-controlled study, compared the efficacy, and tolerability of phenytoin-caffeine combination to phenytoin in general seizure. Study subjects were divided into 2 groups, Group I received phenytoin 5mg/kg and Group II received phenytoin 5mg/kg/day+Caffein 2.5mg/kg/day. Subjects were followed-up until 6 months of therapy. The primary outcome measured were seizure frequency, seizure reduction>50%, 6 month remission, plasma phenytoin concentration, and adverse drug reaction. A total of 22 healthy subjects were enrolled. Caffeine addition to phenytoin result no significant interaction in pharmacokinetics (F:0.907, P:0.347, CI 95%). Pharmacokinetics profiles of phenytoin in phenytoin-caffeine as follows: (Clav) 0. 2571 ml min-1; volume of distribution (Vd) 0.56 L kg-1; elimination half-life (t ½) 34.8 hours; Ke 0.018 L hr-1. Pharmacologic effects attributable to phenytoin were not augmented by caffeine addition at dose of 2,5 mg/kg/day (t=1;P=0.374, CI=95%). A total of 50 patients were enrolled in second study; 2 were deemed ineligible and 48 patients comprised the overall efficacy cohort. By 6 months after starting therapy, there were significant reductions in seizure frequency in Group II (90.6%) over Group I (70.8%) (Z=-1.93, P=0.05, CI 95%); Group II demonstrated 92,3% terminal remission which was significantly different (X=51.95, P=0.00, CI 95%) to Group I (78.6%); 82% (Group I) and 100% (Group II) achieved ≥50% seizure reduction (χ=52.4, P=0.00, CI 95%). Phenytoin and caffeine demonstrated similar safety profile as phenytoin.
Kata Kunci : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kafein dapat digunakan sebagai obat add-on pada terapi epilepsi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 sub penelitian: A. Kajian Farmakokinetika dengan disain Pre-post study yang membandingkan kadar, efek farmako