Laporkan Masalah

Morfologi dan variasi genetik burung puyuh (Coturnix sp) di daerah Istimewa yogyakarta

BUDIARSA, I Made, Dr. Hari Hartiko, MSc

2001 | Tesis | S2 Biologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dan variasi genetik burung puyuh (Coturnix sp) yang merupakan hasil tangkaran di Daerah Istimewa Yogyakarta. Variasi morfologi yang diamati meliputi beberapa karakter kuantitatif maupun kualitatif, sedangkan variasi genetik yang diamati lebih difokuskan pada profil protein darah dengan menggunakan metode elektroforesis PAGE. Sampel burung puyuh Jepang diambil dari lima kabupaten (Sleman (SL), Bantu' (BN), Kulonprogo (KP), Gunung Kidul (GK) dan Kota Madya (KM) sedangkan sampel burung puyuh Kanada (KN) dan Amerika (AM) hanya diambil dari Kabupaten Sleman. Secara umum karakter kuantitatif maupun kualitatif burung puyuh dari populasi yang diamati menunjukkan adanya variasi. Selanjutnya berdasarkan profil protein darah, variasi genetik burung puyuh yang diteliti tampak rendah (H= 0,058-0,246). Ini mengindikasikan bahwa ada kemungkinan jumlah individu-individu pada populasi tersebut yang melakukan perkawinan seks rasionya mendekati seimbang sehingga dapat memperkecil kemungkinan hilangnya variasi genetik akibat inbreeding. Selain itu frekuensi ale a yang tinggi (0,857) pada lokus pre-albumin yang dijumpai pada burung puyuh Jepang asal Kota Madya (KM) menunjukkan adanya indikasi bahwa stok induk yang digunakan tampaknya bukan lagi berasal dari burung puyuh Jepang murni namun telah merupakan hasil kawin campur dengan burung puyuh jenis lain yang dianggap unggul.

In order to examine morphology and genetic variation of domesticated quail population (Coturnix sp) in Daerah Istimewa Yogyakarta, qualitative and quantitative characters were determined and protein profile of blood was assessed using PAGE electrophoresis method. Japanese quails were sampled from five regions ( Sleman (SL), Bantul (BN), Kulonprogo (KP), Gunung Kidul (GK), and Kota Madya (KM) whereas other populations of quails Canadian and American samples were just collected from Sleman. In general, the result exhibited variation on the quantitative and qualitative characters among populations of quail. On the basis of protein profile criterion, genetic variations of all populations are considered to be low (H = 0.058 — 0.246). However, the Japanese quails collected from Kota Madya (KM) have the highest heterozygosity (0.189) compared to the four other region populations even though its lower than that of the Canadian and the American samples, which is 0.194 and 0.246, respectively. This indicates that the population size may be balance to prevent loss genetic variation through inbreeding effects. In addition, the high frequency of allele a in pre-albumin locus (0.857) found in Japanese quails from Kota Madya indicate that parental stocks are not produced from Japanese quails but its already produced from crossbreeding with other types of quails.

Kata Kunci : burung puyuh, morfologi, variasi genetik, quail, morphology, genetic variation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.