ANALISIS PERUBAHAN BENTUK TOPOGRAFI DASAR LAUT SELAT BANGKA (Studi Kasus : Selat Bangka, Perbatasan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka)
ELISA MAIYENTI, Ir. Hadiman, M.Sc.
2013 | Skripsi | TEKNIK GEODESISelat Bangka adalah salah satu kawasan eksploitasi timah di Indonesia. Selat bangka terletak di antara Pulau Sumatera dan Pulau Bangka. Pembentukan propinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 21 Nopember 2000 mengakibatkan mengendurnya peraturan mengenai ekploitasi timah di Selat Bangka. Kegiatan penambangan semakin bertambah mulai dari tambang yang legal hingga ilegal. Hal ini menyebabkan rusaknya stuktur topografi dasar laut Selat Bangka. Penyajian informasi perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan bentuk topografi dasar laut Selat Bangka mencakup perubahan kedalaman dan volume yang dihasilkan akibat penambangan timah lepas pantai di Selat Bangka sebelum dan sesudah tahun 2000. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis perubahan mengunakan selisih kedalaman dan nilai volume yang dihasilkan antar 2 epok yang terdiri dari epok pertama tahun 1996 dan epok kedua tahun 2012. Perolehan data tereduksi dilakukan dengan koreksi data mentah terhadap draft tranducer dan muka surutan peta. Perolehan muka surutan peta didapatkan dari pengolahan data pasang surut untuk mendapatkan konstanta harmonik utama pasang surut. Konstanta harmonik utama pasut digunakan untuk mendapatkan nilai muka surutan peta dan tipe pasut sehingga didapatkan data batimetri tereduksi. Analisis perubahan menggunakan software ArcGIS10 meliputi pembuatan peta batimetri, pembuatan penampang memanjang dan melintang, serta perhitungan volume dan perubahan kedalaman. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perubahan bentuk topografi dasar laut dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2012. Perubahan bentuk topografi dasar laut Selat Bangka diperlihatkan dengan peta batimetri dan gambar penampang di tahun 1996 dan di tahun 2012. Perubahan kedalaman yang terjadi berupa penambahan kedalaman dari -21,5 meter menjadi -21,5661 meter sebesar - 0,06613 meter sebagai perubahan kedalaman terdangkal dan dari -7 meter menjadi -33,852 meter sebagai kedalaman terdalam sebesar -26,852 meter.Volume yang dihasilkan berupa penambahan volume sebesar 797790619 meter kubik seluas 91956541.94 meter persegi dan pengurangan volume yang terjadi sebesar 3733011.406 meter kubik seluas 2603376.187 meter persegi
Bangka Strait is one of area of tin exploitation in Indonesia. Bangka Strait lies between Sumatera Island and Bangka Island. Establishment of Bangka Belitung province on December 21, 2000 resulted in the loosening of regulations exploitation of tin in Bangka Strait. It caused increasing mining activities ranging from legal to illegal. Those causes damage to the structure of the seabed topography Bangka Strait. Presentation of the information is necessary to get the information of depth changes and output volume values caused by offshore tin mining in Bangka Strait before and after the year 2000. The method used in this research is by analyze changes using depth differences and output volume values which is resulted by comparing first epoch, in 1996 with the second epoch, in 2012. Reduced data acquisition is done with the correction of the raw data to draft transducer and to vertical datum. Acquisition of vectical datum is obtained from tidal data processing to get major tidal harmonic constants. Major tidal harmonic constants used to obtain the value of vertical datum and tidal type to obtain bathymetric reduced data. Analysis using software ArcGIS10 changes include making bathymetric maps, making cross sections, volume computations, and depth changes. The results obtained from this study is the change in the form of seabed topography from 1996 until 2012. Changes of seabed topography of Bangka Strait is shown by bathymetric maps and graph sections of epoch in 1996 and 2012. The change occur in the form of additional depth of -21.5 meters depth into -21.5661 meter amounted to -0.06613 meters as the lowest depth of change and of -7 meters to -33.852 meters amounted to -26.852 meters as the highest depth. The output volumes occur in the form of cut volume of 797790619 cubic meters in area of 91956541.94 square meters and fill volume of 3733011.406 cubic meters in area of 2603376.187 square meters
Kata Kunci : Selat Bangka, analisis perubahan , perubahan bentuk topografi dasar laut