Laporkan Masalah

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU (Sardinella longiceps) PADA PROSES REMODELING ALVEOLARIS GIGI KELINCI NEW ZEALAND WHITE YANG DIGERAKKAN SECARA ORTODONTIK (KAJIAN PADA INTERLEUKIN-1, TUMOR NEKROSIS FAKTOR-α, EKSPRESI OSTEOPONTIN DAN ALKALIN FOSFATASE)

Puji Hartono, Prof. Dr. drg. Hj. Pinandi Sri Pudyani SU, Sp. Ort (K).

2013 | Disertasi | S3 Kedokteran Gigi

Perawatan ortodontik menyebabkan pergerakan gigi. Penelitian ini berusaha mencari solusi agar selama perawatan gigi dampak terjadinya inflamasi, kerusakan dan nekrosis jaringan menjadi minimal, proses remodeling tulang berlangsung cepat dan meminimalkan relaps setelah perawatan gigi aktif selesai dengan pemberian minyak ikan yang diekstrak dari ikan lemuru. Relaps adalah kembalinya susunan gigi geligi pada posisi awal sebelum perawatan. Minyak ikan lemuru (Sardinella longiceps) mengandung EPA (Ecosapentaenoic acid) dan DHA (Docohexaenoic acid) yang tinggi yang dapat membantu remodeling tulang dengan cara menghambat kerja sitokin inflamatori, mempercepat proses resorpsi tulang dan pengisian tulang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak ikan lemuru (Sardinella longiceps) terhadap kadar IL (interleukin)-1, kadar TNF (tumor nekrosis faktor)-α, ekspresi OPN (osteopontin) dan aktivitas ALP (alkalin fosfatase) dalam proses remodeling tulang alveolaris kelinci setelah digerakkan secara ortodontik. Subyek penelitian adalah kelinci New Zealand White. Sampel dibagi 5 kelompok, yaitu : kelompok 1 tidak diberi minyak ikan dan tanpa perlakuan ortodontik, kelompok 2 tidak diberi minyak ikan dengan perlakuan ortodontik, selanjutnya kelompok 3, 4 dan 5 adalah kelompok perlakuan dengan diberi dosis minyak ikan 0,375, 0,75 dan 1,50 g/kg BB. Minyak diberikan sejak hari pertama open coil dipasang, diaktifkan selama 14 hari ditambah jumlah hari pengamatan ke-1, 3, 7 dan 10 hari. Pengambilan darah dilanjutkan hingga hari ke-17. Hasil penelitian menunjukkan jarak interincisivus pada kelompok 4 paling besar atau relaps terkecil dibandingkan kelompok lain. Rerata jumlah osteoklas tidak berubah pasca pelepasan alat ortodontik selama 4 minggu. Rerata jumlah osteoblas paling tinggi pada kelompok 5. Kadar IL-1α tertinggi pada kelompok 2 dan terendah kelompok 5. Kadar TNF-α ditemukan terendah pada kelompok 1 namun tidak berbeda dibandingkan dengan kelompok 4 dan 5. Ekspresi OPN pada hari ke-1 hingga hari ke-17 ditemukan berbeda bermakna di semua kelompok perlakuan (p=0,000). Ekspresi OPN tertinggi pada kelompok 2 dan terendah kelompok 1. Aktivitas ALP pada hari ke-1 hingga hari ke-17 ditemukan berbeda bermakna di semua kelompok perlakuan (p=0,000). Minyak lemuru dengan dosis 0,75 dan 1,5 g/kg BB mampu meningkatkan kadar ALP setelah 7 hari. Kesimpulan bahwa pemberian minyak ikan lemuru dapat mempercepat proses remodeling tulang alveolaris gigi kelinci yang digerakkan secara ortodontik sehingga dapat memperkecil relaps gigi setelah digerakkan secara ortodontik. Minyak ikan ini dapat menurunkan jumlah osteoklas dan meningkatkan jumlah osteoblas yang pada gilirannya meningkatkan pembentukan tulang dan dapat menurunkan kadar IL-1α dan TNF-α dalam darah selama gigi digerakkan secara ortodontik. Minyak ikan dapat meningkatkan ekspresi OPN dan aktivitas ALP pada tulang alveolaris gigi yang digerakkan secara ortodontik.

Orthodontic procedure may cause teeth movement. This study tries to find solutions in order during dental care, to minimize incident of inflammation, tissue damage and necrosis, and also induce rapid bone remodeling process and minimize relapse after active dental treatment after giving fish oil extracted from lemuru fish (Sardinella longiceps). Relapse is a process in which the teeth arrangement return into condition before treatment. Lemuru fish oil contains high EPA and DHA that may help bone remodeling by inhibiting activity of cytokine inflammatory, accelerate bone resorption process and bone replenishment. The purpose of this research was to investigate the effect of lemuru fish oil administration to IL (interleukin)-1, TNF (tumor necrosis factor)-α levels, expression of OPN (osteopontin) and ALP (alkaline phosphatase) in rabbit alveolar bone remodeling process after being treated orthodontically. The subjects were New Zealand White rabbit. Sample were divided into 5 groups, namely: group 1 as control group which received no fish oil or orthodontic treatment, group 2 received no fish oil but with orthodontic treatment, group 3, 4 and 5 were given fish oil doses 0.375, 0.75 and 1.50 g/kg body weight. Fish oil was administered from the first day of open coil spring mounted activated for 14 days plus the number of days of observation to-1, 3, 7 and 10 days. Blood sampling procedure was continued until the 17thday. The results indicated that the greatest distance interincisors in group 4 or smallest relapse. The mean number of osteoclasts did not change after the release of an orthodontic appliance for 4 weeks. Highest average number of osteoblasts in group 5. The highest levels of IL-1α in group 2 and the lowest in group 5. TNF-α levels was found lowest in group 1 but not significant different with groups 4 and 5. Osteopontin expression on day on day 1 to day 17 was found significantly different in all treatment groups (p = 0.000). OPN levels are highest in group 2 and lowest in group 1. Alkaline phosphatase activity on day 1 to day 17 was found significantly different in all treatment groups. Lemuru oil at a dose of 0.75 g/kg and 1.5 g/kg body weight can increase levels of ALP after 7 days. In conclusion, administration of lemuru fish oil induce rapid remodeling process of alveolar bone of teeth. In addition, the lemuru fish oil reduce dental relapse after being treated orthodontically. Moreover, this fish oil able to reduce the number and activity of osteoclasts but stimulates the number and activity of osteoblasts, thus in turn increases bone formation. The level and activity of IL-1α and TNF-α can be reduce, but the expression of OPN and ALP activity can be enhanced.

Kata Kunci : remodeling


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.