POTENSI BIOTOKSIKAN EKSTRAK ETANOLIK KULIT BIJI METE (Anacardium occidentale L.) PADA SISTEM REPRODUKSI JANTAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Berkenhout 1769) GALUR WISTAR

Herlina Menufandu, Prof. Dr. Mammed Sagi, M.S.

2013 | Tesis | S2 Biologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivasi senyawa fenolik ekstrak etanolik kulit biji mete (Anacardium occidentale L.) terhadap sistem reproduksi jantan tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout 1769) galur Wistar. Pelaksanaan penelitian dengan percobaan RAL, menggunakan 12 ekor tikus Wistar jantan berumur 6 minggu, dibagi dalam 4 kelompok perlakuan dengan 3 ulangan. Kelompok I sebagai kontrol; kelompok II sebagai plasebo dengan pemberian larutan pensuspensi ekstrak yaitu CMC-Na 0,5%; kelompok III diberi ekstrak etanolik kulit biji mete dengan dosis 250 mg/kg BB per hari sebagai dosis 1; dan kelompok IV diberi ekstrak yang sama, dengan dosis 500 mg/kg BB per hari sebagai dosis 2. Perlakuan berlangsung selama 3 hari berturut-turut setiap minggu, dimulai saat tikus berumur 7 minggu dan berakhir saat tikus berumur 18 minggu. Observasi terhadap perubahan fisik yang mencakup mulut, mata, kulit, dan berat badan; pengamatan mikroskopis struktur jaringan organ reproduksi interna terdiri dari testis, vas deferens, vesikula seminalis, dan kelenjar bulbouretral; serta pengukuran kadar testosteron serum dan kolesterol total darah. Analisis data kualitatif secara deskriptif dan analisis data kuantitatif secara statistik. Uji hasil perlakuan terhadap berat badan, kadar testosteron dan kolesterol total dengan analisis sidik ragam (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan terhadap berat badan berbeda nyata baik terhadap umur tikus maupun kelompok perlakuan. Kadar testosteron dan kadar kolesterol total tidak berbeda menurut umur tetapi berbeda nyata secara signifikan antar perlakuan. Tidak terjadi perubahan fisik pada tikus kontrol dan plasebo, perubahan terjadi pada tikus perlakuan ekstrak dosis 1 dengan peradangan pada mulut, dan pada tikus perlakuan ekstrak dosis 2 selain peradangan di mulut dan mata, juga mengalami penurunan berat badan serta rambut tubuh menjadi basah dan lengket. Pengamatan mikroskopis terhadap struktur jaringan organ reproduksi interna tikus Wistar jantan memperlihatkan perubahan morfometrik. Preparat jaringan testis tikus perlakuan ekstrak dosis 1 memperlihatkan efek estrogenik dan peradangan yang akut, sedangkan jaringan testis tikus perlakuan ekstrak dosis 2 memperlihatkan efek sitotoksik dan peradangan yang kronis. Efek estrogenik menunjukkan adanya aktivitas senyawa fenolik ekstrak kulit biji mete yang juga berpotensi meningkatkan kadar testosteron. Efek sitotoksik juga menghasilkan udem dan atrofi pada jaringan organ reproduksi interna tikus Wistar jantan.

Effects of phenolic compounds in ethanolic extract of cashew nut shell (Anacardium occidentale L.) on the reproductive system of male Wistar rats (Rattus norvegicus Berkenhout 1769) was investigated. Conducting research with CRD experiment, using 12 male Wistar rats aged 6 weeks old, were divided into four treatment groups with three replications. The control was group I; placebo was group II, administered with CMC-Na 0.5%; group III was given a dose of cashew nut shell extract of 250 mg/kg of body weight; and the fourth group was given a dose of 500 mg/kg of cashew nut shell extract. Treatment was carried out for 3 consecutive days each week, starting when the rats were 7 weeks old until 18 weeks old. Observation of physical changes included the mouth, eyes, skin, and body weight. Microscopic observation on histological structure of reproductive organs was undertaken on testes, vas defferens, seminal vesicle, and bulbourethral glands. Measurement of serum testosterone and total cholesterol levels were taken. Qualitative data were analysed descriptively and quantitative data were analysed statistically. Results of the treatment on the body weight, testosterone levels, and total cholesterol levels were analysed with analysis of variance (ANOVA) and followed by Duncan's multiple range test (DMRT) at significance level α = 0.05. The results showed that the effect of treatment on body weight were significantly different both relative to the age of the rats and the treatment groups, as well as testosterone and total cholesterol levels being significantly different. Physical changes did not occur in the control and placebo groups. Rats treated with 250 mg/kg had inflammation of the mouth, and rats treated with 500 mg/kg had inflammation of the mouth and eyes, decreased body weight, and wet and sticky body hair. Microscopic observation showed morphometric changes tissue structures caused estrogenic effects of phenolic compounds in treatment of dose-1 and cytotoxic effects in treatment of dose-2. Treatment of dose-1 showed acute inflammation and treatment of dose-2 showed chronic inflammation. Estrogenic effects were increased testosterone levels through axis hypothalamus-pituitary-gonad and CMC-Na were increased testosterone levels through cholesterol. Cytotoxic effects on tissue structure showed edema and atrophy.

Kata Kunci : mete, estrogenik, sitotoksik, reproduksi jantan, tikus Wistar