ANALISIS PENGHEMATAN BIAYA OBAT MELALUI SUBSTITUSI GENERIK PADA KARYAWAN PT KORINDO ARIABIMA SARI DI KOTAWARINGIN BARAT

MIA ANDRIYANI, Prof. Dr. Dra. Sri Suryawati, Apt.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang Masalah. Masalah pembiayaan kesehatan selalu menjadi masalah yang dapat menjauhkan masyarakat dari pusat pelayanan kesehatan. Biaya obat mengambil proporsi yang cukup besar dan dapat menjadi alat intervensi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya penghematan biaya obat oleh perusahaan swasta sudah banyak dilakukan akan tetapi belum banyak data yang dapat diungkapkan. Penghematan biaya obat dalam rangka mengendalikan pembiayaan kesehatan oleh perusahaan swasta dapat dilakukan dengan cara pemilihan obat melalui substitusi generik. Tujuan Umum Penelitian. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penghematan biaya obat yang sudah dilakukan oleh perusahaan swasta dalam persen dan rupiah serta untuk mengidentifikasi peluang penghematan lebih lanjut. Metodologi Penelitian. Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif analitik. Pengumpulan data kuantitatif diambil dari peresepan karyawan rawat jalan perusahaan dari bulan Januari 2013 - Maret 2013. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam untuk mengetahui opini pemangku kebijakan perusahaan swasta, dokter penulis resep, dan apoteker pengelola apotek terhadap substitusi generik yang telah dilakukan. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penghematan biaya obat sebelum dan sesudah dilakukan substitusi generik sebesar 19% yang dilakukan terhadap 1179 lembar peresepan dengan jumlah R/ sebanyak 3476. Jumlah R/ yang ditulis dengan nama generik sebanyak 23%, jumlah R/ yang tersubstitusi sebanyak 21%, dan jumlah R/ yang tidak tersubstitusi sebesar 56% dengan persentase pasien yang menerima vitamin dan suplemen sebesar 19%. Peluang penghematan lebih lanjut dapat ditingkatkan pada obat yang belum tersubstitusi dan pada substitusi obat menurut kelompok terapi obat antiinfeksi (32%) dan obat kardiovaskuler (13%). Kebijakan substitusi ini dipandang penting oleh perusahaan karena dapat menurunkan pembiayaan obat yang dikeluarkan untuk sistem penyelanggaraan kesehatan karyawan.

Background: The problem on health financing always becomes an issue that may alienate the public from health care centers. Drug costs take a significant proportion and may be an intervention tool to improve health status. Efforts to make drug-cost savings by private companies have often been made. However, there are not many data that can be disclosed. Drug-cost savings made to control health funding by the private companies can be done by the selection of drugs through generic substitution. Methods: This is a case study using descriptive analysis. The quantitative data were collected from the prescribing of the company’s outpatient employees within January 2013 - March 2013. The qualitative data were collected by conducted indepth interviews to reveal the opinions of the key stakeholders to the private companies, the doctor prescribers, and the pharmacists managing pharmacies about the generic substitution which had been done. Research findings: The findings of this research indicated the presence of drugcost savings before and after the generic substitution was implemented by 19% towards 1179 prescription sheets with the number of R/ as many as 3476. The number of R / written using the generic name was 23%, the number of R / substituted was 21%, and the number of R / not substituted was 56%. The opportunity for further savings can be improved through the drugs which have not been substituted and through the drug substitution following the therapy groups of anti-infective drugs (32%) and cardiovascular drugs (13%). This substitution policy is considered important by the company because it can reduce drug financing spent on the implementation of the employee health system. Conclusions: Drug-cost savings made by PT Korindo Ariabima Sari is considered important since the savings could reduce drug financing by Rp16.332.300, - or 19%, with the average number of R/ prescription sheet was 3 and the percentage of the drugs handed over using the generic name was 23% and the percentage of the patients receiving vitamin and supplement prescriptions was 7% without decreasing the quality of the services from the doctors.

Kata Kunci : Penghematan biaya obat, intervensi manejerial, perbaikan distribusi obat, substitusi generik, perusahaan swasta