Laporkan Masalah

EVALUASI PERENCANAAN DAN KETERSEDIAAN OBAT PUBLIK UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PKD) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG

ARDIYANSAH SOFYAN, dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Perencanaan obat merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan obat yang dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong. Secara umum masih terdapat banyak kendala dalam perencanaan dan ketersediaan obat, diantaranya belum terbentuknya Tim Perencanaan Obat Terpadu, perencanaan obat tidak tepat, masih adanya stok obat berlebih, stok obat kosong, stok obat mati serta stok obat rusak dan kadaluarsa. Mengingat pentingnya pengelolaan obat dalam rangka mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga di perlukan suatu evaluasi dalam rangka melakukan perbaikan terhadap perencanaan dan ketersediaan obat yang lebih efektif dan efisien. Tujuan Penelitian : Untuk mengevaluasi perencanaan dan ketersediaan obat publik untuk pelayanan kesehatan dasar yang telah dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010-2011. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan data retrospektif. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui pengamatan terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan perencanaan dan ketersediaan obat publik untuk pelayanan kesehatan dasar tahun 2010-2011. Hasil Penelitian : Dengan menggunakan instrumen penilaian pengelolaan obat dan indikator perencanaan dan ketersediaan obat, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obat masih kurang baik. Sumber daya manusia serta sarana masih kurang dan belum memadai. Pada tahun 2010 dan 2011 prosentase alokasi dana obat terhadap total kebutuhan dana obat sebesar 83,07% dan 70,49%, prosentase alokasi dana obat terhadap total dana kesehatan sebesar 18,76% dan 20,02%, biaya obat perkapita Rp.7,476 dan Rp. 6,344, belum dibentuk Tim Perencanaan Terpadu, tidak ada anggaran untuk kegiatan operasional bagi tim perencana obat, prosentase obat yang direncanakan pada kategori tepat 5,88% dan 6,32%, berlebih 56,86% dan 55,79%, kurang 37,25% dan 37,89%, prosentase kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN 64,32% dan 65,37%, prosentase tingkat ketersediaan obat darurat 26,13% dan 29,76%, gawat 3,52% dan 4,39%, cukup 16,58% dan 22,44%, berlebih 53,76% dan 43,41%, prosentase stok obat kosong 19,60% dan 25,85%, prosentase stok obat mati 10,05% dan 4,39% dan prosentase stok obat rusak dan kadaluarsa 25,85%. Kesimpulan : Perencanaan dan ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan di Seksi Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010-2011 belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari masih banyak ditemukannya stok obat berlebih, stok obat kosong, stok obat mati dan stok obat rusak dan kadaluarsa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan ketersediaan obat, antara lain adalah sumber daya manusia, anggaran serta sarana dan prasarana. Tidak adanya Tim Perencanaan Obat Terpadu sangat berpengaruh terhadap proses perencanaan dan ketersediaan obat.

Background: Drug planning is one of the activities in medicine management performed and the responsibility of the Pharmaceutical and Medical Devices Division of Rejang Lebong Regencial Health Office. In general, there are many constraints in the planning and availability of drugs, such as haven't been formed Integrated Drug Planning Team, inaccurate drug plan, excessive drug stocks, stock out of drugs, dead stock of drugs, damaged and expired drugs. Given the importance of medicine management in order to achieve a quality health service, it is necessary that evaluation is need to do improve the planning and provision of drugs more effectively and efficiently. Objective: To evaluate the planning and availability of public medicines for basic healthcare that has been conducted by Rejang Lebong Regencial Health Office for the period 2010-2011. Method: This research is a descriptive type and used retrospective data. The data collected were both qualitative and quantitative. The former was collected through indepth interview, while the latter through observation of documents related to the planning and availability of public medicine for basic healthcare period 2010-2011. Results: By used assessment tools and indicators medicine management planning and the availability of drugs, the result showed that medicine management has not good. Human resources and facilities remain less capable and inadequate. In 2010 and 2011 the percentage of allocated medicine fund of the total medicine funding needed amounted to 83.07% and 70.49%; the percentage of allocated medicine fund of the total health funds amounted to 18.76% and 20.02%, and per capita medicine costs is IDR.7, 476 and IDR. 6.344., respectively. An Integrated Drug Planning Team has not been established due to the lack of operational budget for such a team. The percentage of the planned drug categorized as accurate is 5.88% and 6.32%; as excessive 56.86% and 55.79%; as lacking 37.25% and 37.89%. The percentage of drug item appropriateness with the national essential drug list is 64.32% and 65.37; the percentage of emergency medicine availability is 26.13% and 29.76%; acute 3.52% and 4.39%; sufficient 16.58% and 22.44%; excessive 53.76% and 43.41%. The percentage of unavailable drug is 19.60% and 25.85%; the percentage dead stock of drugs is 10.05% and 4.39%; and the percentage of damaged and expired drugs is 25.85%. Conclusion: The planning and availability of drugs for basic healthcare service implemented at Pharmaceutical and Medical Devices Division of Rejang Lebong Regencial Health Office for the period 2010-2011 have not good. It showed from the excessive drug stock, unavailability of certain drugs, dead stock of drugs, as well as damaged and expired drug. Many factors that influence the planning and the availability of drugs, such as human resources, budget and facilities. Haven't been formed Integrated Drug Planning Team can be effect the planning and availability of drugs.

Kata Kunci : Evaluasi, Perencanaan, Ketersediaan obat, Kabupaten Rejang Lebong


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.