PENURUNAN DRAINASE AIR MATA PASCA FAKOEMULSIFIKASI PADA PENGGUNAAN SPEKULUM BERKUNCI DAN SPEKULUM TIDAK BERKUNCI

Jasa Sidabutar, Prof.dr.Wasisdi Gunawan, SpM(K)

2013 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Penurunan drainase air mata sering terjadi pasca facoemulsifikasi. Penurunan ini ditengarai akibat inflamasi dan berkurangnya kekuatan berkedip pada fase awal pasca operasi. Spekulum selalu dipakai untuk membuka dan mempertahankan pembukaan palpebra selama operasi. Mata dan kelopak mata sangat lembut, oleh karena itu spekulum harusnya ringan dan memiliki tepi yang tumpul agar tidak merusak. Secara garis besar spekulum kelopak mata dapat dikelompokkan menjadi spekulum berkunci dan spekulum tidak berkunci. Penelitian ini adalah suatu penelitian Quasi Eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi penurunan drainase air mata pasca fakoemulsifikasi antara kelompok yang menggunakan spekulum berkunci dengan spekulum tidak berkunci. Pada penelitian ini subyek yang diteliti adalah pasien katarak senilis yang dilakukan operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi di RSM Dr.YAP Yogyakarta, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Subyek dikelompokkan menjadi kelompok spekulum berkunci dan kelompok spekulum tidak berkunci. Subyek penelitian terdiri dari 40 pasien yang menggunakan spekulum berkunci dan 40 pasien yang menggunakan spekulum tidak berkunci, yang menjalani operasi fakoemulsifikasi dari bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013. Karakteristik subyek penelitian meliputi usia, jenis kelamin, taste test preoperasi, Schirmer test preoperasi, lebar fisura palpebra, serta waktu operasi setara antara kedua kelompok subyek penelitian. Hasil pengujian statistik terhadap karakteristik subyek penelitian berdasarkan rata-rata umur subyek penelitian antara dua kelompok, tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik ( p: 0,131). Rata-rata Taste test preoperasi dalam menit pada kelompok spekulum berkunci 4,008 ± 0,713 sedangkan kelompok spekulum tidak berkunci 4,022 ± 0,645 dalam hal ini kedua kelompok tidak memperlihatkan perbedaan yang bermakna (p: 0,927). Rata-rata Schirmer test preoperasi dalam milimeter (mm) pada spekulum berkunci 10,75 ± 4,871 sedangkan kelompok spekulum tidak berkunci 9,13 ± 2,937 dalam hal ini kedua kelompok tidak memperlihatkan perbedaan bermakna secara statistik (p: 0,075). Rata-rata waktu operasi dalam menit pada kedua kelompok subyek penelitian juga tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik, dalam hal ini pada kelompok spekulum berkunci 25,900 ± 4,295 sedangkan pada kelompok spekulum tidak berkunci 24,800 ± 2,937 (p: 0,302). Setelah dilakukan pengolahan data, terdapat perbedaan proporsi penurunan drainase air mata pada kedua kelompok spekulum. Pada minggu pertama pasca operasi proporsi penurunan drainase air mata pada kelompok spekulum berkunci 65,5% sedangkan kelompok spekulum tidak berkunci 27,5% dalam hal ini perbedaan proporsi tersebut bermakna secara statistik (p: 0,001). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan proporsi penurunan drainase air mata pada kelompok spekulum berkunci lebih besar dibandingkan kelompok spekulum tidak berkunci pada kontrol pasca operasi minggu I.

Impairment of lacrimal drainage can occur after phacoemulsification. It is suspected due to inflammation and reduced the power of the eye blink in the early postoperative. In each cataract surgery, speculum always used to open and maintain the opening of the lid during surgery. The eyes and eyelids are very soft, therefore speculum should be lightly and has a blunt edge. Speculum generally grouped into locked and unlocked. This research is a quasi experimental study to determine the proportion of differences impairment of lacrimal drainage after phacoemulsification between groups using locked speculum and unlocked speculum. In this study, subjects studied were patients of senile cataract performed by phacoemulsification technique in RSM Dr.YAP Yogyakarta. The subjects are grouped into locked speculum group and unlocked speculum group. The subjects consisted of 40 patients using a locked speculum and 40 patients using a unlocked speculum, who underwent phacoemulsification surgery from May 2013 to August 2013. Characteristics of study subjects include age, gender, preoperative taste test, preoperative Schirmer test, palpebral fissure width, operation time, equivalent between the two groups. Results of statistic test of research subject characteristics, based on mean age of research subjects between both of groups, indicated that there was no statistically significant difference (p: 0.131). mean preoperative taste test in locked speculum group 4,008 minutes ± 0,713 while the unlocked speculum 4.022 minutes ± 0.645 indicated that there was no statistically significant difference (p: 0,927). Mean preoperative schirmer test in locked speculum 10,75 mm ± 4,871 while the unlocked speculum 9,13 mm ± 2,937 indicated that there was no statistically significant difference (p: 0,075). Based on mean operation time of research subjects between both of groups, locked speculum group 25,900 minutes ± 4,295while the unlocked speculum 24,800 minutes ± 2,937 indicated that there was no statistically significant difference (p: 0,302). After processing the data, there are differences in the proportion of impairment of lacrimal drainage in both groups of speculum. Proportion impairment of lacrimal drainage at one week after surgery 65.5% in the locked speculum group while the unlocked speculum group 27,5% in this case the difference in proportions was statistically significant (p: 0.001). Based on this research, found the proportion of impairment of lacrimal drainage in the locked speculum group more than the unlocked speculum on a week after surgery. Impairment of lacrimal drainage can be predisposed by cataract surgery in eyes with senile cataract.

Kata Kunci : Drainase lakrimal, spekulum, fakoemulsifikasi