ILUMINASI NASKAH MELAYU KARYA M. BAKIR KOLEKSI PNRI: TINJAUAN SEMIOTIKA UMBERTO ECO
CHALIDA NURAULIA AISYANARNI, Drs. Sudibyo, M.Hum
2013 | Tesis | S2 SastraTujuan penelitian ini adalah mengemukakan ragam iluminasi naskah Melayu koleksi PNRI, mengemukakan keterkaitan antara iluminasi naskah dan pengarang atau penyalinnya, dan mengungkapkan motif dalam iluminasi naskah menggunakan kodikologi. Selain itu, penelitian ini bertujuan mengetahui ada atau tidaknya makna motif iluminasi naskah Melayu karya Muhammad Bakir jika dikaitkan dengan teks dan masyarakat pada masa penciptaan karya itu. Pemaknaan tersebut dilakukan dengan analisis semiotika Umberto Eco. Penelitian ini juga bertujuan mengemukakan tradisi visualisasi naskah dalam bentuk ragam iluminasi naskah Melayu sebagai wujud kreativitas masyarakat pada masa lampau. Penelitian ini menggunakan teori filologi dan teori semiotika. Teori filologi digunakan untuk mengemukakan aspek-aspek pernaskahan dan iluminasi naskah. Sementara itu, teori semiotika digunakan untuk mengungkapkan makna yang terdapat dalam motif iluminasi naskah Melayu karya Muhammad Bakir jika dikaitkan dengan teks dan hal-hal yang bersifat kontekstual. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beragam gaya dan motif dalam iluminasi naskah Melayu koleksi PNRI. Keragaman motif iluminasi naskah Melayu menunjukkan bahwa masyarakat Melayu pada masa lampau memiliki upaya pendekatan diri kepada Sang Pencipta dan alam yang diciptakan-Nya. Penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar naskah Melayu beriluminasi yang tersimpan di PNRI anonim. Berdasarkan dominasi naskah yang memiliki kelengkapan informasi mengenai naskah, iluminasi naskah karya Muhammad Bakir digunakan untuk meneliti ada atau tidaknya makna motif iluminasi. Berdasarkan analisis semiotis, diketahui bahwa motif iluminasi naskah karya Muhammad Bakir berasal dari nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Melayu- Betawi dan berkaitan dengan pengalaman Muhammad Bakir sebagai pengarang sekaligus orang yang menyewakan naskah. Beberapa motif yang tampak dalam iluminasi naskah karya Muhammad Bakir saat ini masih menjadi kearifan lokal masyarakat Betawi. Dengan kata lain, terdapat kesinambungan antara naskah suatu masa dan kehidupan masyarakat pada masa setelahnya.
The objective of this research is to point out types of illumination in Malay manuscripts stored in PNRI, to point out the connection between manuscript illumination and its author or scribe, and to point out the motifs on manuscript illumination using codicology. Furthermore, this research is conducted to identify the significance of motifs in Malay manuscripts illumination written by Muhammad Bakir with regard to the texts and society at the time of making. This significance is analysed using Umberto Eco’s semiotics. This research also has the objective of pointing out the tradition of manuscript visualisation in the form of types of illumination in Malay manuscript as society’s creativity in the past. This research applies the theories of philology and semiotics. The theory of philology is used to identify narrative aspects and its illumination. Meanwhile, the theory of semiotics is used to reveal the significance of motifs in Malay manuscript illumination written by Muhammad Bakir with regard to the texts and other contextual things. The result of the analysis shows that there are various styles and motifs in Malay manuscript illumination stored in PNRI. The diversity of motifs in Malay manuscript illumination indicates that Malay society in the past had self-effort approach to the Creator and the universe. The research also shows that most of the illuminated Malay manuscripts stored in PNRI are anonymous. Based on the domination of manuscripts which have complete information about manuscript, the manuscripts illumination written by Muhammad Bakir is used to identify the existence of significance of motifs in the illumination. Based on semiotical analysis, it can be inferred that the motifs in manuscript illumination written by Muhammad Bakir originate from the developing values inside Malay-Betawi society and Muhammad Bakir’s experience as a writer and a person who rented manuscripts. Some of the motifs seen in manuscript illumination written by Muhammad Bakir become the local wisdom for Betawi society until now. In other words, there is continuity between the manuscript in one period and the life of society afterward.
Kata Kunci : makna, motif, iluminasi, naskah Melayu, Muhammad Bakir