PERBANDINGAN KLINIS PASCA OPERASI PTERYGIUM DENGAN TEKNIK AUTOGRAFT KONJUNGTIVA ANTARA LEM FIBRIN AUTOLOG DENGAN LEM FIBRIN KOMERSIAL
dr. Isna Kusuma Nintyastuti, dr. Agus Supartoto, SpM(K)
2013 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDSLem fibrin merupakan materi biologi yang terdiri dari trombin dan fibrinogen. Penggunaan lem fibrin baik autolog maupun komersial dalam bidang oftalmologi masih terbatas. Beberapa penelitian tentang efektivitas penggunaannya telah dilakukan. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa lem fibrin komersial merupakan bahan yang aman digunakan untuk menempelkan graft konjungtiva dan memberikan waktu operasi yang lebih singkat dibandingkan dengan teknik konjungtiva. Lem fibrin autolog juga dilaporkan aman dan mempunyai kekuatan penempelan graft yang baik. Hingga saat ini belum terdapat penelitian yang membandingkan antara lem fibrin komersial dengan lem fibrin autolog. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kecepatan operasi, kenyamanan pasien dan derajat hiperemis pasca operasi pada operasi pterygium dengan teknik autograft konjungtiva antara yang menggunakan lem fibrin autolog dengan lem fibrin komersial. Sebuah penelitian klinis kuasi eksperimental pada 63 orang pasien dengan pterygium primer grade II. Pada 31 mata dilakukan operasi pterygium dengan autograft konjungtiva menggunakan lem fibrin autolog dan 32 mata menggunakan lem fibrin komersial (Beriplast-P). Pemeriksaan lanjutan dilakukan pada hari ke-2, 7, 14 dan 28. Pengambilan foto terstandarisasi dilakukan untuk menilai derajat hiperemis konjungtiva dan penilaian gejala subjektif dilakukan dengan menggunakan visual analogue scale (VAS). Durasi operasi pada kelompok lem fibrin autolog lebih panjang dan secara statistik berbeda bermakna pada dua kelompok tersebut (p<0.001). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada proporsi derajat hiperemis konjungtiva pada seluruh pemeriksaan antara dua kelompok (p>0,05). Nilai VAS untuk nyeri tidak berbeda bermakna pada hari ke-28 (p=0,062) tetapi berbeda bermakna pada 3 pemeriksaan pertama (p<0,05). Tidak ditemukan perbedaan bermakna nilai VAS gatal pada pemeriksaan hari ke-7 hingga 28 (p>0.05). Nilai VAS untuk rasa mengganjal tidak berbeda bermakna pada pemeriksaan hari ke 14 dan 28 (p>0,05), sedangkan untuk rasa mata berair ditemukan berbeda bermakna pada seluruh pemeriksaan pasca operasi (-<0,005). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak tidak terdapat perbedaan bermakna pada proporsi derajat hiperemis konjungtiva antara dua kelompok pada seluruh pemeriksaan pasca operasi. Gejala subjektif pasca operasi bervariasi pada pemeriksaan pasca operasi. Durasi operasi kelompok lem fibrin komersial lebih singkat dibandingkan dengan kelompok lem fibrin autolog.
Fibrin glue is a biological material composed of thrombin and fibrinogen. The use of both commercial and autologous fibrin glue in ophthalmology is still limited. Several researches about the effectiveness of commercial fibrin glue in pterygium surgery has been carried out. Previous studies found that commercial fibrin glue is a safe and effective method for attaching conjunctival autografts and results in shorter operating times and less postoperative discomfort compared to sutures method. While studies on autologous fibrin glue, which derived from patients own blood, showed that duration of surgery can be shortened and better conjunctival attachment stability can be achieved compare to suture method. There are, however, still very few studies comparing commercial and autologous fibrin glue for pterygium surgery. The objective of this study was comparing the surgical duration, degree of conjunctival autograft hyperemia and postoperative subjective symptoms (pain, watering, itchy and foreign body sensation) following the use of autologous and commercial fibrin glue for attaching conjuctival autograft after pterygium surgery. A clinical trial was carried out in 63 patients with primary pterygium grade 2. In 32 eyes, the transplant was attached to the sclera with a fibrin tissue adhesive (Beriplast-P) and 31 eyes with autologous fibrin glue. Follow up and standardised digital photographs were taken at 2 days, 1 week, 2 weeks and 4 weeks postoperatively to assess the degree of hyperemia. Subjective symptoms (pain, watering, itchy and foreign body sensation) were assessed using visual analogue scale. Surgical duration of autologous fibrin glue group was longer and statistically significant different between both groups (p<0.001). No significant difference was found in degree of postoperative hyperemia between two groups (p>0.05) in all follow ups. There was no significant difference of VAS score of pain at day 28 (p=0.062), and significant different at 3 follow ups before (p<0.05). There were no significant differences of VAS score of itchy at day 7 until day 28 (p>0.05). The foreign body sensation VAS score was not significant different at day 14 and 28 (p>0.05) and significant different at day 2 and 7 (p<0.05). The tearing VAS score were statistically significant different between both groups at all follow ups (p<0.05) We concluded that there was no significant difference in degree of hyperemia between commercial and autologous fibrin glue group. Subjective post-operative symptoms were varying between follow up periods.
Kata Kunci : -