Laporkan Masalah

ESENSI PUISI BAGI IMAN BUDHI SANTOSA PENDEKATAN FENOMENOLOGI EDMUND HUSSERL

JOKO SANTOSO, Prof. Dr. Faruk, SU.

2013 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan esensi puisi secara umum bagi Iman Budhi Santosa. Hal itu dianggap perlu karena Iman adalah figur penyair yang paling konsisten, setia, mumpuni dalam berpuisi di Yogyakarta. Kehidupan atau kenyataan Iman adalah kehidupan atau kenyataan puisi. Pendekatan yang digunakan adalah teori tentang esensi yaitu fenomenologi Edmund Husserl. Fenomenologi adalah ilmu kesadaran, tetapi bukan kesadaran seperti dalam psikologisme yang skeptis, relatif, dan idealis. Kesadaran dalam fenomenologi adalah intensional, yaitu selalu telah sadar akan sesuatu. Kesadaran itu selalu berupa struktur yang integral antara dua kutub, yaitu subjek yang berpikir – dan objek yang dipikirkan. Metode dalam fenomenologi disebut dengan reduksi. Cara kerjanya adalah membersihkan hal-hal yang sifatnya kebetulan, tidak ajek, varian, dan menyisakan kesadaran atau pikiran murni yang esensi. Reduksinya adalah konstruksi pikiran Iman terhadap puisi secara umum yang beragam. Peneliti mengklasifikasi dan mengabstraksi konstruksi pikiran-pikiran Iman terhadap puisi tersebut hingga menyisakan esensi. Data terkait konstruksi pikiran puisi umum tersebut dapat ditemukan dari tuturan langsung secara lisan melalui Iman, dan tertulis dalam esai-esainya mengenai puisi dan sastra pada umumnya dalam Kalakanji, dan Orang-Orang Malioboro. Konstruksi pikiran Iman terhadap puisi secara umum terlihat beragam, yaitu mencakup konstruksi puisi Jawa, puisi Indonesia, puisi Barat, dan puisi (men-)dunia. Meskipun beragam, reduksi dalam pikiran Iman memperlihatkan konstruksi yang ajek (bukan variasi), yaitu konstruksi puisi kembali ke pribadi, atau kembali ke asal-usul. Pada saat yang sama, konstruksi ini senantiasa diikuti dengan filosofi-filosofi Jawa yang ajek pula. Oleh karenanya, kembali ke pribadi atau asal-usul adalah kembali ke Jawa. Esensi puisi bagi Iman dengan demikian: menjadi Jawa adalah puisi, dan puisi adalah Jawa. Iman mengkonstruksikan Jawa dalam puisi, dan puisi dikonstruksikannya menjadi Jawa. Iman men-Jawakan puisi, dan puisi di-Jawakan oleh Iman. Atau, dengan demikian, bisa juga dikatakan, esensi puisi bagi Iman adalah ekspresi asal-usul, pribadi, spirit Jawa.

This research is aimed at concluding the essence of poems for Iman Budhi Santosa, following as a figure and his consistence, loyalty, and excellence in poetry in Yogyakarta. His life or reality is life or reality of poems. The approach used is phenomenology exposed by Edmund Husserl. Phenomenology is the reflective study of the essence of consciousness. Yet it is different from that of skeptical, relative and idealist psychology. Consciousness in phenomenology is intentional. It constitutes integrated structures of two poles: subject which is thinking – object which is thought about. The method of Husserl‘s phenomenology is called ‗reduction‘. It manages to clear out something accidental, inconstant, variations and leading to pure consciousness or pure essence of thought. The reduction is multifarious of Iman construction of thought of common poems. For leading the essence, researcher doing classify and make abstract. The data is words that consist and represented of Iman construction of thought of common poems. There are two kind of data; oral words by Iman himself and written words by his essays on poems and literary works in Kalakanji and Orang-Orang Malioboro. The construction of Iman thought of common poems seen multifarious. There are Java poem‘s construction, Indonesia poem‘s construction, Western poem‘s construction and world poem‘s construction. Nevertheless, reduction of Iman thought showed constant construction that is return to personal or origin. At the same time, it followed by constant of Javanese philosophy. Therefore, return to personal or origin is return to Java. The essence of poems for Iman is being a Javanese is poem. He constructs Java into poems and poems are constructed into Javanese. In other hand, it also can say that the essence of poems for Iman is Javanese personal or origin expression.

Kata Kunci : esensi, puisi, Iman Budhi Santosa, fenomenologi, intensional, subjek yang berpikir – objek yang dipikirkan, reduksi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.