Laporkan Masalah

AKTIVITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO [Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness] PADA TIKUS WISTAR DENGAN METODE NON INVASIVE

Trilestari, Dr. Arief Nurrochmad, M.Si., M.Sc., Apt

2013 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Hipertensi merupakan penyebab sekitar 66 % penyakit jantung di 15 negara wilayah Asia Pasifik termasuk Indonesia. Tingginya biaya pengobatan dan efek samping obat menjadi salah satu penyebab rendahnya kesadaran masyarakat dalam menangani hipertensi. Di Indonesia sambiloto keberadaannnya melimpah dan cukup murah sehingga tanaman ini sangat potensial digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihipertensi ekstrak etanol herba sambiloto (EES) pada tikus Wistar jantan dengan metode non invasive dan prosentase penurunan tekanan darahnya. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu mengekstrak herba sambiloto dengan etanol 90 %. Kemudian dilakukan identifikasi terhadap ekstrak berupa pemeriksaan organoleptik, profil KLT dan penetapan kandungan flavonoid totalnya. Uji aktivitas antihipertensi EES dilakukan secara in vivo menggunakan CODA “Non Invasive Blood Pressure (NIBP) system dengan metode Volume Pressure Recording. Hipertensi dibuat dengan penginduksi fenilefrin 0,9 mg/kgBB, kontrol positif nifedipin 10,8 mg/kgBB dan kontrol negatif CMC 1 %. EES dibuat dalam 3 variasi dosis, 45, 90 dan 180 mg/kgBB. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 3 kali, sebelum diinduksi, 15 menit dan 40 menit setelah induksi fenilefrin. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa profil KLT EES yang diteliti menunjukkan adanya kandungan andrografolid, diterpen lain dan flavonoid. Kandungan andrografolid dalam EES sebesar 12,852±0,457 %. Kandungan flavonoid total dalam EES sebesar 0,715±0,001 % ER. EES mempunyai aktivitas antihipertensi dengan metode non invasive dengan prosentase penurunan tekanan darah paling besar terhadap tekanan darah sistol pada menit ke-15 adalah 115,80±17,03 %, pada menit ke-40 adalah 95,68±12,11 %. Prosentase penurunan terhadap tekanan darah diastol paling besar pada menit ke-15 adalah 156,20±22,24 % ,pada menit ke-40 adalah 110,57±18,49 %.

Hypertension causes 66% heart disease in 15 countries in Asia Pacific include Indonesia. High costs of medications and drug side effects cause one of the low awareness of hypertension medication. In Indonesia, the presence of sambiloto [Andrgraphis Paniculata (Burm.f.) Ness] is overabundanced and cheap enough. So this plant is very potential for alternative hypertension medication. The purpose of this research is to know the activity of antihypertention ethanol extract of sambiloto herbs (EES) in male Wistar rat and percentage decrease in blood pressure. Research was done by first extracting herba sambiloto by using etanol 90%, identifying extract by investigation of organoleptic, TLC profile and fixing the total flavonoids content. Test extracts of sambiloto herbs antihypertensive effect in vivo carried out on male rats wistar by using CODA “ Non Invasive Blood Pressure (NIBP) system with Volume Pressure Recording method”. Hypertension was made by inducer phenilephrine 0.9 mg/kg body weight, positive control nipedipin 10.8 mg/kg body weight and negative control CMC 1%. Extract of sambiloto herbs was made in 3 varian dosages; 45 mg/kg body weight, 90mg/kg body weight and 180 mg/kg body weight. Blood pressure measurements performed 3 times, before induction, 15 minutes and 40 minutes after induction phenilephrine. The results of this study showed that TLC profile of EES studied showed andrographolide, other diterpan and flavonoids. Andrographolide in the EES amounted to 12,852 ± 0,457 %. Total flavonoid content in the EES at 0,715 ± 0,001 % ER. EES had antihypertensive activity with percentage decrease in blood pressure to systolic blood pressure in the 15th minute was 115,80 ± 17,03%, in the 40th minute was 95,68 ± 12,11%. The percentage decrease in blood pressure to diastolic blood pressure in the 15th minute was 156,20 ± 22,24%, in the 40th minute was 110,57 ± 18,49%.

Kata Kunci : EES, antihipertensi, metode non invasive


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.