“IbaratPisang, Kami MasihSatuTandan†(Relasi Sosial Kelompok Melayu dan Dayak Kancing’k)
Edlin Dahniar Al-fath, Dr. J. Nicolaas Warouw
2013 | Tesis | S2 AntropologiTesis ini membahas ketegangan sosial antara Kelompok Etnis Melayu dan kelompok Etnis Dayak Kancing'k di Desa Kuala Rosan, Kecamtan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kelompo Etnis Melayu tinggal di Dusun Kuala Rosan, sementara Dayak Kancing'k tinggal di Lubuk Piling. Kedua dusun sangat dekat secara geografis, yaitu hanya dipisahkan oleh Sungai Buayan. Namun, meskipun dua kelompok etnis yang tinggal di satu lokasi, identitas etnis, bahasa, agama, dan perilaku mereka sangat berbeda. Pada dasarnya Melayu yang tinggal di Kuala Rosan adalah Dayak Kancing'k orang yang masuk Islam. Oleh karena itu, Melayu Kuala Rosan dan Dayak Kancing'k Lubuk Piling masih terkait. Namun, di antara kedua kelompok tersebut terdapat sebuah permusuhan yang tidak pernah meningkat menjadi konflik terbuka. Tujuan daritesis ini adalah untuk mengetahui latar belakang dan motif di balik permusuhan antara Melayu dan Dayak Kancing'k. Tesis ini memberikan jawaban dari pertanyaan, apakah penyebab utama ketegangan sosial antara Melayu dan Dayak Kancing'k, dan mengapa ketegangan sosial tersebut tidak pernah meningkat menjadi konflik fisik. Data untuk penelitian ini diperoleh dengan melakukan penelitian dengan metode observasi partisipasi yang dilakukan selama tiga bulan di lokasi penelitian, yaitu Desa Kuala Rosan, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
This thesis discusses the social tensions between Malay and Dayak Kancing'k groups in the Kuala Rosan village, Meliau District, Sanggau Regency, West Kalimantan. Malay lives in the hamlet of Kuala Rosan, while Dayak Kancing'k lives in Lubuk Piling. Both of the hamlets are very close geographically, it is only separated by the Buayan River. Although The two ethnic groups live in one location, their ethnic’s identity, language, religion, and behaviors are different. Basically the Malay who lives in Kuala Rosan is Dayak Kancing'k people who converted to Islam. Therefore, the Malay Kuala Rosan and Dayak Kancing'k Lubuk Piling still related. However, between the two groups there is hostility in their social relation which never escalates into open conflict. The purpose of this thesis is to investigate the background and motives behind the hostility between the Malay and Dayak Kancing'k. This thesis gives an answer of question, what are the main cause of social tensions between Malay and Dayak Kancing'k, and why the social tension is never escalate into physical conflict. Data for this study obtained by did participation observation research methods conducted over three months at the sites, that is Desa Kuala Rosan, District Meliau, Sanggau regency, West Kalimantan.
Kata Kunci : permusuhan, identitas, etno-religius