STUDI KESESUAIAN LAHAN DALAM RANGKA REVITALISASI TANAMAN APEL DI BATU, MALANG

Sativandi Riza, Prof. Dr.Ir. Azwar Maas, M.Sc,

2013 | Tesis | S2 Ilmu Tanah

Tanaman apel menjadi andalan utama Kota Batu. Namun, kualitas dan produksi Apel Batu tidak lagi sebaik dahulu. Hasil produksi menurun dan disertai dengan kualitas produksi yang kian buruk Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kelas kesesuaian lahan Apel pada kondisi lahan tanaman apel yang berbeda di ketinggian yang berbeda, (2) mengetahui pengaruh ketinggian yang berbeda terhadap produksi tanaman apel, (3) mengetahui pengelolaan lahan yang dilakukan pada setiap lahan apel di ketinggian yang berbeda. (4) Mengetahui model peningkatan produksi dan nilai ekonomi dalam rangka revitalisasi tanaman apel di Kota Batu. Pengamatan didasarkan pada perbedaan ketinggian yaitu pada ketinggian 800 - 1000 mdpl, 1000 – 1600 mdpl, dan 1600 – 2000 mpdl. Lokasi kebun apel dipilih menjadi 2 kelompok, antara lain bekas lahan apel atau lahan apel yang sudah tidak produktif dan lahan apel yang masih produktif. Pengambilan data fisik lahan dan sampel tanah dilakukan dengan melakukan survey tanah dan pengambilan data sosial ekonomi dan pengelolaan lahan dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Analisis kesesuaian lahan fisik dan ekonomi menggunakan program ALES dengan acuan Djaenuddin, et al(2003). Kelas kesesuaian lahan tanaman apel ini diperoleh bahwa tanaman apel di semua lokasi S3 (sesuai marginal). Pada lokasi 1 (L01), 2 (L02), dan 6 (L06) faktor pembatasnya yaitu retensi hara (S3,nr). Sedangkan pada lokasi 3 (L03), 4 (L04), dan 5 (L05) memiliki faktor pembatas bahaya erosi dan retensi hara (S3,eh/nr). Terdapat pengaruh antara ketinggian dengan produktifitas tanaman apel. Hal ini terbukti dengan produktifitas lahan apel tertinggi terletak di ketinggian 3 (1600- 2000 mdpl) yaitu + 1 ton/musim tanam. Pengelolaan lahan Apel berbeda di setiap ketinggian. Lahan apel pada ketinggian 1200-2000 mdpl (L05 dan L04) memiliki tingkat pengelolaan yang sesuai dengan tata cara budidaya apel dibandingkan dengan lahan apel pada ketinggian 800-1200 mdpl. Produktifitas lahan apel pada lokasi 4 dan 5 (L05) juga memiliki produktifitas yang tinggi yaitu + 1 ton/musim tanam dengan luas lahan 0,2 Ha dan 100 pohon. Terbentuk model untuk revitalisasi antara lain Produksi = - 13,1 + 1,84(KB) - 0,0149(Lereng), nilaiR2=0,935 dan NPV = - 87,2 + 10,8(Produksi), R2=0,862.

Apple trees became a nain comodity in Batu, Malang. However , the quality and production of Apples is no longer as good as before . Production decreases and is accompanied by the production of increasingly poor quality. Objective of this study is to (1) determine land suitability classes of apple trees on the different apple crop land conditions at different heights, (2) determine the effect of different height in the apple trees production, (3) determine land management conducted on each apples trees land in different heights. (4) determine the model to increase productivity and economic value. Observations based on the height difference, is at an altitude of 800 - 1000 meters above sea level, 1000 - 1600 meters above sea level , and 1600 - 2000 meters above sea levels. The locations of apple trees are selected into 2 groups, the productive apple trees land and non productive apple trees land. Physical data retrieval of land and soil samples was done by ground surveys and socio- economic data collection and management of land is done by using a questionaire. Physical land suitability analysis and economic use ALES program with Djaenuddin, et al (2003) as a refference. Apple crop land suitability classification is obtained that the apple crop at all locations S3 (marginally suitable). At location 1 (L01), 2 (L02), and 6 (L06) with the limiting factor are nutrient retention (S3,nr). While on location 3 (L03), 4 (L04), and 5 (L05) has a limiting factor erosion and nutrient retention (S3, eh/nr). There is an influence of the height of the apple crop productivity. This is evident with the highest productivity at location 3 (1600-2000 meters above sea levels) annualy + 1 tons. Apples of different land management at each height . Apple land at an altitude of 1200-2000 meters above sea level (L05 and L04) have high levels of management in accordance with the procedures for the cultivation of apples compared to apples land at an altitude of 800-1200 meters above sea level. Apple farm productivity in locations 4 and 5 ( L05 ) also have high productivity with 0.2 hectares of land and 100 trees . Formed models of revitalisastion such as Production = - 13.1 + 1.84 (Base Saturation) - 0.0149 (slope), with value of R2 = 0.935 and NPV = - 87,2 + 10,8(Production), R2=0,862.

Kata Kunci : Tanaman Apel, Kesesuaian Lahan, Pengelolaan, Revitalisasi