Laporkan Masalah

RELASI ANTARMANUSIA DALAM NILAI-NILAI BUDAYA BUGIS (Perspektif Filsafat Dialogis Martin Buber)

Muhamad Hadis Badewi, Prof. Dr. Joko Siswanto,

2013 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Kearifan lokal sebagai sebuah fenomena, pasti hadir pada setiap kelompok masyarakat atau etnis. Pada penelitian ini, hal itulah yang ingin diungkap, fenomena kearifan lokal tentang relasi antarmanusia pada masyarakat Bugis yang terdapat dalam kitab-kitab kuno, khususnya yang terpaparkan dalam kitab La Galigo. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep relasi antarmanusia yang terdapat dalam nilai-nilai budaya Bugis, yang kemudian dikaitkan dengan pembangunan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Filsafat dialogis Martin Buber, yang menguraikan tentang relasi antarmanusia, digunakan sebagai sebuah perspektif dalam penelitian ini. Ada tiga bentuk relasi yang terdapat dalam pemikiran Buber, I – It, I – Thou, dan I – Eternal Thou. Selanjutnya, dalam penelitian ini, yang merupakan penelitian kepustakaan, untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari berbagai sumber kepustakaan, digunakan beberapa metode, yaitu metode historis, metode hermeneutika, dan metode heuristika. Berbicara tentang relasi antarmanusia, dalam kearifan lokal masyarakat Bugis, nilai-nilai semacam itu telah lama dimiliki dan dipahami dalam bentuk konsepsi budaya. Konsep relasi sipakasiri’ dipahami sebagai konsep relasi yang tabu, konsep relasi sipassiriki dianggap sebagai konsep ideal dalam membangun relasi antarmanusia, yang kemudian memuncak pada konsep mappesona ri dewata seuwwae. Berdasarkan konsep-konsep tersebut, bisa dikatakan bahwa kajian relasi antarmanusia yang terdapat dalam nilai-nilai budaya Bugis, memiliki relevansi yang kuat dengan upaya pembangunan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Local wisdom is a phenomenon that exists in every community and ethnic group. This study focuses on Buginese local wisdom that guide the relationship among the community, particularly those highlighted in ancient book La Galigo. This study aims to explain the concept of human relationship shared among Buginese ethnic group and connect them to the development of human rights in Indonesia. Using Martin Buber’s philosophical perspective, this study adopts the three types relationship known as I-It, I-Thou and I-Eternal Thou. This systematic review uses historical, hermeneutical and heuristical methods for data triangulation. In Buginese context, Buber’s perspectives have been adopted and understood into cultural concept/values for a long time. They practiced sipakasiri’ which highlights taboo relationship, they believed in sipassiriki as an ideal concept in human being relationship and contended that mappesona ri dewata seuwwae is the most crucial concept that exist among them. These shared Buginese values are relevant to the development of human rights in Indonesia.

Kata Kunci : Kearifan Lokal, Bugis, Relasi Antarmanusia, Martin Buber, Hak Asasi Manusia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.