PEMANFAATAN LIMBAH SERUTAN KAYU JATI DARI KAWASAN SENTRA INDUSTRI MEBEL BOYOLALI UNTUK PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL LAMINASI BAMBU WULUNG

Maharsi Widagdo Catur Kusumo, S.T., Ashar Saputra, ST, MT, Ph.D

2013 | Tesis | S2 Mag.Teknologi Bahan Bangn

Kebutuhan akan tempat tinggal tidak akan berhenti seiring dengan pertumbuhan penduduk, demikian juga kemajuan dunia properti yang terus berkembang. Hal ini bertolak belakang dengan ketersediaan bahan bangunan alam, khususnya kayu makin lama makin berkurang. Guna memenuhi kebutuhan bahan bangunan alam khususnya papan lantai, maka diperlukan rekayasa teknologi untuk menciptakan bahan bangunan alternativ dari limbah olahan kayu yang berupa serutan kayu jati. Penelitian pembuatan papan partikel sudah banyak dilakukan, namun penelitian saat ini adalah pembuatan papan partikel yang diperkuat dengan laminasi bilah bambu wulung. Harapan penelitian adalah tercipta papan partikel yang kuat dan lebih estetis karena ekspose serat bambu pada lapis atas dan bawah. Pembuatan papan dilakukan dengan cara pengempaan panas pada suhu 170ËšC, dimana antara bahan serutan dan bilah bambu wulung secara bersamaan dengan tebal papan total 20 mm. Pembuatan papan partikel dibagi menjadi 3 kelompok variasi sesuai tebal bilah bambu. Kelompok I dengan variasi tebal bilah bambu lapis atas dan lapis bawah sama tebal (LA2LB2, LA4LB4, LA6LB6); kelompok II dengan variasi tebal bilah bambu lapis atas tetap (4mm) dan lapis bawah bervariasi (2,4,6 mm) (LA4LB2, LA4LB4, LA4LB6) ; kelompok III dengan variasi tebal bilah bambu lapis atas bervariasi (2,4,6 mm) dengan lapis bawah tetap (4mm) LA2LB4, LA4LB4, LA6LB4. Guna mengetahui pengaruh laminasi bambu terhadap kekuatan papan partikel dibuat papan partikel tanpa lapisan bilah bambu sebagai kontrol. Satu benda uji dari masing-masing variasi dilakukan pengujian kuat geser sejajar serat bambu dengan standar ISO/DIS 3347 serta pengujian lentur (MOE dan MOR) dengan standar ISO 3349 -1975 dan ISO 3133-1975. Hasil pengujian untuk Kelompok I diperoleh hasil adanya pengaruh nyata pada peningkatan nilai MOR dan kekuatan geser, sedangkan nilai MOE tidak ada pengaruh nyata; Kelompok II diperoleh hasil adanya pengaruh nyata pada peningkatan nilai MOR, sedangkan nilai MOE dan kekuatan geser tidak ada pengaruh nyata; kelompok III diperoleh adanya pengaruh nyata pada peningkatan nilai MOR, sedangkan nilai MOE dan kekuatan geser tidak ada pengaruh nyata; Sedangkan untuk keseluruhan variasi di bandingkan dengan benda uji kontrol diperoleh adanya pengaruh nyata peningkatan nilai MOR dan MOE, namun tidak ada pengaruh nyata pada kekuatan geser sejajar garis serat bambu.

As the population rises, the need for dwellings will also rise. Hence, the property industry will also continue to develop. This is in contrast with the availability of raw building materials escpecially wood which is continuously decreasing. In order to meet the needs of raw building materials especially floorboards, engineering technology is necessary to create alternative building materials from processed wood waste of teak shavings. There have been many researches conducted on the manufacturing of particle boards however, the current researches are on the manufacturing of particle boards that is strengthened by laminated wulung bamboo slats (gigantochloa atroviolacea). The aim of this research is to create a particle board that is strong and more aesthetic due to the exposed bamboo fibers on the upper and lower surface. The board is manufactured by heat compression at 170ËšC on the wood shavings and wulung bamboo strips at the same time with a total board thickness of 20mm. The manufacturing of particle boards are divided into 3 group variations according to the thickness of the bamboo slats. Group I has an even thickness variation of the upper and lower surface of bamboo slats (LA2LB2, LA4LB4, LA6LB6); Group II has a constant thickness variation on the upper surface of bamboo slats (4mm) and a variation on the lower surface (2, 4, 6 mm) (LA4LB2, LA4LB4, LA4LB6); Group III has a variative thickness on the upper surface of bamboo slats (2, 4, 5mm) with a constant thickness on the lower surface (4mm) LA2LB4, LA4LB4, LA6LB4. In order to determine the affect of bamboo lamination on the strength of the particle board, a particle board without a bamboo slat surface was made as a Control. Each test object from each variation underwent a shear strength test in parallel to the bamboo fibre with ISO/DIS 3347 standard and a flexibility test (MOE and MOR) with ISO 3349-1975 and ISO 3133-1975 standard. The test results for Group I indicates that there is a real effect on the increase of the MOR value and shear strength, whereas the MOE value has no real effect; Group II indicates that there is a real effect on the MOR value, whereas the MOE value and the shear strength has no real effect; Group III indicates that there is a real effect on the increase of the MOR value, however the MOE and shear strength has no real effect. On the other hand, for the whole variation which was compared to the control test object, it indicates that there is a real effect on the increase of MOR and MOE however, there is no real effect on the shear strength in parallel to the line of the bamboo fibres.

Kata Kunci : papan partikel, laminasi bilah bambu wulung, pengempaan panas