Imaji Seksualitas dalam Miniaturisasi Ruang Cyber Situs Video Chat Camfrog di Indonesia
Nur Allan Lasido, Dr. Budiawan,
2013 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan MediaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana imaji seksualitas ditampilkan dalam miniaturisasi ruang cyber video chat Camrog di Indonesia. Serta memeriksa sejauh mana praktik-praktik kekuasaan (dominiasi) dimungkinkan hadir dalam diskusrus ruang cybersex video chat camfrog. Sekaligus penelitian ini turut meninjau ulang konsep ‘resistensi’ dalam masyarakat cyber dewasa ini. Lebih spesifik penelitian ini menyoroti kemajuan teknologi informasi melalui pendekatan cybercultural studies, tidak lain adalah upaya kritis non-esensialis penulis, yaitu menggugat pandangan esensialisme ilmu pengetahuan, terutama pada kajian medis-psikiatri, ilmu hukum hingga pendekatan agamis (moralis) yang menilai cybersex adalah bentuk ‘penyimpangan’. Sebab kategori-kategori tersebut menggiring pada sebuah pengetahuan yang mereduksi seluruh aspek sosial dan budaya masyarakat hanyut dalam kubangan kepastian-kepastian esensi bahwa manusia ditundukkan oleh kekuatan absolutisme alam. Tawaran teoritik yang penulis usulkan yaitu berupaya menelusuri dan memeriksa rentetan problema ideologi kekuasaan. Bahwa kemajuan teknologi informasi sebenarnya merupakan dialektika kekuasaan yang pada kenyataannya justru memunculkan sejumlah persoalan baru. Di antaranya menyangkut memudarnya batasan ruang sosial riil oleh miniaturisasi ruang cyber, kuasa mesin atas tubuh dan dominasi kapital atas informasi. Penelitian ini tidak lagi terjebak hanya menyoroti kategori ‘’bentuk dan isi’’ atau pun terlampau larut hanya ‘’mengadvokasi’-membela’’ perilaku budaya dan ekonomi yang diperankan user camfrog dalam glorifikasi kebebasan infromasi yang nampaknya terdengar ‘berbeda’ namun hadir dalam raut muka penuh penindasan. Dalam kajian ini, hal itu merupakan krisis ‘status quo’ yang harus diruntuhkan setelah ia mengalami pemapanan akut. Dengan demikian, posisi penulis tidak selamanya berupaya \\"mengadvokasi\\" segala sesuatu yang terdengar ‘berbeda, radikal atau supersif’, tetapi yang jauh lebih penting dan mendesak adalah ‘menelanjangi’ bagaimana perangkat teknologi informasi (camfrog) dicurigai sebagai ruang menguatnya praktik-praktik kekuasaan . Penelitian ini menggunakan perpaduan sejumlah teori terutama Jean Baudrillard tentang teori simulasi dalam miniaturisasi dunia cyberspace dan Foucault tentang relasi-kuasa teknologi disiplin yang terangkum dalam History of Sexuality. Penelitian ini ini menggunakan Critical Discouse Analysis (CDA) sebagai metode analisis. Adapun objek penelitian mengambil tiga room Camfrog di Indonesia yaitu, Makassar Free action, Borneo Party Show dan Surabaya Bergoyang/bergetar. Hasil penelitian menemukan bahwa Camfrog telah mengkreasikan sebuah ruang imaji seksualiatas dalam bangunan miniatur room virtual. Pada ruang simulasi seperti itu, sejumlah perangkat digital citra virtual beroperasi memainkan perannya masing-masing, yaitu menciptakan miniatur ‘ruang’ sebagai arena manipulasi dan eksploitasi seks lewat cermin raksasa (Camfrog) yang telah memaksa setiap orang di dalamnya menjadi subjek-subjek yang patuh terhadap kekuasaan kapital, menundukkan hasrat meraka pada gairah konsumtif yang tiada habis-habisnya atas produk-produk teknologi informasi.
This research aims to know how the image of sexuality displayed within space miniaturization of cyber video chat Camfrog, in Indonesia. it also investigates how far the practices of power (domination) are enabled to present on the discourse of cybersex space of video chat camfrog. The researchs tries as well to reinvestigate the concept of resistance in the recent cyber society. More specifically it focuses on the progress of the technology of information through cybercultural studies approach, which is a non-essentialist critical effort of the writer, namely by charging the essentialism view of the science, such as on the studies of psychiatry-medic, law science until religion approach (moralist) who asses cybersex as a form of deviation. Those categories will drive to a knowledge that reduces whole aspects of social and culture of society to sink in mudhole of essential certainties that human are subjugated by the power of nature absolutism. Theoretical offer that writer proposes is trying to trace and investigate series of problems on ideology of power. That the progress of technology of information actually is a dialectic of power which in reality shows a number of new problems. In example, the fading limits of real social life by miniaturization of cyber space, machine power over body, and capital domination over information. The research is not in the area that sees category of “form and content†or gets dissolved only to “defend†cultural and economic behavior played by Camfrog user within the glorified freedom of information to be different, rather than being as a face of repression. In this study, that would be a crisis of “status quo†that has to be taken down as it suffers from acute establishment. Therefore, writer’s position is not only trying to advocate anything looks “differentâ€, radical, or supersiveâ€, instead it goes further by dismantling how the tools of technology (camfrog) suspected as a sthrengtened practices of power. This research uses the combination of number of theories mainly by Jean Baudrillard on simulation theory in the world miniaturization via cyberspace and Foucault on powerrelation discipline of technology which summarized in the History Of Sexuality. It also uses Critical Discourse Analysis (CDA) as a method of analyzing. As for the object of research is taken from three Camfrog rooms in Indonesia,Makassar Free Action, Borneo Party Show, and Surabaya Bergoyang/bergetar. The research finds that Camfrog has created space of image of sexuality within the construction of miniature virtual room. On that sort of simulation space, a number of virtual digital image tools operate to play its each role,namely by creating the miniature of “space†as a medium of sex manipulation and exploitation through giant mirror (Camfrog) which forces every person inside it to become the obedient subject over capital power, subjugating their desire to endless consumptive passion over the products of technology of information.
Kata Kunci : Cybersex, Miniaturisasi, Camfrog, Simulasi, Seksualitas