FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN EKSTRAVASASI KEMOTERAPI INTRAVENA PERIFER DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011-2013

Chusni Mubarakh, Dr. Johan Kurnianda, SpPD-KHOM

2013 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Latar belakang : ekstravasasi adalah kondisi kebocoran obat atau cairan dari vena ke jaringan sekitar yang sehat selama pemberian obat kemoterapi. Obat kemoterapi jenis vesikan dapat menyebabkan nekrosis jaringan. Insiden ekstravasasi dalam pemberian obat kemoterapi dilaporkan mencapai 1% sampai 7%. Faktor risiko yang dinilai adalah sebagai berikut, jenis obat, lokasi kanul, usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes, jumlah obat, bangsal kemoterapi dan frekuensi kemoterapi sebagai faktor risiko yang mempengaruhi kejadian ekstravasasi kemoterapi intravena perifer. Ekstravasasi dicurigai jika terdapat satu atau lebih tanda dan gejala diantaranya sebagai berikut pasien mengeluh rasa terbakar, perih, atau rasa nyeri di tempat tusukan, ditemukannya bengkak, melepuh pada tempat tusukan, kemerahan di sekitar area penusukan, tidak ada aliran darah balik dan perubahan kualitas tetesan infus. Tujuan penelitian : untuk mengetahui kejadian ekstravasasi dan faktor risiko yang mempengaruhi ekstravasasi kemoterapi secara intravena perifer. Metode penelitian : dilakukan secara nested case control study yaitu pasien yang mendapat kemoterapi intravena perifer dipilih sebagai kasus ekstravasasi dan kontrol tanpa ekstravasasi kemudian dibandingkan dengan faktor risiko yang ada. Hasil penelitian : kejadian ekstravasasi kemoterapi sebanyak 12,7%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian ekstravasasi kemoterapi intravena perifer adalah lokasi kemoterapi dan bangsal kemoterapi. Kekuatan faktor risiko kemoterapi terhadap kejadian ekstravasasi kemoterapi dari yang terkecil ke yang terbesar adalah lokasi kemoterapi (p < 0,000, OR = 2,365, IK 95% 1,55-3,63), dan bangsal kemoterapi (p < 0,000, OR = 3,948, IK 95% 2,12-7,35). Kesimpulan penelitian : faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian ekstravasasi kemoterapi intravena perifer adalah lokasi kemoterapi dan bangsal kemoterapi.

Background: extravasation is a condition of drug or fluid leakage from vein into surrounding healthy tissue during chemotherapy regimens. Vesicants groups of chemotherapy drugs can cause tissue necrosis. The incidence of extravasation in chemotherapy regimens reported to be 1% to 7%. Risk factors assessed were the following types of drugs, cannula location, age, gender, hypertension, diabetes, number of medications, chemotherapy wards and frequency of chemotherapy as risk factors affecting extravasation event of peripheral intravenous chemotherapy. Extravasation is suspected when there is one or more signs and symptoms include the following patient complained of a burning, stinging, or pain at the puncture site, swollen, blistered at the puncture site, redness around the area of the stabbing, there is no blood flow back and change the quality of the drip . Objective: to determine the incidence of extravasation and risk factors that affect the extravasation of peripheral intravenous chemotherapy. Methods: The design of this study was nested case control study in which patients who received intravenous chemotherapy peripheral selected as cases and controls without extravasation then compared with existing risk factors. Results: event of chemotherapy extravasation as much as 12.7%. Multivariate analysis showed that the risk factors affecting the incidence of peripheral intravenous chemotherapy extravasation is the location of chemotherapy and chemotherapy wards. Power of risk factors on the incidence of chemotherapy extravasation from the smallest to the largest is the location of chemotherapy (p <0,000, OR = 2,365, 95% CI 1,55-3,63), and chemotherapy wards (p <0,000, OR = 3,948, CI 95% 2,12 -7,35). Conclusion: risk factors affecting event of peripheral intravenous chemotherapy extravasation are the location of chemotherapy and chemotherapy wards.

Kata Kunci : ekstravasasi, kemoterapi, kanker, vesikan