Laporkan Masalah

DAYA GUNA TRAMADOL 1 MG/KGBB DIBANDING PETIDIN 0,5 MG/KGBB YANG DIBERIKAN DRIP INTRAVENA SELAMA 10 MENIT UNTUK MENCEGAH MENGGIGIL PADA PASIEN SEKSIO SESARIA DENGAN ANESTESI SPINAL

Kamala Kan Nur Azza, Dr. Yusmein Uyun, Sp.An, KAO

2013 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Latar Belakang : Angka kejadian menggigil pada pasien Seksio Sesarea dengan anestesi spinal berkisar antara 39% - 85%. Menggigil sangat tidak nyaman dan memperberat rasa nyeri pasca operasi. Selain tidak nyaman, menggigil yang berat akan meningkatkan konsumsi oksigen yang akan menyebabkan peningkatan stres di sistem sirkulasi, dan pernafasan, peningkatkan tekanan bola mata dan intrakranial.Sampai saat ini petidin masih menjadi standar untuk terapi dan pencegahan menggigil dengan dosis 25 mg (0,4-0,5 mg/kgbb) bolus intravena, hanya saja petidin masih banyak mempunyai kelemahan berupa efek samping obat yang tidak disukai seperti mual-muntah, depresi nafas dan pruritus/alergi. Tramadol 1 mg/kgbb iv adalah obat alternatif yang diharapkan efektif dalam mencegah menggigil pada pasien yang menjalani operasi dengan prosedur anestesi spinal dengan efek samping cenderung sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan dayaguna tramadol 1 mg/kgbb drip intravena dengan petidin 0,5 mg/kg drip intravena untuk mencegah menggigil pada pasien seksio sesarea dengan anestesi spinal. Metoda : Penelitian ini menggunakan desain uji klinis acak terkontrol dengan pembutaan ganda. Subyek penelitian dilakukan pada 76 wanita hamil yang menjalani seksio sesaria dengan status fisik berdasarkan klasifikasi ASA I atau II. Subjek penelitian dibagi dalam dua kelompok masing-masing berjumlah 38 orang. Sebelum dilakukan spinal anestesi kelompok T mendapatkan Tramadol 1 mg/kgbb drip intravena selama 10 menit dan kelompok P mendapat petidin 0,5 mg/kgb drip intravena selama 10 menit. Uji statistik menggunakan uji t-independent, Mann Whitney, Chi-square dan uji korelasi Spearman dan Lamda. Jika nilai P < 0,05 dikatakan ada perbedaan yang bermakna secara statistik dengan tingkat kepercayaan 95%. Luaran dinilai berdasarkan angka kejadian mengigil dan efek samping obat. Hasil :Kejadian menggigil pada kelompok P terjadi pada 8 pasien (21,1%) dan kelompok T 1 pasien (2,6%) dengan nilai p < 0,05. Luaran sekunder menunjukkan adanya kejadian mual dan pruritus. Mual dilaporkan terjadi pada 4 pasien di kelompok P (10,5%) dan 3 pasien di kelompok T (7,9%) dengan nilai p > 0,05 dan kejadian pruritus dilaporkan terjadi pada 8 pasien di kelompok P(21,1%) sedangkan pada kelompok T tidak dijumpai dengan nilai p < 0,05. Simpulan:Tramadol 1 mg/kgbb drip intravena selama 10 menit lebih berdaya guna dalam mencegah menggigil dibandingkankan petidin 0,5 mg/kg drip intravena selama 10 menit pada pasien seksio sesaria dengan anestesi spinal.

Bacground and objective: The incidence of shivering in patients during Caesarean section under spinal anesthesia is between 39% - 85%. Shivering is very uncomfortable and aggravates postoperative pain. In addition to discomfort, severe shivering may be associated with a marked rise in oxygen consumption leading to an increased stress on the circulatory and respiratory systems and also increase in intraocular and intracranial pressures. Drug of choice for prevention and treatment of this complication is pethidin 25 mg iv (0.4-0.5 mgkg-1) but has still many side effects such as nausea and vomiting, respiratory depression and itching. An alternative drug, tramadol 1 mgkg-1 iv can be expected to prevent the spinal anasthetic shivering effectively and has a few complications. The aim of this study is to compare the efficacy of tramadol 1 mgkg-1 dripped intravenously over 10 minutes versus pethidin 0.5 mgkg-1to prevent shivering in obstetric patients during cesarean section under spinal anesthesia. Method: The design of this study is a double blind randomized controlled clinical trial (RCT) parallel design. Seventy six patients whom underwent caesarean section (physical status ASA I or II according to ASA classification) were divided equally into: Group T (Tramadol) and Group P(Pethidin). The number of patients in each group was 38 patients. Before injection of spinal anesthetic drug, patient in group T and group P received tramadol 1 mgkg-1and pethidin 0.5 mgkg-1 intravenous drip over 10 minutes respectively. Data were statistically analyzed with independent t, Mann Whitney U, Chi-square, Spearman Correlation and Lamda test. P value of <0.05 was declared a significant result with 95% level of confidence. The measurement of outcomes were based on shivering rate and side effects of the drugs. Result :The incidences of shivering were reported in 8 patients in group P (21.1%) and 1 patient in group T (2.6%). The statistical analysis showed significant difference (p<0.05) between the two groups. The secondary outcome showed incidences of nausea and pruritus. Nausea was reported in 4 patients in group P (10.5%) and 3 patients in group T (7.9%) (p> 0.05) and itching was reported in 8 patients in group P (2.1%) and no incidence of itching in group T (p<0.05). Conclusion : Tramadol 1 mgkg-1 over 10 minutes intravenous drip is more efficient than pethidin 0,5 mgkg-1in preventing shivering in patients during caesarean section under spinal anesthesia.

Kata Kunci : Anestesi spinal, seksio sesaria, tramadol, drip intravena, menggigil


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.