INTELEKTUALISME TASAWUF AL-GHAZALI DALAM PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI
NOPENRI M, Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin
2013 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatPenelitian yang berjudul Intelektualisme Tasawuf Al-Ghazali Dalam Perspektif Epistemologi di latarbelakangi oleh perjalanan intelektualitas Al-Ghazali dalam disiplin ilmu tasawuf dan filsafat, Al-Ghazali memposisikan tasawuf sabagai sandaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang hakiki, setelah sebelumnya ia menyelami disiplin ilmu kalam, bathiniyah dan filsafat. Keyakinan Al-Ghazali terhadap kebenaran pengetahuan yang di hasilkan tasawuf menggugurkan tiga disiplin sebelumya. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yang menggunakan model penelitian historis faktual, yang bersifat analisis sintesis. Objek material dalam penelitian ini adalah intelektualisme tasawuf Al-Ghazali sedangkan objek formal yang digunakan sebagai alat analisis adalah epistemologi. Unsur-unsur metodis pengkajian yang digunakan adalah interpretasi, koherensi interen dan holistika. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pertama bagi Al-Ghazali pengetahuan yang tidak mungkin terdapat celah kesalahanya hanya di dapat pada disiplin tasawuf, karena siapun yang menjalankan laku tasawuf dengan riyadhah dalam rangka menuju takhalli, tahalli dan tajalli, maka Allah akan membuka hijab hingga Nur Ilahi akan terpancar dalam qalb. Dengan demikian ilmu pengetahuan akan lagusung diberikan Allah melalui hati manusia yang bersih dari maksiat. Kedua tidak setiap manusia mendapatkan Nur Ilahi karena Nur Ilahi didapat setelah melalui prosesi maqamat dan ahwal, dengan mengutamakan suluk sebagai sarana pembersih qalb dari kotoran maksiat. Ketiga pengetahuan dharuri bagi Al-Ghazali merupakan pengetahuan manusia yang langsung dari Allah, pengetahuan jenis ini bagi Al- Ghazali dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan pengetahuan muktasab bagi Al- Ghazali adalah pengetahuan yang diperoleh manusia dengan jalan belajar atau penalaran dan penyimpulan berdasarkan dalil-dalil. Pengetahuan jenis ini masih memungkinkan tejadinya kekeliruan.
The research entitled Sufism Intellectualism of Al-Ghazali in Epistemology Perspective has the background of Al-Ghazali intellectual journey in Sufism and philosophy discipline. Al-Ghazali Sufism positioned Sufism as the support to acquire the essential knowledge, after previously he explored kalam, bathiniyah and philosophy disciplines. Al-Ghazali's conviction of the knowledge truth that was produced by Sufism defeated the previous three disciplines. This research was a library research (library research) that used factual historical research model, which was analytical synthesis. The material object in this research was Al-Ghazali Sufism intellectualism; meanwhile the formal object that used as an analytical tool was epistemology. The assessment methodical elements used were interpretation, internal coherence and holistic. The results obtained from this research are; First, for Al-Ghazali, the knowledge that may not have mistake gaps only lies in Sufism discipline, because anyone who conducts the behavior of Sufism with riyadhah in order to establish takhalli, tahalli and tajalli; eventually Allah will open hijab until Nur Ilahi will shine in qalb. Thus, science will be given directly by Allah through human whose hearts are clean from immorality. Second, not every human being gets Nur Illahi for Nur Ilahi is obtained after maqamat and ahwal procession, by emphasizing on suluk as a qalb cleaning mean from immorality dirt. Third, dharuri knowledge for Al-Ghazali is human knowledge directly from Allah. This type of knowledge for Al-Ghazali is trustworthy. Meanwhile, muktasab knowledge for Al-Ghazali is a knowledge acquired by human by learning or reasoning and concluding based on arguments. This type of knowledge still have the possibility to make mistakes.
Kata Kunci : Riyadhah, Maqamat, Ahwal, Suluk, Takhalli, Tahalli dan Tajalli