Sikap Negara-Negara Anggota Uni Eropa dalam Menangani Krisis Yunani Studi Kasus : Sikap Jerman, Perancis dan Inggris
TRIESANTO ROMULO SIMANJUNTAK, Drs. Usmar Salam, MIS.
2013 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan InternasionalIntegrasi ekonomi Eropa dan kesatuan mata uang ini menyisakan bentuk ketegantungan yang sangat signifikan antar anggota, sehingga satu krisis sudah cukup untuk menggoyahkan kestabilan antar negara-negara anggota yang lain. Pada dasarnya sistem mata uang tunggal seakan menjadi pisau bermata dua bagi Uni Eropa. Di satu sisi begitu menguntungkan dan menambah posisi tawar negara Eropa, namun di sisi lain berpotensi merugikan. Salah satu sebabnya adalah dikarenakan tingkat adaptasi sebuah negara. Tidak semua negara memiliki perekonomian yang bagus untuk masuk zona euro. Adanya sistem mata uang tunggal ini membuat negara-negara di Uni Eropa menjadi rentan akan terjadinya suatu krisis. Inilah yang mengakibatkan krisis yang terjadi sejak tahun 2008 ini begitu mudahnya menjalar ke negaranegara di Eropa. Penelitian ini berfokus pada pengambilan kebijakan yang diambil oleh ketiga negara besar di dalam Uni Eropa yaitu, Jerman, Perancis dan juga Inggris. Faktor sejarah, politik domestik dan juga kekuatan ekonomi negara-negara tersebut turut mempengaruhi bagaimana proses pengambilan kebijakan untuk menyelamatkan Yunani dari krisis yang semakin menjalar ke negara eropa lainnya. Ini yang membuat bahwa Teori Konstruktivis mampu memberikan pandangan untuk memaparkan penulisan tesis ini. Tesis ini disusun sebagai persyaratan untuk meraih gelar Master Program Pasca Sarjana Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada. Tujuan utama pembahasan tesis ini untuk memberikan informasi baru terkait penanganan krisis dari sebuah proses pengambilan kebijakan dimana faktor-faktor domestik sebuah negara turut memberi pengaruh besar.
European economic integration and unity of the currency remains highly significant dependence form among members, so a crisis in one country was enough to shake the stability between members. Basically the single currency system seemed to be a doubleedged sword for the Europe Union. On one side, the unity is so profitable and strengthens the bargaining position of European countries, but on the other side it is potentially inflict a financial loss. The differentiation of adaption level of a country could be a cause. Not all countries have a good economy to join the Euro zone. The utilization of single currency system put the countries in the Europe Union in a vulnerable situation of a crisis. It causes the crisis in 2008 easily widespread among European countries. This research focuses on how the three biggest country in Europe; Germany, France, and United Kingdom in making economy policy. Historical factors, domestic political situation and economic power of those countries take a role in influencing the process of how the policy-making to save Greece from the crisis that is spreading to other European countries. To be able to give opinion in explaining this thesis, Constructivist Theory is used. This thesis is conducted as a requirement to achieve a Master's degree in International Relations Graduate Program at the Universitas Gadjah Mada. The main objective of this thesis is to provide new information related to crisis handling in which domestic factors of each country give a big contribution.
Kata Kunci : Uni Eropa, Euro, Yunani, Jerman, Perancis, Inggris, krisis , kebijakan (policy)