ANALISIS WACANA PRESIDENTIAL LECTURE OLEH B.J HABIBIE (Kajian Analisis Wacana Kritis)

Wakhid Nugroho, Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo.

2013 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini mengkaji tentang analisis wacana kritis pada presidential lecture oleh B.J Habibie. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah teks presidential lecture yang disampaikan oleh B.J Habibie dalam peringatan Dies Natalis UGM yang ke 62 dan Sekolah Pascasarjana yang ke 30. Penelitian ini menarik karena, pertama, pidato yang disampaikan oleh Habibie adalah wujud dari respon terhadap kaum reformis, dan pidato tersebut dalam bentuk apology discourse. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak atau penyimakan yang didukung teknik rekam dan catat. Dalam analisisnya, Peneliti menggunakan pendekatan Djik untuk mengetahui struktur wacana dan menggunakan pendekatannya Roger Fowler yang menfokuskan pada content analysis (analisis isi). Pendekatan ini untuk menjawab tentang bentuk dan fungsi susunan kalimat, dan untuk menjelaskan ideologi/kepentingan, peneliti menggunakan keduanya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Habibie menggunakan strutur makro sebagai cara untuk mendukung tema utama, struktur supra untuk mengontrol struktur pesan, dan struktur mikro untuk menunjukkan latar pencapaiannya. Pada tataran bentuk penggunaan ketransitifan berfungsi untuk menunjukkan hubungan yang jelas antara agent, goal, and behaver, dan pada keintransitifan sebaliknya tidak melibatkan behaver, karena fokusnya pada kehadiran agent dan goal. Pada bentuk kalimat positif dan negatif berfungsi untuk melakukan negasi. Nilai rasional pada modus kalimat berupa kalimat introgatif dan positif berfungsi untuk menggiring opini publik, dan kalimat imperatif berfungsi untuk menghendaki orang lain melakukan sesuatu. Pada aspek modalitas, modalitas intensional untuk menunjukkan “keinginan”, “harapan”, “ajakan”, “pembiaran”, dan “permintaan”, pada modalitas epistemik digunakan untuk menyatakan pengetahuan, keyakinan, kepercayaan, atau pendapat pembicara tentang proposisi yang diungkapkannya itu, modalitas deontik terkandung makna mengharuskan, mengizinkan, dan melarang terjadinya suatu peristiwa atau perbuatan, dan modalitas dinamik berfungsi untuk mengekspresikan kesanggupan atau kemampuan dalam melakukan sesuatu. Kepentingan struktur makro adalah untuk mendukung tema besar. Pada struktur supra untuk mendapatkan simpati peserta seminar. Pada struktur mikro berupa detail untuk mengontrol informasi, berupa praanggapan untuk menunjukkan optimisme, kepentingan struktur mikro berupa bentuk kalimat pasif untuk menyampaikan ketidakberdayaannya dalam mempertahan industri strategis, berupa koherensi sebab akibat untuk penguatan pendirian industri strategis, berupa koherensi penjelas untuk mengklasifikasikan, berupa koherensi pembeda untuk menunjukkan tingkat perbandingan dan memperkuat argumen dasarnya. Kepentingan ketransitifan untuk menunjukkan hubungan yang jelas antara agent, goal, dan behaver. Kepentingan keintransitif untuk menunjukkan hubungan sebab akibat yang tidak jelas, untuk menekankan kehadiran subjek. Kepentingan kalimat positif dan negatif untuk melakukan negasi baik untuk menyangkal ataupun mengingkari pernyataan lawan bicara. Kepentingan kalimat introgatif dan deklaratif untuk memberikan apologi. Kepentingan kalimat imperatif untuk menghendaki peserta seminar mengetahui sejarah pencapaiannya, dan untuk meyakinkan peserta seminar. Kepentingan modalitas intensional untuk mengekspresikan kekecewaan, untuk menunjukkan komitmennya. Modalitas epistemik untuk mengungkapkan kayakinan, berupa deontik bertujuan untuk memberikan saran maupun larangan, berupa dinamik untuk menunjukkan kemampuan atau kesanggupan bangsa Indonesia untuk bersaing dengan bangsa lain.

This research discusses about critical discourse analysis on presidential lecture delivered by B.J Habibie. In this research, the data used is presidential lecture text delivered by B.J Habibie in celebrating of the 62nd Universitas Gadjah Mada Dies Natalis and the 30th of post graduate. This research is interesting because, first, the speech delivered by Habibie is such kind of respond toward reformist community, and that speech is in the form of apology discourse. The method of data collection was done by using observing method, followed by recording and taking note technique. In this analysis, the researcher uses Djik’s approach is to know discourse structure and uses Roger Fowler approach which focuses on content analysis. This approach is to answer about the form and the function of sentence arrangement, and to explain the interest, the researcher uses both. The finding of this study shows that, Habibie uses macro structure as the way to support the main theme, supra structure is to control message structure, and micro structure is to show his achievement background. In the level of transitive using form has function to show the clear relation among agent, goal, and behaver, and intransitive is in the contrary, it does not involve behaver, because the focus is on the attendance of agent and the goal. in the using of the passive voice serves to accentuate the presence of the subject and express disappointed and anger. In positive and negative sentence have the function to perform negation. Rational value is in the form of sentence mode and positive interrogative sentence have the function is to lead public opinion, and the imperative sentence has the function is to have someone else do something. In modalities aspects, intentional modality is to show the \\"desire\\", \\"hope\\", \\"invitation\\", \\"omission\\", and \\"demand\\", the epistemic modality is used to express the knowledge, conviction, beliefs, or speaker’s opinions about proposition expressed, deontic modality has the meaning to require, permit, and prohibit the occurrence of an event or action, and dynamic modality serves to express willingness or ability to do something. The interest of macro structure is to support big theme, supra structure is to get audience sympathy, in micro structure as detail is to control the information, as presupposition is to show the optimism, passive sentence is show his powerless to defend strategically industry, cause and effect coherence is to strengthen of strategical industry establishment, Distinct coherence is to classify, distinction coherence is to show distinction level and to strengthen his basic argument, then the interest of transitive is to show clear relation among agent, goal, and behaver. the interest of intransitive is to show unclear relation of cause and effect and to emphasize the subject attendance. The interest of positive and negative sentence is to have the negation well it is to deny or disavow opposition statement. The interest of interrogative and declarative sentence is to give apology, and imperative is to have the audience know about his achievement history, and is to convince the audience. The interest of intentional modality is to express disappointment, is to show his commitment, epistemic modality is to express belief, deontic modality is to give suggestion or prohibition , and the last is dynamic modality is to show the ability or the power of Indonesia to compete with other country.

Kata Kunci : pendekatan kognisi sosial, analisis isi, dan analisis wacana kritis