KONSEP METAFISIKA SEYYED HOSSEIN NASR; RELEVANSINYA BAGI PEMBENTUKAN MANUSIA SEMPURNA DALAM ERA MODERN
AHMAD SIDQI, Dr.Arqom Kuswanjono, M.Hum.
2013 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatPenelitian bidang metafisika sangat banyak. Namun pemikiran secara spesifik tentang metafisika, seperti metafisika Seyyed Hossein Nasr belum banyak dilakukan. Maka, peneliti menulis penelitian ini berjudul ‘Konsep Metafisika Seyyed Hossein Nasr; Relevansinya Bagi Pembentukan Manusia Sempurna Dalam Era Modern’. Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk memahami hakikat metafisika dengan paradigma Seyyed Hossein Nasr, ditinjau dari konteks kekinian. Manusia di era modern dihadapkan dengan bentuk modernisme dan sekularisasi, arena sekularisasi juga berdampak pada deontologi metafisika dan desakralisasi agama. Hal ini yang menjadi tantangan dalam pemikiran metafisika Seyyed Hossein Nasr. Dimulai dari kegelisahan tentang metafisika, peneliti mengambil tema metafisika Seyyed Hossein Nasr sebagai bidang penelitian. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pengambil data yang dilakukan melalui studi pustaka dan bermetode hermeneutika. Metode hermeneutika berfungsi untuk menangkap makna esensial dari sumber-sumber data primer yang tertulis dalam karya Seyyed Hossein Nasr dan dari sumber-sumber data sekunder, yaitu tulisan yang mengulas mengenai filsafat, kajian Islam kajian teologi dan lain-lain. Metafisika yang dibangun Nasr adalah metafisika yang berbasis pada teologi Islam. Dalam pandangannya tentang tentang metafisika, Seyyed Hossein Nasr mengikuti pandangan Aristoteles dan Suhrawadi. Kedua filsuf ini menjadi konstruksi teoritis dalam pemikiran Seyyed Hossein Nasr, dan bahkan ia dijuluki sebagai Neo-Suhrawardi. Dalam proses sintesis epistemologinya tersebut, Nasr menguatkan pandangannya melalui realitas kosmos sebagai bentuk ciptaan Pengada. Melalui realitas penciptaan Pengada. Proses pemahaman manusia dalam berketuhanan tidak dapat melepaskan sains dan ajaran agama Islam. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, Nasr mengeluarkan tesis bahwa scientia sacra dapat menembus realitas. Scientia sacra Nasr adalah metafisika baru yang mampu menggabungkan antara pengetahuan yang bersifat rasional, empiri dan spiritual yang bersifat intuisi kewahyuan. Penggabungan kebenaran realitas tersebut menuju pada realitas ultim. Hasil dari penelitian ini adalah realitas ultim. Realitas ultim adalah sebuah hikmah. Manusia menyerap hikmah sehingga dapat merasakan dan menembus realitas metafisika ketuhanan. Dengan demikian, manusia dapat merasakan kehadiran Tuhan. Spiritualisme diyakini oleh Nasr sebagai penghubung menyerap realitas ultim (hikmah) dengan cita rasa intuisi manusia yang kuat, dan menjadi manusia yang sempurna. Melalui penelitian ini, diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai hakikat metafisika serta menjadi manusia sempurna seperti yang diinginkan Seyyed Hossein Nasr.
The research field of metaphysics. But thinking specifically about metaphysics as metaphysics of Seyyed Hossein Nasr has not much to do. Thus, this research entitled ‘Seyyed Hossein Nasr's Concept Of Metaphysics; Relevance to The Establisment of Perfect Man In The Modern Era’. The goal of research is to understand the nature of metaphysics with Seyyed Hossein Nasr’s the paradigms of the present context. The Man in the modern era faced with forms of modernism and secularization, because secularization also impacted on metaphysics and religion desacralization and deontology. It's been a challenge in the thought of Seyyed Hossein Nasr’s metaphysics. This research is qualitative data with takers conducted through library research and hermeneutics methods. Data sources primary written in a works of Seyyed Hossein Nasr. And secondary sources about philosophy, Islamic studies, theology and others. Metaphysics which built of Seyyed Hossein Nasr is metaphysics based on Islamic theology. Epistemology metaphysics Seyyed Hossein Nasr affected by West metaphysics, theologians and the sufism. In his views of about metaphysics, Seyyed Hossein Nasr adhering to the views of Aristotle and Suhrawadi. The two philosophers be theoretical constructions in Seyyed Hossein Nasr thought, and even he dubbed as Neo-Suhrawardi. The synthesis of epistemology of Nasr collaborated his views through reality as a form of Creator (God), through reality creations of God (Creator). The process of human understanding in spirituality could not only take from philosophy, science and islamic teachings. And to realize that, Seyyed Hossein Nasr issued thesis that scientia sacra to penetrating reality. Seyyed Hossein Nasr’s scientia sacra is a new metaphysics capable of combineds between knowledge that is spatially rational, empiric and spiritual that is spatially intuition of revelation. The merging of the truth of the reality headed up to ultimate reality. The result of this research is ultimate reality. Ultimate reality is a boon. Human absorb the wisdom, so that it can feel and pierce the reality of metaphysics. Thus humans can feel the presence of God. Spiritualism believed by Seyyed Hossein Nasr as a link absorb ultimate reality (hikmah), with the taste of human intuition is strong. Through this research, is expected to provide understanding of the nature of metaphysics and discover the meaning of philosophical reality Seyyed Hossein Nasr, according to thus writer issued the result that obtained understanding of the meaning of islamic metaphysics and being perfact man (insan al-kamil).
Kata Kunci : Metafisika, Seyyed Hossein Nasr, Manusia Sempurna