PRARANCANGAN PABRIK METIL SALISILAT DARI ASAM SALISILAT DAN METANOL DENGAN KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

TANTIA FATRINA, Sang Kompiang Wirawan, ST.,MT.,Ph.D.

2013 | Skripsi | TEKNIK KIMIA

Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling banyak diproduksi secara komersial, disamping asam asetil salisilat (aspirin). Metil salisilat merupakan senyawa ester yang memiliki kegunaan luas dalam berbagai industri. Pada industri farmasi, metil salisilat digunakan sebagai bahan aktif dalam berbagai formulasi produk untuk mendapatkan efek analgesiknya. Aroma dan rasanya yang khas juga membuatnya banyak digunakan di industri makanan/minuman dan industri kosmetik. Peluang berkembangnya industri metil salisilat di Indonesia cukup besar, mengingat sampai saat ini belum ada pabrik metil salisilat yang tercatat telah berdiri di Indonesia. Pabrik ini direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan kapasitas produksi metil salisilat 99,65% w/w 30000 ton/tahun. Bahan baku utama yang dibutuhkan adalah metanol 99,85% w/w sebanyak 17909,3043 ton/tahun dan asam salisilat sebanyak 31404,0759 ton/tahun. Metode yang digunakan adalah fischer esterification dengan katalisator asam sulfat. Secara umum, tahapan proses pembuatan metil salisilat adalah sebagai berikut: (i) reaksi antara metanol dan asam salisilat dengan katalisator asam sulfat dalam reaktor alir tangki berpengaduk, (ii) netralisasi katalisator asam dan sisa asam salisilat yang tidak bereaksi menggunakan larutan NaOH encer, (iii) pemisahan garam-garam hasil netralisasi, (iv) pemurnian produk metil salisilat melalui proses evaporasi dan (v) recovery metanol dengan proses distilasi. Sebagai penunjang, unit utilitas menyuplai kebutuhan air sebanyak 88937,1358 kg/jam, listrik sebanyak 560,7322 kVa, dan udara tekan sebanyak 84 m3/jam. Pabrik ini akan didirikan di Kawasan Industri Kariangau, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dengan pertimbangan raw material oriented. Kawasan tersebut dekat dengan industri metanol dan dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah pengadaan bahan baku asam salisilat yang didatangkan dari Cina serta pemasaran produk metil salisilat. Terdapat Waduk Wain, sehingga sumber air untuk unit utilitas berasal dari air sungai. Perhitungan evaluasi ekonomi memberikan hasil modal tetap yang dibutuhkan adalah sebesar $23,470,231.33 dan modal kerja sebesar $23,791,896.55. Pada kapasitas 100% produksi, diperoleh ROI before tax sebesar 37,23%, ROI after tax sebesar 18,61%. POT before tax sebesar 2,1 tahun, POT after tax sebesar 3,5 tahun dengan BEP sebesar 44,87%, SDP sebesar 24,80%, dan DCFRR sebesar 19,19%. Berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi tersebut, maka pabrik metil salisilat dengan kapasitas 30000 ton/tahun ini layak untuk dikaji lebih lanjut.

Methyl salicylate is one of the most important derivative of salicylic acid, beside aspirin. It is an ester that has a wide range of uses in many industries. In pharmaeutical industries, methyl salicylate is used as an active ingredient in many of it’s formula as an analgesic. It’s well known aroma has also made it popular in the food beverage and cosmetic industries. Opportunities of developing the methyl salicylate industry in Indonesia is still quite large, considering that there exists no manufacturer here. The plant is planned to operate for 330 days/ year with a 99,65% w/w methyl salicylate production capacity of 30000 tons/ year. The main raw material required is as much as 17909,3043 tons/ year of 99,85% w/w methanol and 31404,0759 tons/ year of salicylic acid. The process used to produce methyl salicylate is the fischer esterification with sulfuric acid catalyst. In general, the methyl salicylate manufacturing process is as follows: (i) reaction between methanol and salicylic acid with sulfuric acid catalyst in a continuous-stirred tank reactor, (ii) neutralization of acid catalyst and residual unreacted salicylic acid using dilute NaOH solution, (iii) separation of salts, (iv) methyl salicylate purification through evaporation and (v) methanol recovery through distillation . As a support, the utility plant unit supplies water as much as 88937,1358 kg/ hour, 560,7322 kVA electricity and compressed air up to 84 m3/ hour. The plant will be established in Kariangau Industrial Complex, Balikpapan, East Kalimantan province, based on availibility of raw material. The region is close to the methanol industry and close to the harbor making it easier to import salicylic acid from China as well as to support distribution of the product. Plant location is close to Wain Dam, so the source of water for the utility plant unit is from river water. Calculation of economic evaluation results in fixed capital as much as $23,470,231.33 and working capital $23,791,896.55. At 100% production rate, ROI before tax 37,23%, ROI after tax 18,61%, POT before tax of 2,1 years, POT after tax of 3,5 years, with BEP at 44,87%, SDP at 24,80%, and 19,19% for DCFRR. Considering the economic evaluation that has been done, this methyl salicylate plant with capacity of 30000 tons / year is worth it to be studied further.

Kata Kunci : Metil Salisilat, Asam Salisilat dan Metanol