PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia)
SARBINI, Prof. Dr. H. Koento Wibisono
2013 | Disertasi | S3 Ilmu FilsafatDisertasi ini berjudul Pariwisata dalam perspektif Ilmu Filsafat: Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia. Hal yang mendorong perlunya penelitian ini dilakukan adalah perkembangan ilmu pariwisata di Indonesia yang masih miskin dengan pendekatan kefilsafatan sehingga ilmu pariwisata di Indoneisa terjebak pada ranah kuantitif-posivistik. Oleh karenanya menurut peneliti sangat penting memberikan landasan filsafati bagi ilmu pariwisata yang berkembang pesat seiring dengan kehendak bangsa Indonesia untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber devisa negara yang sangat potensial. Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut. Pertama, menemukann hakikat pariwisata. Kedua, menunjukkan dan melakukan analisis kritis landasan filsafati ilmu pariwisata: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga, merefleksikan hasil kajian filsafati bagi upaya mengembangkan ilmu pariwisata. Penelitian ini adalah penelitian literer bersifat kualitatif filsafati. Data yang dikumpulkan bersumber dari kepustakaan tentang pariwisata sebagai objek material. Objek formal adalah ilmu filsafat. Metode yang digunakan: hermeneutika, analisis sintesis, dan heuristika. Hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, pariwisata secara fenomenologis pada hakikatnya berkaitan dengan perjalanan, gejala, dan interakasi yang dilakukan manusia sebagai eksistensi yang memiliki multi kepentingan. Kedua, sebagai ilmu, pariwisata memiliki landasan filsafati yang mendasar. Dasar ontologis pariwisata adalah relasi, yakni korelasi antara subjek sebagai pelaku wisata dan objek wisata yang tidak dapat dipisahkan; keduanya terjalin erat membentuk sebuah kenyataan yang dikenal dengan istilah pariwisata. Dasar epistemologi pariwisata adalah empirisme artinya bahwa pariwisata betitik tolak atas fenomena riil, kemudian fenomena itu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi realitas wisata yang mensejahterakan masyarakat. Dasar aksiologi pariwisata adalah aspek-aspek yang terkait dengan estetika yang menyangkut seni dan keindahan; juga terkait dengan soal-soal moralitas. Ketiga, hal yang dapat direfleksikan untuk pengembangan ilmu pariwisata di Indonesia adalah perubahan “paradigma†atau semacam mind stream ilmu pariwisata untuk tidak terjebak dalam jalur pasitivistik-kuantitatif, namun aspek-aspek kualitatif misalnya hal-ihwal yang menyangkut kemanusiaan secara komprehensif tetap harus diperhatikan; oleh karena itu ilmu pariwisata yang masuk dalam rumpun ilmu sosial-humaniora harus tetap dikawal filsafat.
This dissertation entitles Tourism in the View of Philosophy: Its Contribution to the Development of Tourism Studies in Indonesia. This research is important since tourism studies in Indonesia are lacking for philosophical perspectives and thus leading to quantitative-positivistic paradigm. It is therefore urgently important to give a philosophical foundation to the study of tourism in Indonesia regarding the importance of tourism related sectors for state revenues and reserves. In details, this research is aimed at these objectives: first, finding the philosophical nature of tourism; second, showing and critically analyzing the philosophical foundation of tourism knowledge, namely ontology, epistemology, and axiology respectively; and third, reflecting the result of philosophical study in order to develop tourism studies. This research is a literary qualitative philosophical study. The primary data collected here are based on literary study about tourism as a material object. Meanwhile, the formal object of the study is philosophy, applying hermeneutic, synthetic analysis, and heuristic methods. Results of the research show that: first, tourism in phenomenological view is a phenomenon related to travel, interaction and phenomenon of human as an existence possessing a range of interests. Second, tourism has its philosophical foundation. Ontological foundation of tourism is relation, that is: relation between subject as tourism practitioners and tourism object that cannot be separated, both are bound together and realized as tourism. Epistemological foundation of tourism is empiricism which means that tourism has its real phenomenon which is developed in such a way that it contributes to people’s welfare. Axiological foundation of tourism is aspects related to aesthetics of arts and beauty and moral as well. Third, tourism studies development in Indonesia has experienced a paradigm shift or the main stream of tourism studies which is presently not trapped in a so-called positivistic-quantitative paradigm, but also a qualitative one, such as humanistic values. Therefore, tourism which is included in the school of social-humanity needs philosophy to be developed.
Kata Kunci : pariwisata, ontologi-epistemologi-aksiologi, sosial-humaniora